•2• Ganti Rugi untuk Thessa

113 18 16
                                    

Ibaratnya sebuah tenda. Jika salah satu kayu yang menopang tenda itu jatuh, maka tenda tersebut tidak dapat berdiri sempurna. -Little Change

🌸🌸🌸

Pelajaran keenam sudah berakhir dari 5 menit yang lalu. Bu Erni, selaku guru matematika yang mengajar di SMA Pancasila baru memasuki kelas XI IPA 2. Anak-anak dikelas tersebut mengantuk dan ingin cepat-cepat untuk pulang lantaran pelajaran matematika berada di jam terakhir dan suasana kelas dalam keadaan gerah walaupun AC dikelas itu hidup.

"Thalita Fitalika Arsyid?"

Thalita yang menelungkupkan kepalanya dibalik kedua tangannya langsung duduk tegap dan menunjuk jarinya. "Hadir, Bu!"

"Thessaria Aldini?"

Satu detik, dua detik, tiga detik. Tidak ada jawaban.

"Thessaria Aldini? Ada tak orangnya?"

Kalista yang duduk di belakang bangku Thessa langsung menabok punggung Thessa yang tertidur pulas dibalik hoodie abu-abunya.

Thessa menoleh kearah Kalista dan mendapatkan pelototan tajam darinya. Ia menghadap kedepan dan dilihatnya Bu Erni sedang membetulkan kacamatanya. Thessa tercengir tanpa beban. "Saya, Bu."

"Kamu adiknya Caesaria Aldina?" tanya Bu Erni menatap tajam Thessa. Ia pun mengangguk. "Kamu harus contoh Caesa. Dia itu murid yang pintar dan rajin. Tak pernah malas, kelakuannya lebih baik daripada kamu."

Jleb. Penjelasan dari Bu Erna membuat hati Thessa terasa sakit tapi tak berdarah. Sudah kesekian kalinya guru-guru yang mengabsen dikelas ini jika sudah memanggil nama 'Thessaria Aldini' pasti ujung-ujungnya menanyakan 'Kamu adiknya Caesaria?'.

Semua orang tidak mau disamakan dengan orang lain.

"Yaudah Bu, kalo gitu Ibh suruh aja Caesa gantiin saya disini biar Ibu seneng," sinis Thessa tersenyum miring kearah Bu Erni.

Bola mata Bu Erni melotot tajam. "Sikap kamu di mata pelajaran saya kurang. Kamu tau gak?" Thessa hanya mendengus sebal. Yang dapat ia lakukan sekarang hanya diam.

"Oke," seraya membalik lembaran absen, Bu Erni lanjut mengabsen murid-murid dikelas tersebut.

Pikiran Thessa sekarang berkecamuk. Ia bingung, bagaimana seorang Caesa bisa mengambil hati banyak orang? Termasuk guru-gurunya disekolah? Walaupun berjarak tiga tahun darinya, perasaan kesal, iri, benci, bercampur menjadi satu saat semua orang berbicara tentang Caesa.

Dibalik sikap cuek yang dimiliki Thessa, tersimpan suatu perasaan pahit didirinya.

Sekejap, Thessa mengusap wajahnya gusar. Ia kembali tertidur dibalik hoodie kesayangannya. Ia tidak mau berpikir kritis tentang matematika atau apalah. Lebih baik ia tidur seraya meluapkan kekesalannya dalam diam.

🐞🐞🐞

Lima menit lagi bel akan berbunyi memenuhi antero sekolah. Menandakan kegiatan mengajar-belajar hari ini telah usai. Bu Erni sudah keluar dari kelas XI IPA 2 10 menit yang lalu. Semua murid dikelas tersebut sibuk membereskan alat tulis mereka dimeja.

Thalita melirik Thessa yang menjadi teman sebangkunya itu. Thessa tertidur pulas. Lalu, Thalita menoleh kebelakang tempat Kalista duduk. Perempuan itu sedang sibuk menyisir rambutnya dan memakai liptint dibibirnya. Thalita yang melihat tingkah Kalista bergidik geli.

Little Change [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang