Dave POV
Siang ini aku akan bertemu dengan Psikiater suruhan Leon dan Mamah ku.
Cihh, pantaskan wanita itu masih ku sebut mamah.
Ya, baiklah ini demi Kate, demi Katherin wanitaku, masadepanku.
Leon is calling.....
Si bodoh itu tak henti-hentinya mengingatkan ku dengan jadwalku hari ini.
"Hallo.. Ya aku ingat!"
"........."
"Sudahlah aku ini tidak pikun! Kenapa kau seperti alarm hidup?!"
"......."
"ya ya ya ya"
"......."
Aku mematikan panggilan secara paksa, aku malas mendengar ocehan manusia bodoh itu.
Kate.... Andai kau yang setiap waktu mengingatkan jadwalku, andai kau masih menungguku pulang, andia kau masih bersamaku...
Andai.. Andai... Hanya andai yang tersisa dan penyesalan yang aku terima.
Kate... Apa kau memikirkanku seperti aku memikirkanmu?
Kau pasti mengomel jika aku tak makan kan? Entah kapan terakhir kali aku menelan makanan.
Rindu? Bahkan ini lebih dari sebuah rasa rindu."Katherin!!" teriakku.
'tin-tin'
Klakson mobil menyadarkanku.
"Siapa yang menjemputku?" tanyaku bingung dan mencoba keluar.
Seorang wanita turun dari mobil tersebut dan tersenyum ke arahku.
"Hallo... Kau Dave Thompson?" tanyanya ramah.
Aku tak tertarik menjawabnya, aku hanya membalas dengan anggukan.
"Kau ada jadwal konsultasi denganku siang ini, bagaimana kalau kita mengobrol di Cafe saja?" tanyanya
"Akh.. Terserah" balasku seraya masuk ke dalam mobilnya.
Di perjalan dia mencoba mengajakku bicara tapi aku hanya membalas dengan deheman dan anggukan.
"Bagaimana harimu Dave?" tanyanya lagi entah keseberapa kalinya.
Aku membuang nafasku kasar.
"Kau ingin tahu bagaimana hariku? Kau ingin tahu bagaimana hariku kemarin? Kemarinnya lagi? Kemarinnya lagi?"
"Aku tidak baik-baik saja! Aku remuk setelah dia pergi! Dia benar-benar pergi! Kau tahu apa arti kata pergi?"
"Kata yang sangat mengerikan! Sangat mengerikan!! Tapi dia mengucapkannya saat kita akan memulai yang baru!!"
Dia mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate My New CEO
Romance"Sepertinya aku tertarik padamu?" ucap pria itu "Tapi aku terauma oleh pria kaya raya sepertimu?!" balas Kate dingin. ************* "aku merindukan mu, merindukan anak kita" ucap pria brengsek itu "tapi aku tidak! Siapa yang kau sebut anak kita? Dia...