Note Author's
WARNING😱
Jangan kanget kalau cerita bosenin ya...itu aja note dari author selamat membaca...😃<><><>
Ditengah menikmati waktu senggangnya. Seorang wanita menghampiri dan berdiri di sebelahnya. Wanita dengan pakaian khas suster pada umumnya, hanya saja dia tidak memakai topi.
Rambutnya hanya disanggul ke belakang yang membuatnya lebih mirip pramugari dari pada suster.
"Sabtu ini jadi pulang?" tanyanya to the point, setelah tepat berada di sebelahnya.
"Jadi Nez," jawabnya singkat kepada temannya itu, tanpa menoleh dan tetap menikmati angin senja.
"Ooh, kamu si enak Sabtu sama Minggu dapat cuti lah aku?" jawabnya singkat pula sambil merapikan rambutnya.
"Sabar ya Nez!" jawabnya untuk menyemangati temannya.
"Rumah mu kan deket, gak makan waktu lama. Paling 15 menit sampai, kalau aku 3 jam perjalan baru sampai rumah. Belum lagi capeknya dan...." belum selesai ucapannya. Sudah keburu dipotong oleh orang yang ada di sampingnya.
"Cukup cukup....aku udah ngerti gak usah ceramah!" Potong gadis yang dipanggil Agnez itu, sambil tertawa.
"Baguslah kalo kamu ngerti." jawab gadis yang ada disampingnya sambil ikut tertawa pula.
"Dokter dokter... Pasien kamar no 2708 terjadi komplikasi." Terang seorang suster yang datang dengan tergesa-gesa dan panik.
"Bagaimana bisa? Kemarin bukanya baik-baik saja?" tanyanya kepada suster yang baru datang, dengan ekspresi yang tidak kalah paniknya sambil berjalan ke arah ruangan pasien yang dimaksud.
*
Author's POV
Namun setelah mereka berdua sampai di depan kamar pasien yang dimaksud, terlihat seorang dokter laki-laki keluar.
"Semuanya terkendali," terang dokter laki-laki itu sambil memasukkan stetoskop (alat untuk mendengarkan suara yang ada di dalam tubuh).
"Setelah ku periksa denyut nadi dan tekanan darahnya, ternyata pasien hanya menderita reaksi terhadap obat penenangnya aja kok," terangnya sambil memperlihatkan senyuman khasnya yang sangat mempesona kaum hawa yang melihatnya.
"Syukurlah, ngomong-ngomong kapan kamu kembali?" tanya Yasmine kepada cowok yang sekarang tengah tersenyum padanya.
"Eeeh...kamu memang gak pernah peka ya?" jawab cowok itu dengan dengan nada mengejek sambil tersenyum ramah.
"What!? Aku gak peka...?" jawab Yasmine dengan nada tak terima.
"Bukanya kamu yang aneh pergi gak pamitan pulang pun gak ngabari, sekarang enak aja bilang aku gak peka!" Penekanan pada kata gak peka.
"Oke...aku yang salah. Aku minta maaf dokter Yasmine yang paling cantik." jawabnya dengan nada penyesalan dan menyatukan tangannya seolah sedang memohon.
Tumben banget Nathan langsung minta maaf gini. Ada apa ya? Ah bukannya dia memang selalu misterius!?
"Ehmmm...gimana ya? Baiklah tapi...kamu harus mentraktirku gimana? Kalau gak mau juga gak papa kok, yang rugi bukan aku!" Jawabnya dengan nada mengancam .
"Siap boss!" jawabnya dengan lantang dan mantap serta melakukan hormat.
"Nathan, kau dipanggil Dokter James disuruh ke ruanganya!" Ucap seorang laki-laki yang berpakaian dokter dan melangkah mendekati kearah tiga orang itu.
"Kau juga ada disini? Cie cie udah kangen nih ye sama Nathan." Godanya sambil tersenyum nyengir dan membetulkan letak kacamatanya.
"Enak aja, kaya aku gak ada kerjaan aja!" jawab Yasmine kesal sambil melangkah pergi meninggalkan dua cowok itu. Tepatnya tiga orang termasuk suster yang datang bersamanya.
"Dokter Yasmine tunggu saya! Dokter Nathan, Dokter Alex saya permisi dulu." Sambil memberikan hormat kepada kedua dokter tampan yang tengah berdiri di depannya itu. Ia pun menyusul dokter perempuan yang datang bersamanya dengan setengah berlari.
"Kenapa pergi? Malu ya?" Jawabnya keras yang tak memperdulikan lagi kepergian kedua gadis itu. Alex pun menyenggol lengannya Nathan sambil tertawa gak jelas bahkan sekarang semua orang sedang melihatnya.
"Lex diam, lihat tuh!" Nathan menyuruh Alex untuk melihat sekeliling mereka, yang sekarang tengah melihat mereka dengan tatapan heran dan bertanya-tanya.
"Ups...sorry sorry, keasyikan ngejek udara sejuk punya pangeran Nathan sih." belanya sambil menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Sudahlah, jangan nyebarin gosip gak mutu gitu!" jawab Nathan dengan wajah memerah dan beranjak pergi meninggalkan temannya itu.
<><><>
Sementara itu di dalam sebuah perusahan yang cukup besar milik keluarga yang ternama di kota itu, sedang sibuk mengurusi tamu undangan yang datang.
Perusahaan itu menjadi penyelenggara event besar yang dikunjungi oleh seluruh pengusaha Nasional bahkan Internasional. Di luar gedung dihias dengan sebaik-baiknya. Ada banyak bunga dan lampu warna-warni yang menghiasi bagian luar dan dalam gedung itu.
Seorang wanita yang berumur sekitar 43 tahun nampak cantik dan modis dengan setelan khas kantoran. Dia sibuk menyambut para tamu.
Dimana didominasi warna putih dan dihiasi warna merah yang menambah kesan mewahnya. Rambut yang sebahu menambah sempurna penampilannya pada hari itu.
Karena saking cantiknya bahkan tidak nampak umurnya sebenarnya. Ia ditemani seorang laki-laki yang berumuran 45 tahun, mereka sedang menyalami dan menyapa para tamu yang datang, sambil sesekali memberikan senyuman ramah.
Laki-laki itu pun nampak gagah dan keren dengan setelan jas tuxedo warna putih dan dasi kupu-kupu serta, saputangan merah di saku dadanya. Mereka berdua tampak serasi. Sebagai tuan rumah.
***Cahaya Yang Tak Ternilai***
20 September 2017Note Riina :
Maaf ya baru up...Author tuh banyak tugas #ngeles aja nih Author
Padahal udah selesai diketik hampir dua bulan yang lalu #Situ tahu 😊
Sekali up cerita kaya gini...soalnya masih amatiran..
Mudah-mudahan responnya positif ya..
Jangan lupa tinggal'in jejak ya. #maksa amatGak maksa sih cuma mau cari motivasi aja...😊
Tunggu dengan sabar ya update nya...
Big Love...😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Yang Tak Ternilai [TAMAT]
Teen FictionCerita seorang gadis untuk meraih cita-cita menjadi seorang dokter. Setelah orang yang sangat dia sayangi menderita sakit parah. Perjalanan melawan kehidupan yang menghianatinya sejak lahir. Sampai akhirnya dia menemukan arti hidupnya yang sesungg...