Chapter 18

3.2K 317 15
                                    

Author pov

Dimalam yg duka itu, ibu mertua dr Niall Horan mengadu sesuatu tentang suaminya kepada menantu satu satunya itu.

John Rissaber alias ayah dr Keenanta sudah tiada.

Dokter sudah mengkonfirmasi hal itu.

Kini Niall benar benar bingung.

Ia yg akan diandalkan di saat saat ini.

Tapi disisi lain, ia bingung bagaimana cara mengatakannya pada Keenan tentang kematian ayahnya.

Karna Keenan baru saja melahirkan. Ia akan sangat shock jika mendengar ini.

Disisi lain pula, Niall bingung dimana Cal. Anaknya itu.

Ia baru ingat jika tadi ia meninggalkannya dan masuk kedalam ruangan Keenan.

Tapi tentang Cal, Niall sudah lapor pihak rumah sakit dan bahkan sudah lapor polisi, walaupun masih khawatir, setidaknya ia sedikit tenang karna polisi sedang mencarinya.

Laki laki itu menghampiri istrinya yg sedang khawatir akan Cal.

"Niall? Bagaimana? Cal ketemu kan? Dimana dia sekarang?"

Sungguh. Ia bingung bagaimana menjelaskannya.

"Polisi sedang mencarinya sayang. Kau tenang saja. Dia akan baik baik saja"

Niall mencoba menenangkan istrinya itu.

"Bagaimana jika terjadi apa apa dengannya Niall? Aku sungguh ingin bertemu dengannya!!!"

"Keenan please dont shout out!!!"bentaknya.

"Sorry huney..."

Ia membelai kepala istrinya yg kaget akan bentakkan suaminya itu.

"Huney im really sorry and...i hate to tell this to you"

Matanya mulai berlinang. "Temme"

"Uhm...your dad...."

Keenan tidak bisa menahan tangisnya lagi saat Niall akhirnya mengatakan "Your dad is rest in peace"

**

Pemakaman yg sederhana yg hanya didatangi beberapa sanak saudara serta rekan dr Mr.Rissaber akhirnya selesai.

Anak tunggalnya itu tidak ada hentinya menangis.

Ia bahkan lupa bahwa ia baru saja melahirkan kedua anak kembar.

Anak kembar itu masih dalam rumah sakit dalam perawatan dokter.

Awalnya Niall tidak mengijinkan Keenan ikut dipemakaman ini, tp Niall merasa dirinya jahat sekali bila tidak mengijinkan istrinya diacara pemakaman ayah kandungnya itu.

Beberapa kali ia jatuh pingsan dan kemudian sadar lagi.

Keenan benar2 tidak terima atas kepergian ayahnya itu.

Lain dengan Mrs.Rissaber.

Beliau bahkan terlihat cukup tegar dan ikhlas melepas kepergian suami tercintanya itu.

Niall juga larut dalam kesedihannya.

Setelah pemakaman selesai, orang tua Niall baru sempat datang ke Amsterdam.

Setidaknya mereka harus turut berduka cita akan hal ini.

Sementara keluarga One Direction yg lain baru sempat ke Amsterdam mungkin esok atau lusa karna sesibuk apapun mereka, mereka tetap harus berbela sungkawa terhadap keluarga Keenan.

Keenan kini masih dipemakaman ayahnya, bersama ibunya dan Niall.

Sedangkan para tamu yg td datang melayat sudah pulang.

"Excuse me"

Sapa seorang laki laki berambut coklat muda dan membuat ketiga manusia ini menoleh.

Lalu laki laki itu menaruh sebucket bunga keatas batu nisan itu.

"Maaf aku baru bisa datang"ujar laki laki itu dengan sopan.

"Luke?"

Keenan yg tidak percaya akan laki laki dihadapan ini segera memperhatikannya dengan setiap inci diwajahnya.

Benar. Itu adalah Luke Addirson.

Sahabat Keenan sejak ia kecil.

.

.

.

.

.

Aduhh Keenan turut berduka cita yaaa;(

dan untuk Cal, kamu dimana syg? cepatlah kembali huhu...

Nah sekarang, Luke muncul lagi nihhh setelah bertahun2  ga ketemu sm Keenan.

Btw sorry kalo chapter ini kependekan yaa:(

Vomment nya guys biar gue semangat next update nya hehehe:D

FAITH (On Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang