•13• Keputusan

111 5 4
                                    

Kamu itu seperti burung yang disulap tahu nggak? Tiba-tiba muncul. Kadang tiba-tiba menghilang.

-Little Change-

🌹

"Kak, gue mau jalan-jalan dulu, lah. Pusing gue diem ditempat mulu."

Thessa bangkit dari bangku panjang di ruang tunggu rumah sakit. Hari ini, Thessa mengantar Caesa untuk check up karena sudah 2 bulan Caesa belum juga datang bulan. Caesa takut sendiri.

Apalagi kata-kata Thessa selalu menghantuinya seperti ini; mampus lo. Jangan-jangan lo anu lagi ...

Thessa kalau ngomong suka ceplas-ceplos kayak ibu kos.

"Jangan lama-lama!" seru Caesa menatap punggung Thessa yang kian lama makin menjauh dan hilang di belokan ruangan rumah sakit.

Thessa menelusuri seluruh penjuru ruangan rumah sakit ini. Dari yang memasuki lorong sampai menaiki tangga beranak banyak. Sesekali, ia mengintip ruangan yang tirainya tidak tertutup sempurna. Lalu kabur jika ketahuan mengintip.

Kakinya melangkah masuk menuju koridor yang bernama Puspita. Di koridor itu, tersedia 2 tangga. Satu dikanan dan satu dikiri. Thessa memantapkan pilihannya untuk menaiki terlebih dahulu tangga yang bertuliskan Puspita I, nomor 1-5. Baru, setelah itu ia akan menuruni tangga dan beralih ketangga satunya.

Matanya menatap lurus kedepan. Memperhatikan lantai yang dibaluti keramik berwarna nila. Terlihat sederhana, tapi enak dilihat.

Tatapan Thessa jatuh kepada anak lelaki yang tengah bersandar seraya menundukkan kepalanya didepan pintu bernomor 3. Kedua matanya menyipit agar bisa melihat dengan jelas siapa yang berada disana. Dan benar saja, dari postur tubuhnya, Thessa tahu dia siapa.

Ardi.

Dengan gerakan cepat, Thessa menghampiri cowok. Tiba-tiba langkahnya berhenti ketika Ardi melakukan gerakan mengepalkan tangannya dan duduk berjongkok sambil menyandarkan punggungnya di tembok. Beberapa kali ia meninju lantai rumah sakit hingga buku jarinya memutih karena kesal.

Thessa meneguk salivanya dengan kasar. Ia kembali melanjutkan langkahnya dan berdiri disamping Ardi, lalu berjongkok.

Ardi yang masih menunduk perlahan menoleh kesampingnya. Ia menemukan Thessa yang sedang menatapnya dengan tatapan bingung.

"Lo ngapain disini?" tanya Thessa yang masih menatap manik mata anak lelaki itu.

Ardi bergeming. Dari sudut pandang Thessa, mata Ardi berkaca-kaca. Seperti ingin menumpahkan air matanya yang ia tahan. Pipinya juga memerah karena emosi.

"Lo ngapain disini?" Ardi malah balik bertanya. Thessa berdeham lalu menjawav pertanyaan itu. "Gue kesini nganterin kakak gue. Daripada duduk doang, mending keliling rumah sakit."

Ardi yang tadinya berjongkok, langsung berdiri. Ia duduk dibangku panjang disebelahnya dan menepukkan tangannya di samping ia duduk. Maksudnya, Thessa duduk disini disebelahnya. Thessa mengangguk.

"Kalo lo?" Thessa belum menyerah. Ia masih bingung, kenapa Ardi daritadi tak menjawab pertanyaannya.

"Gue ---" Ardi menggigit bibir bawahnya. Bingung hendak menjawab apa.

"Gue apa?"

"Gue nemenin Ibu gue jenguk temennya diruangan ini," kata Ardi seraya menunjuk ruangan tempat teman Ibunya---- yang sebenarnya tempat Bintang dirawat.

Ardi terpaksa berbohong karena ia sudah berjanji dengan Bintang beberapa jam yang lalu.

"Ardi, kalau misalnya Thessa nanyain gue nggak ada bareng lo, bilang aja gue keluar kota, gitu. Janji?"

Little Change [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang