31

14K 708 31
                                    

"Jadi?"

Dia membuang nafasnya lemah

"Ayahku meninggal minggu lalu" ucapnya menahan tangis.

Sungguh? Tuan Hamings meninggal? Entah aku harus bahagia atau sedih?

Aku bahagia karena manusia terjahat di dunia ini sudah pergi, tapi di satu sisi dia pernah menjadi mertuaku.

Sejahat apapun dia, dia tetap kakek Jacob.

"aku ingin meminta maaf atas semua perbuatan Ayahku yang sangat menyakitkan bagimu, aku tak memintamu memaafkannya tapi yang jelas di akhir hayatnya kemarin dia menyesal"

"Dan dia ingin bertemu dengan cucunya dan kau" tambah Petter.

"Aku turut berduka cita Pett, tenang saja... Aku sudah memaafkannya dan tentu saja aku sudah memaafkanmu" ucapku menenangkannya.

Sungguh dia terlihat sangat rapuh.

"Dan lusa aku akan pergi ke Paris karena aku harus menjalankan perusahaan keluargaku yang disana"

Aku mengangguk, sungguh akhirnya dia pergi.

"Tapi..." ucapnya menggantung.

"Bolehkan aku mengajak Jacob ke makam Ayahku?" tanyanya.

Oh, sungguh aku harus memperbolehkannya jika memang Jac mau.

Aku menatap Jacob, aku mengangguk seraya tersenyum.

"Baiklah... Dad" ucap Jacob ragu.

Dad? Oh baiklah, memang darah Petter mengalir dalam tubuh Jacob.

Petter kaget dengan ucapan Jacob tadi.

"Bo-bolehkah aku mendengarnya sekali lagi?" pinta Petter memohon.

Jacob menatapku ragu, tapi aku meyakinkannya dengan senyuman.

"Dad, kau Daddy ku" ucap Jacob.

Petter tersenyum bahagia.

"Akhirnya, bolehkah aku memeluk anakku ini Kate?" tanya Petter.

Kenapa dia banyak meminta.

"Kau banyak maunya Petter!" kesalku seraya terkekeh.

Jacob langsung berlari ke pelukan Petter.

"Maafkan Dad, Jac" ucap Petter terisak.

"Aku mencintaimu Dad" ucap Jacob tak kalah menangis.

Sungguh, aku terharu melihatnya.
Inilah yang seharusnya aku lihat, inilah yang seharusnya aku rasakan setiap harinya.

"Mommy, ayo berpelukan" ajak Jacob.

"Tidak Jac" tolakku.

Tapi tanganku di tarik oleh Petter dan aku pun ikut hanyut dalam pelukan hangat sebuah keluarga yang dulu pernah terjalin.

"Aku pegal Pett" ucapku seraya melepaskan pelukannya.

Petter tersenyum sangat lebar, aku tahu dia bahagia.

"Terimakasih Kate.. Kau memberiku kesempatan untuk memeluk anakku" ucap Petter.

Aku hanya membalas dengan senyuman.

Aku sedikit tak percaya dengan perubahan Petter, aku takut kejadian dimana Jacob di culik akan terulang lagi.

"Pett" panggilku.

"Ya?"

"Bo-bolehkah aku ikut?" tanyaku ragu.

Dia tersenyum.

I Hate My New CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang