Sensum (Firasat)

69 5 0
                                    

NOTE:

Kakek-Nenek Yasmine diganti Tuan-Nyonya Russell.

***

Nathan masih asyik memilih kalung di sebuah toko yang berada di pinggir jalan. Sejak kemarin hatinya terus cemas dan khawatir.

"Nathan, buruan!" Ucap Alex.

"Iya bawel," cibir Nathan sambil membayar belanjaannya.

Nathan dan Alex sudah dua hari mengikuti seminar yang diadakan di luar kota. Sebenarnya Dokter James menyuruh Nathan dan Yasmine tapi karena masih ada maba FK yang harus mengikuti bimbingan. Maka tak mungkin jika Rumah Sakit Dusseldorf mengirim pergi dua dokter terbaik mereka.

"Apa kau kesal karena aku yang mengantikan Yasmine?" tanya Alex to the point.

Nathan hanya menghela nafas yang membuat uap keluar dari mulutnya. Kota tempat diadakan seminar yang diikuti Nathan dan Alex kebetulan sedang mendapatkan jatah musim dingin.

"Kalau iya kenapa? Jadi jangan buat aku semakin kesal!!" Dengus Nathan.

"Lagian kenapa juga Dokter James mengirim orang idiot seperti mu?" gerutu Nathan.

"Syukurlah, jadi itu yang selama ini kamu pikirkan. Baiklah sudah aku putuskan bahwa mulai sekarang aku akan selalu menempel pada mu. Wuahahaaaa..." Alex tertawa puas sampai hotdog yang dimakannya keluar kemana-mana.

"ALEX DIAM!!" Nathan memasukan hotdog di tangan Alex yang tinggal setengah ke mulut Alex.

Alex yang kesal karena hampir tersedak  langsung mengunyah hotdognya, sedangkan Nathan masih sibuk dengan handphone-nya.

"Segitu kangenkah?" goda Alex lagi. Namun orang yang digoda memasang wajah tegas.

***

Setibanya di hotel, perasaan Nathan masih gelisah.

"Besok lusa kita juga pulang, jadi kamu bisa bertemu dengannya." hibur Alex yang matanya sudah tak tahan lagi melihat wajah jelek Nathan yang galau karena berada jauh dari Yasmine. Ya, walapun sejelek-jeleknya wajah Nathan. Sialnya masih bisa dikatakan tampan sih.

"Aku tahu tapi... Aku punya firasat buruk!?" ujar Nathan lemas.

"Itu tandanya jauh di dalam hati mu, ada ketakutan kalau-kalau Yasmine bakalan sama cowok lain. Secara Yasmine itu tipe gadis idaman."

"Aaapaan sih!? Aku sama Yasmine cuma teman." sanggah Nathan sambil berdiri tiba-tiba yang menyebabkan kursinya terjatuh, sehingga mengeluarkan bunyi keras. Membuat Alex terkejut setengah mati sambil mengelus dadanya.

"Kira-kira dong, kalau mau protes! Hampir aja aku mati karna serangan jantung." omel Alex.

"Sono mati aja!!"

"Nathan kamu nyumpahin aku!?" Alex memasang ekspresi tak percaya yang dibuat-buat.

"Salah sendiri," Nathan berjalan ke arah westafel.

"Dasar tukang gengsi. Mudah-mudah aja Yasmine jadian sama cowok lain, biar tahu rasa kamu. Hwaa haaaaa..." ucap Alex berapi-api sambil tertawa jahat.

Braaaaak....

Nathan memukul meja dengan keras.

"Mama, copot copot copot... Eh mama copot!?" Alex secara otomatis mengangkat kedua tangannya.

"Dasar anak mama." ejek Nathan. Alex melototi Nathan yang memasang ekspresi datar.

"Nggak kamu, nggak Yasmine sama-sama gak baik buat kesehatan jantung!?" ujar Alex asal sambil menatap tajam Nathan yang sedang tersenyum mengejek.

Cahaya Yang Tak Ternilai [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang