•26[2.2]•

60 9 0
                                    

Kamu bisa mengelabui semua orang dengan senyum pura-puramu. Tapi, itu tak berlaku bagiku.

-Little Change-

🌹

Till forever ..🎼

Perlahan, pemilik bola mata hitam pekat bak kopi itu terbuka, sempurna.

Thessa terlonjat kaget. Reaksi dari Thalita dan Kalista pun sama, bahkan Thalita sampai menjerit karena tak percaya bahwa,

Cinta bisa mengubah segalanya.

"Anjay, ini mah sinetron yang sering gue tonton," celetuk Ardi. "Pacarnya pingsan, terus dinyanyiin, eh, malah bangun si cowok."

"Hush!" Thalita melotot ke arah Ardi yang langsung membuatnya adem ayem. Kalista terkikik melihatnya.

Wajah Thessa seketika berbinar, senyumnya mengembang sempurna. Menampilkan lesung pipi yang hanya terlihat ketika Thessa tulus tersenyum. Thessa menangis, tapi beda dengan yang tadi. Ini air mata kebahagiaan, bukan kesengsaraan.

Thessa amat bahagia takdir mendengar dan mengabulkan permintaannya kali ini.

"Thes ... kok, nangis?" panggil Bintang yang berusaha keras untuk bisa berbicara dengan Thessa. Thessa menatap dalam mata teduh milik Bintang yang membuatnya rindu dengan cowok itu. "A-aku, bahagia. Aku kangen kamu."

Dibalik alat oksigen yang menghiasi wajahnya, terselip senyumnya yang begitu menyakitkan bagi Thessa. Senyum yang biasa Bintang berikan untuknya justru membuat hatinya sakit.

"Mau ... peluk?" kata Bintang lagi. Nadanya tersendat-sendat. Thessa tak tahan mendengarnya. "Kamu nggak usah ngomong. Besok aja ngomongnya," perintah Thessa menatap mata Bintang nanar.

Bintang diam. Matanya terbuka setengah karena terpapar langsung dengan cahaya lampu neon. Ia menghirup udara lebih banyak dan bersiap ingin bicara lagi. "Bun-Bunda ... mana?"

"Bunda lagi jemput kak Ghea," tutur Thessa. Bintang mengatupkan mulutnya lagi. Ternyata susah juga berbicara pada saat seperti ini bagi Bintang.

Thessa memperhatikan raut wajah Bintang yang semakin pucat. Tubuhnya juga terlihat makin kurus. Air mata kepedihan datang lagi membanjiri pipinya yang mulus. Dengan cepat, Thessa mengusap linangan air mata itu. Lantas ia mengambil napas, dan membuang perlahan. "Kamu mau minum?"

Bintang menggeleng pelan.

"Makan?"

Bintang menggeleng lagi.

"Maunya apa! Entar lo lama-lama kayak lidi tau, nggak!?" Thessa malah nyolot. Kesal sendiri.

"Thes ..." tegur Kalista. "Namanya juga orang sakit, mau lo paksa nyampe ubanan pun dia nggak mau."

Thessa memicingkan matanya ke arah Bintang. "Lama-lama tengil juga nih, anak!"

Ujung bibir Bintang terangkat. Matanya menerawang sisi rumah sakit sampai bola mata hitam pekat itu bertabrakan dengan bola mata coklat madu.

Kedua bola mata itu saling beradu, beradu menyalurkan rasa rindu yang bagi mereka terasa begitu lama. Bola mata hitam yang selalu menyalurkan kebahagiaan, bola mata coklat madu yang teduh. Dua kombinasi yang membentuk suatu persamaan tentang cinta.

Little Change [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang