8.) Occurrens (Pertemuan)

135 10 6
                                    

Author's POV

Suasana Mall Victory yang ramai walau hari sudah menunjukan pukul delapan malam. Banyak lampu warna-warni menghiasi mall itu dan ada pohon Natal besar yang lengkap dengan hiasannya di lobi mall.

Banyak toko yang memberikan diskon besar-besaran dalam rangka menyambut hari Natal. Pengunjung didominasi pasangan muda-mudi dan orang-orang yang belanja bersama keluarganya untuk persiapan Natal tahun ini.

Maklum saja, Desember sudah memasuki tanggal dua puluh, kurang dari satu minggu lagi Natal pun tiba. Hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang karena hari itu merupakan hari libur nasional. Dan Hari Natal sebentar lagi akan datang. Kebanyakan orang akan menggunakannya waktu itu untuk menghabiskan waktu bersama sanak keluarga.

Di sanalah Yasmine, Agnez, Alex, Nathan, dan Any berada. Dengan pakaian casual, seratus delapan puluh derajat berbeda dari pakaian mereka sehari-hari saat dirumah sakit. Yasmine nampak cantik dengan rambut panjang tergerai dihiasi bando warna biru. Agnez nampak manis dengan rambut diikat dan Any yang gak kalah cantik.

Nathan memakai kaos hitam panjang dan jean's yang membuatnya tambah ganteng, terlihat dari banyak perempuan yang tidak dapat memalingkan mata mereka darinya sejak Nathan masuk mall. Alex nampak lebih keren dengan kaos dilapisi jaket dan tak ketinggalan kacamata yang bertengger di batang hidungnya.

Mereka berempat memang sudah merencanakanya jauh-jauh hari. Namun karena kesibukan mereka di rumah sakit membuat rencana itu baru terlaksana hari ini. Sebenarnya rencana belanja itu merupakan rencana mereka berempat. Namun karena Any memaksa ingin ikut, jadinya mereka berlima ada di Mall Victory sekarang, karna Yasmine tak tega untuk menolaknya.

Sebenarnya Yasmine pun malas untuk pergi. Dia pikir jika mengatakan bahwa Any ingin ikut, akan membuat dia terbebas. Namun berbeda dengan apa yang dia inginkan. Dengan mudahnya Agnez, Nathan dan Alex menerimanya. Yasmine masih ingat gimana Agnez dengan segala kemampuannya untuk mengajaknya.

*

"Ayolah Yas, kita udah minta ijin kok. Lagian kapan lagi kita bisa ngumpul kaya gini?"

*

Terutama Agnez yang terus merengek memaksanya untuk ikut.

"Kalian mau beli apa pun terserah. Aku yang bayar." Ucap Nathan percaya diri. Agnez dan Alex tersenyum girang mendengar ucapan Nathan. Sedangkan Any hanya diam dalam senyumnya.

"Nath, kamu seriusan?" tanya Yasmine ragu. Nathan mengangguk yakin.

"Gitu donk!?" Alex merangkul Nathan yang membuat Nathan mengerutkan keningnya.

"Termasuk aku?" tanya Any yang membuat semuanya melihat kearah Nathan, menunggu jawabannya.

"Ya, kan aku bilang kalian. Jadi termasuk kamu." Nathan pun tersenyum ragu.

"Terima kasih Dokter Nathan..." belum sempat Any menyelesaikan ucapannya.

"Bisa gak, kalau panggil nama aja! Lagian kitakan seumuran." perintah Nathan yang menunjukan senyuman masam dan menekuk tangan di depan dadanya.

"Baiklah," Any menunduk dan memainkan jari tangannya. Mendadak Agnez menarik lengan Yasmine dan Any untuk mencairkan suasana.

"Baiklah, kita mulai dari mana?" tanya Agnez kepada Yasmine dan Any.

***

Berbeda dengan Agnez yang heboh sendiri sejak masuk toko. Wajah Yasmine masih menunjukan ekspresi tidak tenang. Beberapa kali dirinya terus menoleh kesana kemari. Seolah-olah menghindari sesuatu. Memang sejak masuk ke dalam mall Yasmine terus merasa was-was. Ia berharap tidak bertemu dengan sesuatu yang bakalan membuatnya kembali menggingat hari kelamnya.

Cahaya Yang Tak Ternilai [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang