14. Double Jackpot

688 46 21
                                    

Semburat cahaya yang menyilaukan memaksaku untuk membuka mata. Aku bangun saat pintu terbuka, seorang wanita paruh baya yang anggun dan cantik tengah berjalan mendekat. Mama John, Nyonya Wiraningrat.

"Kau sudah bangun, sayang?"

Aku berusaha duduk namun aku merasakan nyeri yang sangat menyiksa di bagian pinggang, rasanya pinggulku remuk, kakipun kebas. Aku kenapa?

Wanita itu memelukku erat. Sesekali aku mendengar isakan darinya.

"Sayang, akhirnya kamu sadar, Flo."

"Flo?"

"Iya, kamu itu Flo kami. Flocia Sparkla Wiraningrat. Putri kami yang menghilang dua puluh dua tahun lalu," ucap Nyonya Wiraningrat sambil perlahan melepasku.

Mana mungkin?

"Maaf, mungkin Nyonya salah orang. Aku tinggal di panti di Bandung dari kecil, dan berasal dari daerah Jawa Tengah. Sangat jauh dari sini," jelasku.

"Apa Kakak sudah bangun, Ma?"
tanya seseorang yang menyusul masuk. John. Dia nampak membawa sebuah amplop berwarna putih.

"Kau sudah pulang beribadah, John?" tanya Nyonya Wiraningrat pada putranya.

"Iya Ma, dan Tuhan langsung menjawab doaku." John memelukku. Sebuah situasi yang yang tak bisa kumengerti.

"John, apa maksudmu?"

"Kak Phyta, sebenarnya kak Phyta adalah kakak kandungku. Kakak diculik orang dan menghilang dari kami. Ini hasil lab atas kecocokan golongan darah kakak dengan Mama." John memberikan sebuah amplop putih yang berisi secarik kertas bertuliskan data dengan detail.

99.99% ANAK KANDUNG

Benarkah ini?

Kueratkan katupan rahangku. Terdiam sambil berusaha menghela napas panjang dan mencoba percaya dengan tatapku.

Anak dari keluarga Pebisnis tersohor tanah air? Apa aku masih di dalam mimpi?

"Ini tidak mungkin ...," bisikku tak sadar.

"Ini nyata, Sayang. Mulai sekarang panggil aku Mama. Mengerti? Aku bahagia karena menemukanmu. Terima kasih telah bertahan sampai hari ini." Mama, Dia mencium keningku.

"Selamat datang, Kak Flo. Aku hampir jatuh cinta karena kecantikanmu. Ehehe ...," John tersipu.

"Jadi, kamu adikku, John?"

"Iya, Kak."

"John, bisa tinggalkan kami berdua? Aku ingin membicarakan banyak hal berdua dengan kakakmu," pinta Mama pada John. John mengangguk dan pergi.

-

"Sebenarnya apa sakitku, Ma?" tanyaku pada Mama. Mama terdiam sesaat kemudian menatapku penuh hati-hati.

"Kamu tidak sakit, Nak. Hanya terlalu lelah dan banyak pikiran. Sehingga kandunganmu melemah."

"Kandunganku? Apa ...,"

"Iya, Sayang. Kau hamil cucuku. Ah, bahagianya aku. Oh, iya Sayang, di mana suamimu? Kenapa tak pernah mencarimu?" Ekspresinya penuh tanda tanya.

"Alhamdulillah ..." aku bahagia tak terkira,"Hmm ... Suamiku ya, Ma? Dia sangat sibuk. Aku tak ingin mengganggunya," lirihku.

"Tapi harusnya sesibuk apapun, kalian tetap jaga komunikasi lah. Apa sebenarnya pekerjaan suamimu?"

"Dia seorang artis sekaligus suami yang sangat baik."

"Artis? Setenar apa dia hingga mencampakkanmu? Semoga bukan Teo Mahendra ya. Mama sangat tidak suka dengannya. Playboy. Suka mondar-mandir di berita gosip. "

TeoremaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang