Pugna (Pertengkaran)

66 6 0
                                    

Musim terus berganti, begitupun hati manusia
Hati bagaikan kelopak bunga yang rapuh bila diterjang angin
Tak perduli angin itu kencang atau pelan

Perasaaan manusia pun, sangat mudah berganti
Semudah membalikkan telapak tangan
Karna sejatinya perasaan manusia itu penuh dengan ambisi, harapan, dan angan-angan yang kadang membutakan mata dan pikiran

Sungguh benar bila orang mengatakan bahwa jangan turuti perasaaan mu, karena mereka itu hanya fatamorgana di gurun sahara
Indah meski palsu
Atau mereka hanya arak yang nikmat diawal, tapi akhirnya membawa kematian yang tak ada ujungnya

Namun ada kalanya, keduanya sangat kokoh dan kuat
Jika dilandasi oleh akar kepercayaan yang kuat dan juga ada keinginan untuk saling melindungi

Maka bila keduanya sungguh tercipta
Tak akan mustahil, jika dunia ini akan selalu damai
Tak ada orang-orang yang merasa iri dan sombong
Yang tercipta hanyalah senyuman dan rasa syukur

Apakah hal itu bisa membuat kita kuat
Bagaimana kita akan tumbuh kuat, jika kita tidak mau keluar dari kesenangan
Bagaimana juga kita bisa terlatih, bila tak mau keluar dari sangkar emas untuk melihat dunia

Melihat buruk dan baik dunia seisinya
Tahu mana yang baik dan buruk bagi diri kita
Merasakan dicintai dan disakiti
Belajar bertahan mengendalikan hati dan perasaan

Berjuang untuk esok yang lebih baik di dunia yang memabukkan ini
Terus melangkah tak perduli jika sesekali harus mundur
Asalkan jangan pernah berhenti

***

Author POV

Sudah seminggu lebih hubungan Yasmine dan Cindya merenggang. Hal itu membuat gadis pemilik rambut hitam panjang dan lesung pipi itu merasa sedih.

"Airen?" tegur seorang perempuan tua yang tak lain neneknya Yasmine. Yasmine tak bergeming dan masih menatap kosong ke arah luar jendela kamarnya.

"Apa kalian masih bertengkar?" tanya nenek Yasmine lagi, tapi kini tangannya menepuk bahu Yasmine. Yasmine yang tak menyadari keberadaan neneknya, tersentak kaget dan mengalihkan pandangan ke arah perempuan yang rambutnya sudah bewarna putih.

"Nenek!?"

"Sebenarnya ada masalah apa di antara kalian berdua? Tidak biasanya, kalian berdua bertengkar sampai berhari-hari seperti ini!?" Ucap nenek Yasmine khawatir.

"Aku juga tidak tahu... Tiba-tiba saja Cindy mengatakan bahwa dirinya ingin sendiri dulu." Yasmine menghela nafas, berusaha mengeluarkan udara yang menyesakkan dadanya.

Perempuan yang kini sudah tak sekuat dulu dan penuh keriput itu mengelus lembut ujung kepala cucu kesayangannya. Hatinya juga merasakan rasa sakit yang kini dirasakan gadis di depannya.

Yasmine menatap tangan kurus neneknya yang kini menyentuh kepalanya. Dia dapat melihat jika neneknya mencemaskan dirinya. Walaupun begitu, Yasmine tak dapat melakukan apa pun untuk menghilangkan kecemasan itu dari mata sang nenek.

Seminggu lalu sampai detik ini, Cindya seperti menghindari Yasmine. Tak satupun SMS Yasmine dibalas. Semua telepon dari Yasmine tak pernah Cindya angkat. Saat Yasmine sengaja menemui Cindya pun, dia selalu menghindar. Sampai akhirnya Cindya membentak Yasmine. Seminggu lebih telah berlalu sejak kejadian itu dan Cindya masih bersikap sama seperti sebelumnya.

"Tapi aku akan terus berusaha agar Cindya mau cerita alasan dia melakukan ini pada ku. Dan saat aku mengetahuinya, maka akan segera aku selesaikan!" ujar Yasmine penuh percaya diri.

Cahaya Yang Tak Ternilai [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang