Niall pov
New York. Here we are!!!
Kami bertiga sudah di NY. Tepatnya di apartemen yg sudah the boys sediakan. Tempatnya bagus dan aku suka dengan viewnya dari sini. Zayn dan Harry memang pintar memilih tempat ini. Perjalanan sangat melelahkan. 8 pm kami baru tiba.
Cal juga sangat kelelahan sepertinya. Hanya dengan bersandar di kasur sebentar ia sudah tertidur. Kini Keenan yg kesusahan membuka pakaiannya dan menggantikannya dengan pijama.
"Niall kau tidak tidur?" tanya Keenan saat mengganti bajunya.
"I wanna sleep in your arms huney"
"Dont be like Cal, Niall." jawabnya.
Ya, Cal memang anak yg manja tapi ia mandiri. Ia lebih dekat dengan Keenan dibanding aku, mungkin karna aku jarang ada dirumah bersamanya.
**
Pagi hari yg cerah ini membuat aku bersemangat mengajak kedua wanita ini untuk berjalan jalan. Lagi pula sudah 2 minggu lebih Cal tinggal denganku tapi aku belum sempat mengajaknya jalan jalan. Mungkin ini waktu yg tepat untuk mengajaknya.
"Where we'll go dad?"tanya Cal sambil bermain dengan teddy bearnya. Aku sibuk menyetir sedangkan Keenan sibuk dengan Iphonenya itu.
"ask your mom Cal"suruhku.
"Mom where we'll go?"tanya Cal. Seperti yg kubilang tadi, ia sibuk dengan Iphonennya.
"Mom?"panggil Cal.
"Yea huney?" Akhirnya Keenan menjawab.
"Kita mau kemana? Dari tadi aku sudah memanggilmu mom!" Cal mulai sinis. Lagi-lagi Keenan tidak menjawab, ia malah asyik dengan handphonenya. Aku hanya menggeleng melihat tingkahnya.
**
Keenan pov
"Niall, kurasa ini sudah cukup!" ucapku pada Niall yg membawa beberapa belanjaan. Sepatu, baju, dress, topi dll sudah dibeli untuk Cal. Kurasa ini semua sudah cukup.
"Hmm...Cal what you want anymore?"tanya Niall.
Ia benar-benar menyayangi anakanya ini tapi jika begini terus aku hanya takut Cal menjadi anak yg manja dan kurang ajar.
"Niall sebaiknya kau jangan terlalu boros" protesku.
"Aku hanya ingin membahagiakan anakku" jawabannya malah seperti itu. "Tapi ini semua sudah cukup. ini berlebihan, ok?" bentakku.
"Really? Kau membentakku? Hah?"
Oh god Niall marah. Cal hanya menutup kupingnya dan menatap kami bergantian. Aku rasa orang-orang disini juga diam-diam melirik kami.
"Mom. Dad. Stop!!!!" teriak Cal. Aku tidak menyangka Cal akan berteriak. Kali ini orang-orang melihat percakapan kami. Lalu Cal pergi berlari keluar dari toko ini.
"Cal!!!" teriak Niall lalu ia menjatuhkan semua belanjaannya dan meninggalkan dompetnya padaku dan berusaha mengejar Cal.
Sungguh aku benar-benar khawatir. Apakah Niall akan mendapatkan Cal? Bagaimana jika Cal hilang?
"Maaf nyonya. Apa kau ingin membayar?" tanya security bertubuh besar ini. Mungkin ia heran akan apa yg terjadi barusan.
"Ah...ngg..yaa tentu. Tentu aku membayarnya" jawabku gugup.
"Thanks" ucapku pada security itu saat membantu membawa belanjaanku.
**
"Cal? Are you sleepy?"aku melirik kearahnya yg menyelimuti tubuhnya. Ia tidak menjawab. Aku tahu ia tidak tidur. Apa ia masih marah denganku?
"Cal. Mom ingin bicara"
Akhirnya Cal menoleh walaupun dengan wajah yg ditekuk. Aku duduk dikasur ini sambil mengelus puncak kepalanya.
"Cal? maafin mommy ya?" Cal mengangguk lemah.
"Mom membentak daddy tadi demi kebaikan kita" Cal hanya memainkan jari-jari mungilnya.
"Mom hanya tidak mau daddy terlalu boros, karna masih banyak yg kita butuhkan kedepannya nanti."
Cal menoleh. "Aku akan bilang pada daddy mom supaya ia tidak berlebihan terhadapku"
Aku mencium pipinya. "Thanks huney"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAITH (On Editing)
Fanfiction"Where there is a hope, there is a faith. When there is a faith, miracles happened" Sequel from Deserve. [One Direction's Fanfiction] [Status: belum di revisi]