"Pewaris, yang benar saja?" Celetuk Yasmine santai. Sial, Yasmine membenci situasinya sekarang.
"Maaf saja, aku tidak tertarik dengan semua itu."
"Aku bukan bagian dari keluarga Russell atau Alexander." Yasmine menekan kata terakhir sambil melirik Ammanda. Berusaha mengetahui reaksi dari perempuan yang sudah melahirkannya.
"Yasmine, apa yang kamu katakan?" Anthony yang sedari tadi tenang, mulai berbicara.
"Apa aku salah? Bukankah kalian memang tak pernah menganggap ku?" Yasmine menatap Anthony dingin.
"Sayang ayo kita pergi! Pewaris? Kita bahkan tidak memerlukan pewaris!?" Ammanda ikut berdiri dan mengandeng lengan Anthony. Berniat mengajak pergi suaminya.
"Airen, apa yang kamu lakukan?" Suara lembut Tuan Russell terdengar.
"Aku tahu, kalian selalu ingin yang terbaik untuk ku. Tapi bukankah aku baik-baik saja tanpa nama Russell di belakang nama ku." Yasmine berusaha menyakinkan Tuan dan Nyonya Russell, bahwa dia akan baik-baik saja.
<><><>
Sekembalinya dari rumah Yasmine, Anthony dan Ammanda kembali ribut besar. Pertengkaran Anthony dan Ammanda dilatar belakangi oleh Ammanda yang memanfaatkan Aparicio untuk membalas Anna. Lebih tepatnya memanfaatkan Yasmine dan Aparicio. Serta rencana Ammanda yang diketahui Anthony, tentang Ammanda yang pura-pura baik di depan Yasmine. Tujuannya tak lain, karena Ammanda sebal dan malu pada teman-teman sosialita-nya. Lebih-lebih pada Anna.
Hanya Ammanda seorang yang tak mengenal Yasmine. Sedangkan semua teman sosialita Ammanda mengenal Yasmine. Selain itu, ada kebanggaan tersendiri atau gengsi bila teman sosialita Ammanda mengetahui sebuah kebenaran. Mengenai Yasmine.
Kebenaran kalau, selama ini Ammanda tak pernah mengakui Yasmine sebagai putrinya. Ammanda juga berniat menjodohkan Yasmine dengan Aparicio untuk membalas Anna melalui Cindya. Cindya menyukai Aparicio, sedangkan Aparicio sendiri justru menyukai Yasmine.
***
Seorang laki-laki berpakaian rapi tengah sibuk dengan berbagai berkas di depannya. Laki-laki itu masih berkutat dengan pekerjaan sampai seseorang memaksa masuk...
"Dasar pecundang!!" Maki Anthony seraya langsung mencengkram kerah kemeja Alan Wilson-pemilik Wilson Group's dan papa Aparicio.
"Lepaskan!!" Teriak Alan tak kalah garang.
"Anthony tenanglah!" Perintah Carl yang baru saja datang bersama Aparicio.
"Apa ini sikap seorang pria terhormat?" Sindir Alan sambil merapikan kemejanya yang sedikit kusut.
"Diam kau! Kau memang kurang ajar."
"Cio, lihatlah! Inikah orang yang kau bandingan dengan ku?" Aparicio hanya diam. Pemuda itu tak tahu harus berbuat apa.
"Beraninya kau mencelakai putri ku!! Akan ku pastikan, kau membusuk di penjara." Geram Anthony. Aparicio yang mendengar tuduhan Anthony pada papanya, terlihat terkejut.
"Putri? Sejak kapan kau mengakui gadis malang itu sebagai putrimu?" Alan tertawa pelan.
"Diamlah!!"
"Kau berani datang kemari, mengancam menuduh dan menyuruhku diam. Bukti apa yang kau miliki?" Alan menatap Anthony remeh.
"Bukti tidak dibutuhkan, tapi baiklah akan kubawa bukti-bukti yang kau inginkan itu."
"Pergilah! Kau menganggu." Usir Alan.
Anthony dengan sedikit ditarik Carl akhirnya keluar. Saat itulah sudah ada beberapa petugas keamanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Yang Tak Ternilai [TAMAT]
Roman pour AdolescentsCerita seorang gadis untuk meraih cita-cita menjadi seorang dokter. Setelah orang yang sangat dia sayangi menderita sakit parah. Perjalanan melawan kehidupan yang menghianatinya sejak lahir. Sampai akhirnya dia menemukan arti hidupnya yang sesungg...