•10• Kedatangan

73 11 6
                                    

Ngapain mempertahankan yang lama jika tidak dianggap?

-Little Change-

🌸

Bel yang menandakan istirahat pertama selesai sudah dibunyikan 20 menit yang lalu. Murid-murid di SMA Pancasila berhamburan masuk kedalam kelas mereka masing-masing untuk memulai belajar-mengajar seperti biasa.

3 serangkai itu belum beranjak dari kantin. Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing yang membuat mereka malas untuk bangkit dan pergi kekelasnya.

Hingga, teriakan yang menggema dari ujung lorong kantin mengalihkan pandangan siswa-siswi dikantin itu. "SIAPA YANG NYURUH KALIAN MASIH DISINI? MASUK!" Ya, itu teriakan dari Bu Endang.

Anak-anak di kantin segera keluar dari tempat tersebut seperti dikejar singa. Termasuk Thessa, Kalista, dan Thalita. Mereka berlari dengan langkah kaki yang bersahutan. Dengan sekuat tenaga, mereka harus berhasil keluar dari cengkraman Bu Endang.

Akhirnya, 3 anak itu telah sampai didepan kelas mereka seraya mengatur napas setelah berlari kencang.

"Kocak dah Bu Rendang itu!" kata Kalista disela napasnya yang masing tersengal-sengal.

"Kocak apaan?"

"Iya, dia kan gendut tuh, yakali bisa ngejer kita nyampe lantai atas. Yang ada sekolah kita bergetar."

"Etdah, sampis lo!" toyor Thessa sedikit membenarkan ucapan dari Kalista.

"Yaudah, yok masuk kelas," ajak Thalita yang berjalan duluan memimpin mereka berdua dibelakang.

Kelas XI IPA 2 ramai seperti dipasar. Berarti, guru yang mengajar mereka belum masuk kekelas. Dengan tenang, Thessa, Thalita, dan juga Kalista melenggang ketempat mereka masing-masing.

Elsa yang sedari tadi mengobrol dengan Afani-- teman sebelah bangkunya, menoleh kearah Kalista yang sudah duduk dengan keringat bercucuran. "Kenapa lo? Dikejer anak setan?"

"Bukan setan lagi, tapi mak nya setan," balas Kalista asal. Elsa terkikik mendengarnya.

"Eh, iya, Pak Ali belum masuk kekelas?"

Elsa menggeleng. "Tapi tadi, Zidan udah kekantor manggil Pak Ali."

"Aih goblok!" makinya, "ngapain coba dipanggil? Tai."

"Udahlah, berdoa aja dia nggak---"

Ucapan Elsa terpotong ketika seisi kelas menatap kearah pintu dan munculah seorang pria berkacamata dengan cengiran yang sangat lebar.

"Guys, guys, dengerin ya. Kabar gembira untuk kita semua!" Ucapannya membuat anak-anak tersebut diam.

"Jadi kabar gembiranya--"

"Kulit manggis kini banyak ektraknya!" celetuk Arbi. Sorak-sorakan terdengar untuk menghina Arbi.

Zidan terkekeh. "Tenang-tenang. Jadi, Pak Ali ... NGGAK MASUK DAN NGGAK ADA TUGAS SAMA SEKALI!"

"YEEEEEEE!"

Semua murid melompat-lompat kegirangan. Guru Bahasa Inggris yang selalu masuk tanpa pernah absen sekalipun akhirnya memutuskan untuk hari ini ia absen mengajar. Dan selama tiga jam kedepan, mereka disibukkan dengan kegiatan masing-masing.

Little Change [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang