"Jadi bagaimana kondisi terbarunya?" Tanya Alex antusias.
"Udah lebih baik."
"Kenapa dia bisa berbuat nekat kaya gitu sih? Gimana kalo nyawanya gak tertolong." ujar Alex.
"Auwww!?" Ringis Alex.
"Udah dong jangan ribut!! Malu dilihat orang-orang." Perintah Yasmine, saat Alex sudah tak bisa menahan emosinya dan ingin membalas pukulan dari Nathan.
"Tauh nih, Nathan." Alex menatap tajam Nathan. Sedangkan Nathan tetap santai, seolah tak menganggapnya ada.
"Gak salahkan? Lagian siapa yang nglakuin, siapa yang rempong. Jangan-jangan..." Tanya Nathan dengan tatapan menyelidik.
"Jangan-jangan apa?" tanya Alex yang sudah risih ditatap Nathan.
"Nothing," jawab Nathan santai yang menambah bete orang di depannya itu.
***
Suasana rumah sakit malam hari masih ramai. Tapi seiring berjalannya waktu, semua orang memutuskan untuk bertemu dengan hangatnya kasur dan selimut.
Di luar salju kembali turun, membuat beberapa jalan ditutup karena berbahaya untuk dilalui kendaraan. Dari hari ke hari salju semakin sering turun dengan volume yang bertambah pula.
"Kamu kedinginan?" tanya Nathan kepada gadis yang duduk di sampingannya.
"Lumayan," ucap Yasmine sambil memeluk tubuhnya sendiri, berharap dapat mengurangi dingin yang datang.
Waktu menunjukan pukul sepuluh yang mana sudah jarang orang beraktivitas di rumah sakit. Tapi Yasmine dan Nathan masih duduk di ruang jaga UGD. Mau tak mau mereka harus tetap berada disana hingga besok pukul delapan pagi. Tiba-tiba sebuah jaket menempel di tubuh Yasmine, membuat gadis itu menoleh kearah samping.
"Pake aja! Aku gak mau tanggung jawab kalo nanti kamu sakit." ucap Nathan datar di luarnya, tapi di dalamnya hanya dia dan Tuhan yang tahu.
"Thanks," ucap Yasmine seraya tersenyum lebar.
Saat Nathan melihat senyuman Yasmine, nyawa di dalam tubuhnya bagaikan melayang. Sekarang bagaimana dia bisa melalaui shift malam dengan Yasmine. Kalau baru beberapa jam saja, dia sudah tak dapat mengontrol hati dan perasaannya.
"Yasmine, kamu ada masalah?" tanya Nathan cemas, karena melihat Yasmine seperti tak bersemangat.
"Bukan masalah besar kok,"
"Walaupun bukan masalah besar, tapi kalau terus dibiarkan begitu saja. Nanti pasti bisa jadi masalah besar," Ucap Nathan yang kini sudah duduk di samping Yasmine.
Yasmine menghela nafas sebelum mulai bicara. "Entahlah, aku juga bingung mau cerita dari mana." ujar Yasmine tak bersemangat.
"Terserah, aku siap mendengarkannya kok." Nathan semakin mendekatkan duduknya ke Yasmine. Karena desakan dari Nathan akhirnya Yasmine mau tak mau harus menceritakan semua hal yang menggangu pikirannya.
"Jadi kamu mau tahu siapa pengirim hadiah-hadiah itu?" tanya Nathan dengan menopang dagu dan tengah memikirkan sesuatu.
"Sudahlah! Ayo kita rolling! " ajak Yasmine yang sudah beranjak pergi terlebih dahulu.
"Yakin mau sendirian?" tanya Nathan saat sudah berhasil menyusul Yasmine.
"Kamu kesana ya!" Yasmine mengganguk yakin dan menunjuk sisi lain rumah sakit yang menunjukan daerah UGD.
Beberapa menit kemudian. Nathan yang sudah selesai keliling, mencari keberadaan gadis yang menjadi teman shift-nya. Setelah tak menemukan satupun masalah. Namun setelah menunggu untuk sekian waktu hingga merasa bosan, orang yang ditunggu tak kunjung datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Yang Tak Ternilai [TAMAT]
Novela JuvenilCerita seorang gadis untuk meraih cita-cita menjadi seorang dokter. Setelah orang yang sangat dia sayangi menderita sakit parah. Perjalanan melawan kehidupan yang menghianatinya sejak lahir. Sampai akhirnya dia menemukan arti hidupnya yang sesungg...