•9• Hujan

48 7 1
                                    

Kalo cinta jangan ditunda mau nyatainnya kapan. Langsung aja sebelum diambil orang.

-Little Change-

🌸

Cuaca di Ibukota hari ini sangat tidak mendukung. Awan-awan hitam mulai bergerombolan membentuk sebuah kumpulan awan yang menutupi langit. Hanya tersisa celah-celah langit yang masih terlihat dan sebentar lagi akan ditutupi oleh awan.

Sudah 15 menit yang lalu bel pertanda pulang sekolah telah dibunyikan. Tetapi, Bintang masih setia dikelasnya ditemani oleh beberapa murid yang masig menunggu jemputan atau sekedar ingin berlama-lama disini.

"Nih ya, gue punya tebak-tebakan!" seru Leo--- anak badung dikelas itu.

"Apa?" balas Bintang dan Arsen--- anak alim yang sering tidak pernah mengucap kalimat kotor sekalipun. :)

Leo berdeham seraya membetulkan kerah kemejanya. "Ayam-ayam apa yang bisa nyanyi?"

"Hah? Emang ada ayam yang bisa nyanyi?" komentar Arsen. Nada bicaranya seperti tak percaya.

"Adalah, kalo nggak ada ngapain gue bikin tebak-tebakan," ucap Leo lugas.

"Ayam atuk upin-ipin!" jawab Bintang dengan mata berbinar. Yakin dengan jawabannya. Setahunya, ayam siapa lagi yang pinter pakai sendal dan sepatu di cekernya?

"Jawaban lo," ada jeda. Leo tersenyum sumringah, "salah tai!"

"Ayam-ayaman?" timpal Arsen.

"Salah!"

"Ayam ketek? Ayam ka-katek!!"

"Sengklek lah lo pada," ujar Leo, "jawabannya itu ... ayem sori, ku tak akan love you lagi."

"HAHAHAHHAA!" Ketiga anak itu tertawa lepas. Kocak juga tebak-tebakkannya.

"Astaghfirullah, sakit perut gue," kata Arsen di sela tawanya sambil mengusap-usap perutnya.

"GOBLIN LO!" maki Bintang dengan notasi bercanda.

Leo menautkan alisnya. "Paan goblin?"

"Itu lho, yang Drama Korea yang mau dijadiin Sinetron Indonesia Malaikat Pelindung itu," sahut Fia yang masih dikelas  XI IPA 5 untuk menunggu jemputan.

"Lo pada nyasar kemana dah," kata Bintang menggelengkan kepalanya. "Goblin itu singkatan untuk lo, Yo!"

"Ya, paan?"

"Lo tu udah goblok, ngeselin pula!"

"ANJIR LO! HAHAHHAA"

Mereka larut dalam tawanya masing-masing. Hingga tak sadar, bulir hujan telah berjatuhan di muka bumi ini disertai guntur yang memperlihatkan cahaya kilatnya di langit dari balik jendela kelasnya.

"Astaghfirullah, mau ujan," bisik Arsen yang meraih tasnya dari atas meja. "Gue balik duluan ya?"

"Oke, gue juga lah kalo gitu," balas Bintang mengacungkan jempol kanannya ke arah Arsen yang sudah melangkah dan menghilang dari balik dinding kelasnya. "Gue balik juga, ya? Bunda gue entar khawatir," pamitnya seraya menepuk pundak Leo yang sibuk memainkan ponselnya itu. Leo hanya membalas anggukan saja.

Little Change [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang