Maura membuka matanya perlahan ketika menyadari sinar matahari pagi mengintip lewat sela tirai kamarnya.
Maura merenggangkan seluruh tubuhnya dan bangun, duduk dikasurnya.
Maura mengingat kembali kejadian tadi malam.
Ya, kejadian dimana ia bersama Rangga.Maura sadar bahwa Rangga sudah tak memeluknya lagi seperti kemarin malam.
Rangga sudah pergi batinnya.Maura merasa ada perasaan tenang sekaligus bimbang ketika mengingat kejadian semalam.
Ia merasa begitu tenang ketika Rangga memeluknya, seolah tak kan menginggalkannya, tetapi disisi lain, Maura takut jika Rangga mengetahui masalalunya.
Bisakah Rangga menerima masalalunya? Maura membatin.Seulas senyum terukir dibibir mungil Maura.
Tidak seharusnya ia berpikir terlalu jauh saat ini, Rangga bukan siapa-siapa untuk Maura begitupun sebaliknya.
Mereka hanya saling kenal saat ini, tak ada hubungan lebih saat ini ataupun seterusnya.Mungkin.
Ketika Maura sedang sibuk dengan pikirannya saat ini, Maura mendengar sedikit keributan dibawah sana.
Maura beranjak dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya dan menuju ke lantai bawah.
Maura sedikit mengerutkan dahinya ketika melihat siapa pelaku yang sedari tadi menimbulkan suara ribut di rumahnya dan mendadak senyum Maura terpampang jelas ketika melihat orang tersebut.
*****
Flashback onRangga masih duduk bersandar di sofa dengan gadis mungil dipelukannya.
Ya, Maura yang saat ini sedang tertidur didalam pelukkan Rangga terlihat sangat nyaman berada dipelukkanya.Rangga tak melepaskan Maura sama sekali saat ini, Rangga tak menyangka kejadian di parkiran cafe tersebut bisa membuat seorang Maura begitu sangat ketakutan, atau memang ada hal lain yang maura sembunyikan darinya selama ini, pikir Rangga.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewatnya sepulu menit ketika mendadak ponsel Rangga bergetar.
Drrt..drrt..
Rangga menatap nama yang tertera pada ponselnya, dan Rangga langsung mengangkat telfonnya.Suara bernada panik terdengar disebrang sana.
"Rangga masih diluar ma, mungkin Rangga gak balik kerumah".
Rangga mendengarkan dengan seksama suara disebrang sana.
"Rangga nginap dihotel, besok Rangga langsung ke kantor". Ucap Rangga menenangkan mamanya.
Tak lama sambungan terputus.
Rangga membuka kembali ponselnya dan mengirimkan pesan singkat ke Bimo dan Nando."Besok ke kantor gue sebelum makan siang".
Rangga mengirimkan pesan tersebut ke kedua sahabatnya.Rangga meletakkan ponselnya dimeja dan mendadak Maura bergerak sedikit dari pelukkan Rangga dan mengeratkan peluknya ditubuh Rangga, dada bidang Rangga menjadi sandaran yang nyaman untuk Maura.
Rangga tersenyum tipis sambil mengelus puncak kepala Maura.
Rangga bisa mencium bau sampo yang Maura gunakan untuk rambut hitam tebal bergelombangnya.
Rangga menyandarkan dahinya dipuncak kepala Maura sebelum menutup matanya sejenak dan semakin mendekap maura seolah ia tak rela melepas gadisnya ke tangan siapapun.Drrt..drrt..
Ponsel Rangga bergetar kembali, Rangga mengerang siapa lagi pikirnya."Gue dirumah maura"
Terdengar suara sunyi disebrang sana.
"Ya, besok ada yang mau gue omongin ke kalian, jangan telat".
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Maura [COMPLETED]
Romance[My first story on wattpad] [18+] "Masalalu melukaiku, merobek asa dan semangat hidupku. Jika aku masih disini sekarang, ingatkan aku untuk mencari penawarnya". -Maura Aulia "Jika masalalumu sangat menghancurkanmu, ingatlah masih ada aku yang bersed...