Rangga memacu kencang kendaraannya, tatapannya terlihat sangat fokus memandang kearah jalan. Rangga ingin segera menuju ketempat Bimo saat ini. Mengingat kejadian yang Maura alami membuat emosi Rangga semakin menjadi.
Sesampainya di depan rumah Bimo, Rangga melangkah dengan cepat menuju kedalam rumah tanpa menatap sekitar rumah Bimo yang terlihat beberapa pelayan tersenyum padanya.
"Rangga??ngapain kesini??"
Langkah Rangga terhenti ketika mendengar suara tersebut, suara yang saat ini membuat Rangga ingin melayangkan pukulannya kewajah pemilik suara tersebut.
Rangga berbalik dan menatap pemilik suara tersebut dengan tatapan nanar.
Siapa lagi jika bukan Rena yang saat ini sedang tersenyum menatap Rangga dan di temani Nina yang berada disampingnya dengan tatapan penuh tanya.Rangga menghampiri kedua wanita tersebut dan mengarahkan pandangannya hanya ke Rena.
Rena yang awalnya tersenyum mendadak terlihat panik ketika ia dapat membaca suasana hati Rangga yang sedang sangat tidak baik.
Dalam satu sentakan tangan Rangga berhasil menarik lengan Rena dengan kasar.
"Lo apain Maura hah?!!" ucapan Rangga terdengar begitu menyeramkan seisi rumah.
Rena hanya terdiam karena telihat sangat ketakutan. Rena bungkam seribu bahasa.
"Ngga, apa-apaan nih Ngga??lepasin tangan lo ke Rena". Nina yang berada disamping Rena mencoba menenangkan Rangga.
"Diam nin, ini urusan gue sama temen lo, gue gak akan lama disini". Ucap Rangga pelan tapi penuh penekanan tanpa menatap nina samasekali.
"Gue tanya lo apain Maura?! Lo tuli atau bisu?!". Rangga berteriak tepat didepan wajah Rena.
"Gue gak ngapain-ngapain dia!!! Gue gak salah!!". Ucap Rena sambil berteriak dengan tubuh yang bergetar hebat.
Rangga yang mendengar ucapan Rena barusan semakin terpancing emosinya, Rangga memegang kedua lengan Rena dan mengguncang tubuh kurus Rena sekuat mungkin tanpa mempedulikan orang-orang sekitar yang terlihat panik sekarang.
"Lo ngaku atau hidup lo hanya sampe disini!". Rangga mengancam rena.
"Gue cuma ke tempat si pelacur itu kerja!! Kenapa?! Kenapa lo belain dia?? Dia pelacur Ngga, dia pelacur!!" Rena memberanikan diri bicara pada Rangga.
"Jaga omongan lo!! Lo gak tahu apa-apa tentang Maura!!
"Lo yang gak tau tentang Maura!! Gue hanya gak mau lo jatuh ke tangan pelacur tengik seperti dia!". Rena berteriak sambil menangis sesenggukan.
Rangga melepaskan tangannya dari lengan Rena dan menarik dagu Rena dengan kasar.
"Sekali lagi gue dapat kabar lo nemuin Maura dan nyakitin dia, gue bersumpah hidup lo bakal dalam bahaya". Rangga menghempaskan dagu Rena dan langsung beranjak pergi keluar rumah Bimo. Langkah kaki Rangga terdengar mulai menghilang dan suara mobil Rangga pun mulai menjauh.
Setelah kepergian Rangga suasana dirumah Bimo masih terasa sangat sunyi, hanya terdengar suara tangisan Rena diseluruh ruangan saat ini, kaki Rena melemas dan Rena terduduk dilantai sambil memegang dadanya. Nina yang berada di dekat Rena langsung memeluknya yang terlihat begitu sangat ketakutan. Rena tak kuasa menahan kecewa ketika pria yang dulu sangat mencintainya kini berubah menjadi monster.
"Lo bener-bener harus mati Ra, harus!".
*****
"Ngapain lo disini?". Suara Bimo mengejutkan Rangga yang sedang terpekur di ruang kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Maura [COMPLETED]
Romance[My first story on wattpad] [18+] "Masalalu melukaiku, merobek asa dan semangat hidupku. Jika aku masih disini sekarang, ingatkan aku untuk mencari penawarnya". -Maura Aulia "Jika masalalumu sangat menghancurkanmu, ingatlah masih ada aku yang bersed...