PROLOG

975 36 16
                                    

Terlihat jelas kesibukan di rumah sakit swasta yang terkenal. Di kota besar yang tak pernah lelah melayani pasiennya.

Bau obat dimana-mana. Ada seorang suster yang sedang membantu pasien untuk berjalan. Ada pula dokter yang mondar-mandir dengan kesibukan mereka memeriksa pasien yang datang silih berganti.

Bangunan yang didominasi warna putih itu memang tak pernah sepi dari aktivitas manusia.

Maklum saja. Rumah sakit itu rumah sakit besar dan pelayanannya bagus di kota itu. Bangunan yang penuh dengan koridor panjang yang saling terhubung satu sama lain. Dan ada banyak tulisan yang tertempel disepanjang koridor. Juga ada banyak nama untuk setiap ruangan.

Rumah sakit itu terdiri dari 7 lantai dan dilengkapi berbagai fasilitas yang memadai. Jumlah lantai yang sangat banyak untuk ukuran sebuah rumah sakit. Ada ratusan pintu yang entah apa saja yang ada didalamnya dan ke mana arah semua pintu itu.

***

Di dalam sebuah ruang operasi, tengah berlangsung operasi orang yang sangat penting. Nampak di luar ruangan itu beberapa orang nampak gelisah dan tak sabaran.

Ada yang duduk di kursi tunggu, ada yang mondar-mandir tak jelas tujuannya, dan ada seorang wanita yang berusaha menenangkan wanita lainya yang lebih tua darinya.

Di dalam ruang operasi, seorang dokter yang sangat ahli dibidangnya dengan mahirnya memainkan alat-alat operasi dengan kedua tangan. Terdengar suara tetesan infus yang lumayan jelas, karena saking sunyinya ruangan itu.

Setelah melalui proses operasi yang sangat panjang selama kurang lebih 4 jam, akhirnya beberapa dokter keluar dari ruangan itu.

Dengan wajah yang berseri dokter mengatakan bahwa operasi berhasil. Terdengar ucapan syukur dan bahagia dari keluarga pasien atas keberhasilan operasi anggota keluarganya.

Dua wanita diantara orang-orang itu saling berpelukan dan menangis, menangis tanda bahagia.

***

Seorang gadis tengah berdiri di atas balkon, tempat yang paling tinggi di rumah sakit tempat dia bekerja. Dengan meminum kopi capucinno kesukaannya dan menikmati udara senja hari yang segar. Setelah lelah seharian melakukan operasi yang melelahkan.

Ia sudah sadar akan hal itu sejak pertama ia bercita-cita ingin menjadi dokter. Dia menatap lurus ke depan seolah-olah sedang mengamati hal yang menurutnya menarik dan tak ingin ketinggalan barang sedikit pun.

Dia membiarkan jas dokter dan rambutnya yang tergerai tertiup oleh angin sambil sesekali meminum capucinno yang dibawanya.

Menambah kesan manis dan cantik wajahnya yang menyejukkan siapa pun yang melihatnya. Walaupun tidak menggunakan make up. Hanya terpoles sedikit bedak dan lipstick pink.

"Ehm...enaknya...!" serunya pelan dan menghirup udara panjang-panjang.

***Cahaya Yang Tak Ternilai***

18 September 2017

A/N : First Story update!!

Note Riina

Ini adalah cerita pertama aku di wattpad.

Maklum ya kalo ceritanya bosenin dan gak jelas tapi aku berharap cerita ini dapat menghibur para pembacanya.

Q tunggu comentnya...biar aku tetap semangat melanjutkannya cerita sampai selesai.

Selamat membaca...

Cahaya Yang Tak Ternilai [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang