•11• Mengungkapkan perasaan

70 9 2
                                    

Tolong jangan buat jantungku seperti orang habis lompat tali ketika didekatmu.

-Little Change-

🌸

"Jadi, materi yang Ibu sampaikan ini akan diujikan minggu depan. Kalian belajar dan pahami tentang vektor dari awal sampai akhir."

Seisi kelas mendesah pelan. Materi anak-anak IPA yang selalu berhubungan dengan penyelesaian. Contohnya fisika. Ketika di kasih contoh soal, dengan mudahnya guru menjawab soal itu dan murid pun mengangguk paham apa yang telah dijelaskan.

Ketika ujian tiba, berbeda 180° dari apa yang telah dikerjakan dan dikasih contoh latihan. Satu soal beranak-pinak, menghasilkan cucu dan cicit secara bersamaan.

Ah, entahlah.

"Kerjakan LKS fisika hal. 25, dikumpul!" seru Bu Endang, selaku guru fisika di SMA Pancasila. Murid-murid mengangguk lemas dan mulai membolak-balik LKS mereka.

Bukannya mengerjakan, Bintang malah tengah berkutat pada pikirannya. Tangan kirinya menopang pipi kirinya serta tangan yang lain mengetuk-ngetukkan bolpoin berwarna hijau dimejanya. Akibatnya, suara itu membuat kerisihan didalam kelas, terutama Bu Endang.

Mata elang Bu Endang tertuju pada anak yang tengah asyik mengetukkan bolpoin. "Bintang!"

Panggilan dari Bu Endang berasa seperti batu yang memercikkan api, kaget. Bintang langsung mengubah posisinya menjadi duduk sempurna sembari tersenyum manis. "Ya, Bu?"

"Kamu dengar apa yang saya suruh tadi?" tanya Bu Endang masih setia menatap tajam Bintang.

"Tau kok, Bu. 'Kerjakan LKS fisika hal.25, dikumpul!' kek gitu, kan?" balas Bintang. Suaranya seperti dimirip-miripkan dengan Bu Endang.

Bu Endang berdeham. Lantas, ia melanjutkan aktivitasnya yang sedang merekap nilai-nilai siswa kelas 12 yang dalam hitungan bulan akan melaksanakan Ujian Nasional.

Senyum Bintang kembali pudar. Otaknya masih memikirkan masalah tadi pagi. Semua kejadian itu membuat Bintang pusing sendiri. Penyebabnya siapa lagi jika bukan Rere. Gara-gara dia, Bintang dikira playboy. Gara-gara dia juga, Thessa yang awalnya jarang dikenal kini orang-orang tau nama dan wajahnya.

Dan Bintang tidak tahu, Thessa risih dan benci dengan keadaan itu.

Dan yang menjadi pikiran Bintang lagi, sepertinya ia bakal dibenci lagi sama Thessa. Padahal sebelumnya, keadaan mereka telah membaik dan bahkan mempunyai rasa antara salah satu atau keduanya.

Ah, ini tidak boleh terjadi. Bintang mengusap wajahnya kasar. Kemudian ia meraba kantong celananya untuk meraih benda persegi empat punyanya.

Bintang membuka passcode ponselnya dan membuka aplikasi line. Matanya menyipit karena cahaya ponsel. Tangannya bergerak naik-turun untuk mencari nama yang akan ia kirimi pesan.

Ponselnya bergetar menandakan notifikasi dari line. Dan muncul nama di pop up yang hendak dicari Bintang. Seketika, ia tersenyum.

Thessa : Pulang sekolah ntar, temuin gue di bangku depan perpus. Gue mau balikin jaket lo.

Segera, Bintang membalas pesan itu dengan cepat. Takutnya Thessa menunggu lama dan Bintang tau menunggu itu nggak enak.

Little Change [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang