20.) Quis Est? (Siapa dia?)

76 9 3
                                    

Matahari baru muncul diantara awan putih di langit. Dan belum banyak orang yang beraktivitas di luar rumah.

"Ayo donk!!" ajak Yasmine sambil jalan ditempat dan membalikkan badan.

Yasmine masih menunggu dengan setia Cindya yang sudah kelelahan. "Kamu memang kejam!? Mana ada dokter yang menyiksa pasiennya sampai kaya gini?" gerutu Cindya.

"Kurangi bicara dan perbanyak larinya!" Yasmine mendorong Cindya.

"Capek tahu!!" Cindya menoleh ke belakang tapi tak dapat melihat Yasmine yang tengah mendorongnya paksa.

***

"Capek,"

Cindya menjatuhkan tubuhnya di lantai yang dingin. Berusaha melemaskan semua otot yang kaku dan lelah, setelah lari maraton.

"Nona sepertinya sangat kelelahan." ucap salah satu pelayan saat mengantarkan minuman.

"Iya nih! Kaya abis nguli, sama lulusan FK." ucap Cindya heboh.

"Itu mah gak ada seberapanya." Ucap Yasmine yang ikut duduk dengan menelentangkan kakinya.

"What!? Ada yang lebih dari ini?" tanya Cindya tak percaya dan memandang Yasmine horror.

Yasmine mengangukkan kepala. "Tanya aja sama atlet olahraga?" Yasmine tersenyum lebar.

"Yeee! Itu sih jangan didebat lagi!" ucap Cindya kesal.

"Mensana in Corpore Sano."

"Artinya?"

"Artinya? Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, Nona Cindya Alexander." jawab Yasmine seraya bangkit dari duduknya.

"Pantesan ya, kamu kuat ngejomblo!?" Tukas Cindya asal yang diikuti suara tawa.

Yasmine sempat melemparkan bantal kearah sahabatnya yang sedang menertawakannya. "Biarin! Emang situ enggak?" balas Yasmine.

"Tapi... Nanti peribahasannya harus dirombak deh!! Harusnya, dompet juga harus kuat dong...seiring dengan pilihan hati. Iya nggak?" ujar Cindya.

"Ngaco!?" Yasmine melangkah pergi meninggalkan Cindya, sebelum menambah buruk paribahasan orang lain.

***

Matahari sudah berada pada posisi tertinggi. Awan pun tak dapat menahan cahaya dari sang penguasa langit siang. Walaupun tak terlalu panas, tapi itu tak membuatnya lekas pergi karena malu.

Setelah hampir seminggu tak menampakkan diri, kini sinarnya kembali menghangatkan Bumi atau sekedar memberikan sedikit kehangatan. Untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, Matahari muncul pada musim dingin.

"Mau nonton apa?" tanya Yasmine.

"Terserah, tapi jangan horror!!" ucap Cindya seraya menjauhkan handphone dari mulutnya.

"Kamu ada dimana? Kok kayanya rame?"

"Iya, ini aku sedang ada di luar." Jawab suara seorang pemuda yang tidak terlalu jelas.

"Sama siapa?" tanya Cindya malu-malu.

Orang yang ada di seberang telepon tak menjawab selama beberapa detik. Membuat Cindya deg-degan dan berkomat-kamit.

Aku mohon jangan cewek!! Jangan cewek!! Jangan ceweeek!!

"Ini sama mama, kakak dan keponakan aku. Emangnya kenapa?"

"Gak apa-apa kok!? Kirain?" ucap Cindya pelan.

"Aku haus, kamu mau nitip apaan?" suara Yasmine mengagetkan Cindya.

Cahaya Yang Tak Ternilai [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang