•16• Pikiran

93 11 7
                                    

Demimu aku bertahan, tanpamu aku gusar.

-Little Change-

🌹

Keadaan hening menyelimuti ruang makan keluarga Thessa. Hanya terdengar bunyi dentingan sendok di setiap piring. Semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

Jam menunjukan pukul 06.20 pagi, masih ada beberapa puluh menit lagi waktu Thessa sebelum ia telat datang kesekolah. Karena ini hari Senin, ia tidak boleh terlambat karena harus wajib mengikuti upacara yang rutin dilaksanakan setiap hari Senin.

"Cowok kemarin, siapa, Ca?" tanya Caesa memecah keheningan.

Thessa menoleh dan berdeham sebentar. "Teman."

"Eleh," cibir Caesa tak percaya. "Teman atau pacar?"

"Pac--- temen, Kak! Apa sih, lo? Reseh banget." Thessa keceplosan.

Caesa tersenyum miring. "Dugaan gue bener. Lo kayak orang gila tau, nggak, semalem? Ngeliatin dream catcher sambil dielus-elus, terus ketawa sendiri. O'on."

"Kayak nggak pernah dikasih hadiah aja sih, Kak," balas Thessa sarkastik.

"Iya juga, sih." Caesa malu sendiri.

Eka menyimak pembicaraan kedua putrinya. Senyumnya terbit. Seketika, memorinya terdahulu muncul dan memutar semua kejadian yang dialami ketika masa-masa indahnya jatuh cinta. Dan akhirnya bertemu dengan Damar, orang yang dulu Eka benci.

"Mami ngeliat kalian ribut kayak gitu jadi keingat dulu," celetuk Eka seraya tersenyum memandang mereka berdua.

Mata Caesa berbinar. Ia paling senang jika maminya menceritakan tentang masa-masa dulu. "Ayo, Mi! Ceritain!"

Alis Thessa terangkat satu. "Kepo banget, sih, lo!

"Kok lo yang sewot, ya?" sarkas Caesa nggak mau kalah.

"Udahlah, Mami nggak jadi cerita," kata Eka tersenyum miring.

Ketika Caesa hendak protes, bunyi klakson dari luar pagar membuyarkan itu semua. Caesa berdecak sebal.

Perasaan Thessa tidak enak. "Aku aja yang buka."

Thessa bangkit dari kursi makan seraya menggendong tas ranselnya. Ketika Thessa membuka pintu rumahnya, sosok pria dengan seragam putih abu-abu dan atribut yang lengkap berdiri di hadapannya. Thessa mendongak ke wajah cowok itu. Rambutnya ... Thessa sangat menyukainya.

Cowok itu tersenyum lebar. "Pagi, my honey, bunny, sweety!"

Thessa terperangah. Bingung bercampur geli.

"Siapa Thes--- ganteng banget, kampret!" ceplos Caesa tak sadar diri.

"Hai, Kak temannya Ses Ghea," salam Bintang tersenyum kepadanya. Senyum yang sangat manis.

Bangke, kenapa lo lebih ganteng dari kemaren, sih!? seru Thessa dalam hati.

"Kan gue udah bilang, nggak usah jemput gue. Entar gue naik angkot aja," sahut Thessa membuyarkan lamunan Caesa.

Bintang menggeleng kuat, lucu. "Nggak, gue nggak mau my princess kena polusi dari kendaraan lain. Apalagi angkot nggak ada AC, kan? Nggak boleh!"

"Sekali lo kayak gitu lagi, gue tendang lo!" ancam Thessa seperti tak main-main. Bintang terkekeh.

"Kalian ... pacaran?" Caesa menyenggol lengan Thessa. Tapi, Bintang tahu gerak-geriknya. Caesa seperti bingung sendiri.

Little Change [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang