•30• Bersama

62 9 0
                                    

Aku hanya fokus ke depan, tanpa diketahui kamu memandangiku dari jauh dengan hati penuh luka.

-Little Change-

🌹

Selo berjalan ke luar dari rumah Bintang yang sudah beberapa minggu ini ia tinggali. Tangan kanannya memegang sebuah kunci mobil dengan gandulan doraemon milik Ghea, sedangkan tangan kirinya repot menenteng beberapa papet bag dan juga ponselnya.

Kemudian ia memasuki mobil dan begitu rempongnya Selo memindahkan semua barang itu ke kursi penumpang di belakang. Ini semua gara-gara Bintang. Barang-barang itu sengaja dibeli oleh Ghea karena dipesan oleh Bintang untuk Thessa. Dan sekarang, Selo harus menjemput Thessa di rumah Kalista karena permohonan dari Bintang untuk membantunya.

Sebenarnya, Selo masih malu. Ia malu pernah diceplosin oleh Thessa beberapa waktu lalu ketika pulang sekolah. Begitu bodohnya ia kala itu, dan sekarang, harga dirinya seperti runtuh dihadapan Thessa.

Jemari Selo mengetuk stir mobil. Tak ada niatan untuk menyalakan dan bergegas ke rumah Kalista. Ia masih takut, takut jika Thessa mengiranya modus. Padahal sih, Selo udah move on sama dia--- sedikit lagi.

Beberapa detik kemudian, senyumnya mengembang. Pun ia langsung mencari kontak seseorang dan meneleponnya. Tak butuh waktu lama, nada sambung itu berubah menjadi suara seseorang yang membuat darah Selo berdesir hangat.

"Tadi katanya mau jalan. Kok malah nelepon gue?"

"Uhm, anu. Kamu di rumah kan, ya?" tanya Selo gelagapan.

"Iya, kenapa? Lo mau ngajak gue jalan-jalan, yaaa?" tebak orang tersebut.

Selo tertawa kecil. "Siap-siap, saya jemput."

Tanpa balasan dari yang ditelepon, Selo mematikan sambungannya. Bibirnya tersungging ke atas. Tanpa sadar, pipinya memanas. Tidak tau kenapa. Mungkin ... tanda-tanda Selo suka sama dia? Ah, bisa jadi.

Setelahnya, Selo menghidupkan mesin mobil. Akhirnya, kegugupan itu berangsur menghilang. Ia bisa pergi ke rumah Kalista dengan membawa Fia yang selalu menemaninya kemana pun. Iya, tadi Selo menelepon Fia. Cewek yang mulai ia dekati. Dan hatinya mungkin telah berlabuh di cewek mungil itu.

Perlahan, mobil itu mundur dan bergerak meninggalkan kawasan rumah. Selo bersenandung ria di dalam mobil sembari mengetuk-ngetuk jarinya di stir mobil. Tak lama setelah itu, ponselnya bergetar. Selo melirik ke arah ponselnya dan melihat gelembung notifikasi di layar. Senyumnya pun semakin mengembang.

Pi(a)e: Ke mana? Blg dulu kemana. Kalo g gw nggak ganti baju.

Marselo: Hehe, ke rumah mantan gebetan. Wajib ikut. Otw rumah kamu.

Selo terbahak keras di dalam mobil. Mungkin, jika orang berada di sana, tak segan-segan melempar Selo keluar dari mobil saking berisiknya ia tertawa. Untunglah, Selo sendirian. Ia bisa melakukan sesukanya tanpa ada yang menghalangi.

Seketika, muncuk bayangan muka Fia yang tengah memerah karena marah. Dipikiran Selo, Fia tengah cemburu buta. Karena ia membalas pesan Fia seperti itu. Tapi, kayaknya nggak mungkin. Soalnya, Fia kan belum resmi jadi pacar. Masih gebetan. G e b e t a n. Ingat itu.

Little Change [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang