Chapter 9

3.9K 305 67
                                    

Niall pov

Hari ketiga. Ya tuhan aku benar benar berharap ia akan sadar hari ini. Setelah semalaman menjaga Keenan aku memutuskan untuk pulang sebentar ke apartemen.

Aku mengajak Cal kerumah Dr.Eve karna ada baju Cal yg tertinggal disana saat Cal bermain disana. Sementara Renai, baby sitter Cal itu kusuruh ia menjaga Keenan sebentar. Aku melajukan mobilku cepat.

"Daddy? apa mommy sudah sadar?" tanya Cal dengan lugunya.

"Sebentar lagi sayang" itulah yg selalu aku jawab akan pertanyaan Cal yg terus ia tanyakan. Sampai didepan rumah Dr.Eve. Jujur aku baru pertama kali kesini.

Dengan alamat yg ada dikartu namanya itu yg menjadi petunjukku. Ku kira aku akan tersesat. Aku memarkikan mobilku didepan rumahnya.

"Mau apa kita kerumah ibu dokter dad?" tanya Cal saat kubantu ia melepaskan seat-beltnya.

"Ada bajumu yg tertinggal disana Cal"

Aku dan Cal masuk lalu menekan bel pintu rumahnya. Tidak lama kemudian Dr.Eve pun keluar. Dengan kemeja putih dan celana jeans pendek yg hampir tertutup oleh kemejanya itu ia terlihat sangat seksi. Terlebih dengan rambutnya yg terurai.

"Hi aunty" sapa Cal yg membuat aku tersadar dari lamunanku yg memandang Dr.Eve.

"Hi cutie. How are you huney?" tanyanya. Ia mencium pipi Cal.

"Eve, ada baju Cal yg sepertinya tertinggal disini" ujarku.

"Ya memang. Aku sudah menyimpannya. Ayo masuk" aku mengikuti langkah Eve dan Cal dari belakang. Mereka bergandengan tangan dan sangat akrab layaknya ibu dan anak.

Aku bahkan belum pernah lihat Keenan seakrab Eve dengan Cal. Tapi bagaimanapun, Cal tetap anakku dan Keenan.

Aku menunggu diruang tamu sedangkan Cal mengikuti Eve kekamarnya mengambil baju Cal. Lalu telfonku berbunyi.

"Dr.Eve?"

Kenapa ia menelfon? padahal kan kami sedang ditempat yg sama.

Aku mengangkatnya.

"Niall? can you help me?" tanyanya ditelfon. Ia menyuruhku kekamarnya. Aku menaiki anak tangga dan membuka pintu.

"whatsup eve?"

Aku melihatnya sedang berdiri diatas kursi kayu yg hampir rapuh. Ia seperti kesusahan ingin mengambil sesuatu diatas lemari itu.

"Niall can u help me?" tanyanya. Aku mengangguk.

"tolong pegangi kursi ini. Aku harus mengambil sesuatu diatas lemari ini" Aku segera memegangi kursi ini dengan kedua tanganku.

Sedangkan tangannya sibuk untuk meraih sesuatu. Cal hanya duduk dipinggir kasur sambil sesekali menunduk melihat kedua sepatu mungilnya.

"Little bit. cmonn!" geram Eve.

Aku sungguh takut ia terjatuh karna kursi ini benar benar sudah rapuh.

"Ah sedikit lagiiiii" teriaknya.

"Who...woaaahhh"

Benar apa dugaanku. Ia pasti terjatuh. Aku berusaha menangkapnya namun yg terjadi malah tubuhnya menimpa diriku.

Dan...dan...ya tuhan bibir nya menyentuh bibirku.

Ini karna gaya grafitasi yg benar benar cepat membuatnya terjatuh. Aku bisa rasakan detak jantungnya yg cepat.

"eew..." ujar Cal yg membuat aku dan Eve tersadar dan bangun.

"sorry" ia mengelap bibirnya pelan. Begitu juga aku.

FAITH (On Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang