Verum (Kebenaran)

80 7 0
                                    

Hati Yasmine bertambah sakit, ketika mengetahui penyebab sahabatnya menjauh. Hal itu, diperparah dengan perbuatannya yang sengaja menyembunyikan kebenaran Aparicio dari Cindya.

Sehari sudah berlalu setelah peristiwa yang membuat hubungan Yasmine dan Cindya hancur lebur. Gadis itu tidak menyangka bahwa perbuatannya membuat Cindya sakit hati dan tersinggung.

Walaupun di pikiran dan hati Yasmine tak pernah ada maksud untuk menyakiti perasaan sahabatnya. Tapi nasi sudah menjadi bubur dan kata-kata sudah keluar dari mulut yang tak mungkin dapat ditarik lagi. Anak panah sudah lepas dari busur. Waktu sudah berlalu dan tak bisa diulang kembali.

Yasmine menahan tangisannya agar tak keluar, namun semua itu terlalu berat baginya. Hingga yang ada hanyalah aliran air mata terus membasahi pipi gadis itu. Yasmine masih tak percaya jika kini dirinya dan Cindya tak lagi seperti dulu.

Sejak kemarin malam pun, Yasmine kembali merasakan akan kehilangan seseorang yang amat disayanginya. Dia tak bisa menerima keputusan Cindya yang tak ingin bertemu dan berteman lagi dengannya.

Setelah dapat mengendalikan perasaan dan segala beban di hati, Yasmine memutuskan untuk tetap masuk kerja. Dia berpamitan kepada kakek-neneknya sebelum pergi. Dengan wajah bahagia, yang tentunya palsu. Yasmine keluar rumah dan melewati beberapa kardus yang diletakan asal. Keadaan rumah belum seluruhnya rapi. Masih ada beberapa kardus yang berisi berbagai barang, seusai pindahan seminggu lalu.

Yasmine sangat lega ketika bisa menyembunyikan kesedihannya dan tak ada yang curiga. Tapi gadis itu kembali tersenyum pahit, saat hatinya tak sesuai dengan apa yang terlihat di wajah cantiknya.

Setibanya Yasmine di Rumah Sakit Dusseldorf. Ketika Yasmine dengan malas melangkahkan kakinya. Seseorang membuat gadis itu berhenti dan berniat untuk menghindarinya. Tapi terlambat.

"Mau sampai kapan kamu terus berpura-pura tak melihat ku?" tanya Aparicio saat Yasmine membalikkan badan.

Sekali lagi Yasmine tertangkap basah. Basah kuyup. Bukan Yasmine jika tak bisa lari dari masalah. Gadis itu tetap mengerakan kakinya, menjauh dari sumber masalah. Walau telinganya dapat mendengar jelas ucapan Aparicio.

Aparicio memasang muka masamnya. Pemuda itu tahu betul jika Yasmine sengaja menghindarinya.

***

Tanpa sadar, takdir telah menuntun Anthony untuk mendengar pembicaraan Yasmine dan Aparicio. Setelah kejadian itu, Anthony merasa khawatir dengan keadaan Yasmine. Perasaanya tak dapat dibendung lagi, setelah mengetahui masalah besar yang sedang dihadapi putrinya itu.

Namun sekali lagi Anthony mendapati sesuatu yang seharusnya tak diketahuinya. Laki-laki itu sangat terkejut dengan pemandangan yang sedang ditontonnya. Lebih tepatnya, tak sengaja dia tonton tepatnya.

"Aku benar-benar sudah muak dengan semua ini!! Sampai kapan kamu menghindari ku?" ucap seorang pemuda dengan nada keras yang Anthony kenal.

Anthony yang tak terima putrinya diperlakukan kasar, berniat untuk menghampiri pemuda itu dan memberikan pelajaran. Namun Anthony membatalkan niatnya, saat gadis yang ingin dibelanya tak merasa takut. Dan malahan kini sedang balik menyerang pemuda tinggi di depannya.

"Baguslah, kalau kamu bisa muak! Setidaknya ada sifat manusia dalam diri mu!" ujar Yasmine dengan nada keras pula.

"Sebenarnya apa yang kamu inginkan dari ku? Aku sudah melakukan apa yang kamu inginkan. Lalu dimana kata-kata mu yang akan memperlakukan aku seperti dulu?" balas Aparicio tak mau kalah.

Yasmine tertawa meledek dengan tangan dilipat di depan dada. Seolah perkataan dari orang yang berdiri di depannya adalah sebuah lelucon. Karena perbuatan gadis itu, emosi Aparicio semakin meluap-luap tak terkendali.

Cahaya Yang Tak Ternilai [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang