34

13K 735 10
                                    

Aku kadang merindu
Tapi benci akan hal itu
Bagai merpati yang terbang tinggi
Tapi aku lupa jalan kembali

Hasrat akan datangnya indah
Entahlah hanya saja itu tak mudah
Terduduk lesu menunggu waktu
Terdiam sepi menatap semu

Wanita ini sedang sendiri
Wanita ini hanya butuh seseorang yang tak akan pergi
Wanita ini sedang menunggu yang tak akan pernah kembali lagi
Wanita ini hanya bisa berdiam diri.

Egoku tinggi, bagaimana dengan egomu memintaku tetap disini saat aku terluka karenamu

Aku hanya butuh waktu, kenapa kau pergi meninggalkanku

Aku yang bodoh? Atau kau yang memang ingin pergi dariku?

Mimpiku membumbung tinggi
Rasaku kau tinggal pergi
Terjatuh aku lagi
Tanpamu akan mati.

Kiasan cinta yang katanya nyata
Ternyata kata pertama memang adanya
Indah itu kata mereka
Tapi berbeda dengan pandanganku dari sisi lainnya.

"Kate" suara yang membuatku bangun dari lamunanku.

Ternyata itu Ka Kean.

"Ya?" balasku mencoba terlihat baik-baik saja.

Dia melangkah mendekat dan duduk di hadapanku.

"Kate... Apa kau baik-baik saja?" tanya kakakku khawatir

Aku mencoba tersenyum.
"Aku baik-baik saja ka, ada apa?" tanyaku

Dia menarik nafasnya panjang dan mengeluarkannya perlahan.
Sepertinya ini hal yang serius.

"sepertinya aku sudah melajang sangat lama dan..." ucapnya ragu.

Aku tersenyum mendengarnya.

"Kau akan menikah? Oh God, itu bagus. Buatlah keluargamu sendiri kak, bahagialah dengan keluargamu sendiri. Tugasmu mengurusku sudah selesai, aku dan Jac sudah mampu berdiri sendiri" ucapku memegangi bahunya.

"Tapi... Kate, sepertinya ini bukan waktu yang tepat karena kau..."

"Setiap waktu menyimpan keistimewaannya sendiri, detik berlalu menjadi menit lalu berganti menjadi jam dan hari pun berlalu dan begitu seterusnya"

"Aku akan mendukungmu, apapun itu karena kau kakak ku" ucapku memberitahunya

Dia memelukku dengan erat.

"Jadi... Kapan kau akan mengenalkan calonmu?" tanyaku.

"Secepatnya" balasnya.

"Baiklah, jagalah dia Kak, kumohon" ucapku.

Dia mengganggu dengan mantap dan berlalu.

Ah, aku rasa Emma akan menjadi seseorang yang paling tersakiti disini.
Aku tak tega memberitahunya.

Tapi, aku harus melakukannya agar dia tak lagi berharap.

Hidupku sangat merepotkan keluargaku terlebih kakak ku yang tak ingin menikah karena harus menjagaku tapi akhirnya dia menikah juga.

Saat aku kembali ke toko tak lama Emma datang lagi.

"Hallo nona Collins" ledeknya.

"Ada apa Emm?" tanyaku yang masih sibuk menata Roti.

"Aku lapar, dan aku kesini ingin sedikit bergosip" bisiknya.

Aku terkekeh mendengar ucapan Emma.

"Baiklah, duduk dan tunggulah aku sebentar" titahku.

Tak lama akupun selesai menata Roti-roti hangat.
Lalu aku menghampirinya.

"wahh aku suka Roti mu yang ini" ucapnya seraya menyantap Rotiku dengan rakus.

I Hate My New CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang