*Chapter 16*
*Waktu bersama Gilang part.2*~ ~ ~
*Kriiingg*
Akhirnya pelajaran Bahasa Inggris telah usai. Sekarang giliran pelajaran olahraga, aduh bagaimana ini kaki ku masih sakit apalagi sekarang ada materi basket.
"Kamu gak akan ganti baju olahraga Val?", tanya Gilang sambil membereskan buku-buku yang berserakan di atas mejanya.
"Uumm, aku sepertinya tidak akan ikut pelajaran olahraga",
"Ganti baju olahraganya aja dulu, lumayan kan kalau absen doang walaupun gak ikut olahraga yang penting hadir. Aku mau ganti baju dulu ya Val...", Gilang meninggalkan ku sendiri di kelas.
Aku melihat sekeliling.. Tidak ada seorang pun di kelas ini karena pada sibuk mengganti pakaian olahraga. Tiba-tiba ada hantu anak kecil yang duduk di bangku Gilang, kelihatannya dia anak kecil yang selalu mengikuti Gilang.
"Hey...", sapa ku tiba-tiba. Tapi dia hanya diam tak merespon sapaan ku. Setelah itu.. Dia menghilang begitu saja, aneh.
Siswi-siswi yang sudah berganti pakaian pun berdatangan ke kelas. Tapi mereka tiba-tiba menghampiri ku, "Heh Valeria, gimana caranya lo bisa deket sama Gilang?" tanya siswi yang bernama Siska. "Iya nih gue penasaran, apa jangan-jangan lo pelet si Gilang ya?", tanya ketua kelas yang bernama Sarah. *Braakk* "jangan mentang-mentang lo itu temen sebangku nya, lo bisa sedeket itu sama Gilang. Sampe gue liat tadi lo dibonceng sama Gilang", kata siswi yang bernama Lika sambil menggebrakkan meja yang ada di depan ku. Aku hanya diam menundukkan kepala karena tidak bisa menjawab pertanyaan mereka semua. Semua siswi di kelas ini mengerumuni ku "mentang-mentang lo anak sixth sense pasti lo punya banyak temen ghaib sampe Gilang lo pengaruhin, ya kan?", kata siswi yang tak ku kenal namanya itu. "Iya bener tuh" kata mereka serempak. "jawab bego!!" teriak Sarah tepat di telinga ku. "Lu gak punya mulut hah?! Jawab!" teriak Lika sambil mendorong bahu ku.
"Apa urusannya dengan kalian?", akhirnya aku bicara.
"Urusannya karna gue gak suka Gilang deket-deket sama anak tengil kayak lo!!", kata Siska sambil memegang kerah seragam ku lalu dia mendorong ku kasar.
"Kalo gue jadi Gilang, gue gak sudi temenan sama anak 'freak' kayak lo!", bentak Lika sambil mendorong kepala ku kasar dengan satu jari telunjuk nya.
"Permisi, permisi", Gilang tiba-tiba datang. "Ada apa ini? Kok rame?", tanya Gilang.
"Aahh ngga ada apa apa kok Gilang. Ini loh kita lagi mau ngobrol sama Valeria.. Iya kan Val?", kata Sarah tersenyum sambil mengelus bahu ku.
"Iya kok Gilang, gak ada apa apa, hehehe", terpaksa aku berbohong.
"Val, mau ganti baju kan? Biar ku antar sampai depan pintu toilet perempuan", ajak Gilang.
"Ngga usah.. Permisi", aku meninggalkan Gilang di kelas dengan banyak kerumunan siswi di kelas ini.
"Eh Val, tunggu!", teriak Gilang tapi aku tak menjawabnya. Gilang berusaha ingin mengantarku tapi mereka mencegah Gilang.
~ ~ ~
"Nah anak-anak, materi kita sekarang adalah basket. Satu team dibagi lima orang saja, nanti akan bapa sebutkan team nya", jelas Pak Ikhsan guru olahraga.
•
•
•
"Gilang", panggil Pak Ikhsan."Iya Pak?", jawabnya.
"Giliran kamu mengganti team yang ada di sana", Pak Ikhsan menunjuk team yang dimaksud.
"Baik Pak". Gilang pun berlari ke lapangan mengganti kan team yang dimaksud Pak Ikhsan.
Gilang memainkan bola basket dengan handal, sepertinya dia suka bermain basket.
"Kyaaaaa Giiilaangg", sorak siswi-siswi."Gilang!! Semangat ya mainnya!!", teriak Sarah.
"Ayo semangat Gilang!!", teriak Siska.
Begitupun seterus nya siswi di kelas ini terkagum melihat Gilang bermain basket dengan kerennya. Gilang membalas mereka dengan senyum manisnya yang khas. Sedangkan aku hanya duduk diam sambil memegang kaki ku.
"Selanjutnya.. Valeria", panggil Pak Ikhsan.
"Tapi kaki saya sedang sakit Pak", jawab ku.
"Kalau begitu.. Nilai kamu saya kosong kan", kata Pak Ikhsan sambil mengambil pulpen dari saku celananya, sepertinya dia akan mengosongkan nilai ku.
"Tunggu!", cegah Gilang menghampiri Pak Ikhsan. "Biar saya saja yang menggantikan Valeria"
"Apa?!", kaget murid siswi serempak melirik Gilang. Aku yang mendengar Gilang berbicara seperti itu pun ikutan kaget.
"Udah gapapa Gilang..", kata ku.
"Gapapa apanya Val, aku gak rela kalau kamu gak punya nilai !", tegas Gilang.
"Udah Pak biar saya saja yang menggantikan Valeria. Jika saya bisa memasukkan bola basket ke dalam ring sebanyak sepuluh kali. Beri dia nilai", Gilang sampai memohon kepada Pak Ikhsan.
Pak Ikhsan berfikir sejenak... "Baiklah", lalu ia mengangguk.
"Gak usah Gilang..", aku berusaha mencegahnya tapi dia tetap memaksa.
Gilang bersiap-siap memasukkan bola kedalam ring.
*Priitt
Tembakan pertama...
Masuk!!*Priitt
Tembakan kedua...
Masuk!!*Priitt
Tembakan ketiga...
Masuk!!*Priitt
Tembakan keempat...
Wow!! Masuk!! Semua siswi yang melihat dia bersorak kegirangan.*Priitt
Tembakan kelima...
Astaga!! Masuk juga!! Semua siswi semakin bersorak melihat Gilang.
•
•
•
Begitu seterusnya... Dia berhasil memasukkan bola ke dalam ring sebanyak delapan kali. Dia memiliki dua kesempatan lagi.*Priitt
Tembakan ke sembilan...
Yaampun!! Masuk juga!!
"Astaga!!! Gilang keren!!", teriak siswi-siswi yang sekelas dengan ku.*Priitt
Tembakan ke sepuluh..
"Aarrgghh", Gilang tiba-tiba merigis kesakitan sambil memegang bahunya.. Tembakan ke sepuluh nya pun meleset...~ ~ ~
Astogeh Gilang.. (´・_・')
A'yo Ladies and Gentlemen.. Author update aye ヽ(°◇° )ノ
Sebenernya nih Chapter cukup panjang jadi mimin bagi dua. Ini masih ada kelanjutannya tapi cukup sampe di sini ae lah ye ヽ(*゚ー゚*)ノ
Next???
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Valeria
Mystery / ThrillerBerawal dari pertemuan yang tak terduga.. Ketika aku bertemu dengan sosok hantu tampan di sekolahku hingga ia terus saja mengikuti kemana pun aku pergi. "Galang! Berhentilah mengikutiku!", ketus ku. "Tapi aku tak punya tempat untuk pulang", katanya...