16.) Prize (Hadiah)

109 12 4
                                    

ABC Note :

Aku taruh diawal biar pada baca ... soalnya ini penting.

*** tanda ini berarti masih nyambung sama plot sebelumnya.

<><><> sedangkan tanda ini buat menandakan pergantian plot.

Dan peristiwa flasback-nya udah aku kasih judul.

Sorry buat semuanya, karna author belum bisa konsisten POV-nya ....😇

Author harap penjelas diatas bisa mempermudah kalian semua yang mau baca cerita ini.

Tambah kesini tambah gak jelas ni cerita. Maaf daku yang sangat minim ide ini.😇

Maklum first story. Jadi mohon kemaklumannya ....

*

Pagi-pagi sekali Aparicio udah harus ke kantor. Beberapa hari ini dia harus ke kantor lebih awal dari sebelumnya. Jika itu tidak dia lakukan pekerjaan kantor dan project yang membawa nama baik Wilson Group's sebagai taruhannya tak dapat dia selesaikan.

"Semua ini gara-gara gadis itu!?" Gerutu Aparicio diselanya membaca berkas.

Tok tok ....

Suara pintu diketuk membuatnya melihat kearah pintu. Dan menghentikan aktivitasnya yang sudah dilakukan sejak tiga jam lalu.

"Kakak," Aparicio terkejut dengan kehadiran kakaknya, pasalnya tidak biasanya. Sedangkan Angel langsung berlari menghampiri Aparicio dan memeluknya.

"Gak bilang mau datang?" Aparicio mencubit pipi Angel gemas.

Angel tersenyum manis dan melihat kearah jendela kaca di ruang kerja Aparicio. Jendela besar itu memperlihatkan Kota Dresden yang indah.

"Aku bawakan sarapan. Berangkat pagi dan banyak kerjaan jangan jadikan alesan buat gak sarapan!" Tukas Africia tegas.

Angel turun dari pangkuan Aparicio dan melihat aquarium yang ada di ruangan itu. "Kakak gak usah repot! Aku masih bisa delivery." Aparicio pindah duduk di depan kakaknya.

"Dasar anak bandel!?" Africia memukul kepala Aparicio.

"Bukankah ini yang kakak ajarkan?" Ujarnya polos sambil mengelus bekas kepalanya yang dipukul.

Africia menatap tajam Aparicio dan melihat ruang kerja adiknya itu. "Gimana kemajuan mu dengan dokter cantik itu?"

Aparicio hampir saja tersedak makanannya. "Apa yang kakak maksud sih?" gerutu Aparicio kesal.

Africia tersenyum jahil dan dengan entengnya dia berkata. "Yah diusia mu sekarang...masa gak tahu apa yang ku maksud?" Godanya lagi.

<><><>

Anthony menyimpan barang yang dia bawa di lemari. Dia sangat berhati-hati dalam menyimpannya. Dia tak mau jika ada orang lain yang menemukannya.

Setelah dia rasa aman, dia segera berganti pakaian dan turun ke bawah untuk makan malam. Dia tak ingin membuat istrinya bersedih. Sudah lebih seminggu dia dan Ammanda tidak akur.

Cahaya Yang Tak Ternilai [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang