*Chapter 20*
*???*~ ~ ~
#Author P.O.V
"Aku pulang...", Gilang membuka pintu.
Terlihat ada Galang dan Valeria yang sedang bercanda satu sama lain. Saat mereka menyadari Gilang datang, sontak kedua nya menoleh ke arah Gilang.
"Taaadaaa aku bawa makanan yang kalian pesan", kata Gilang dengan semangat.
"Waahh cepat tuangkan ke mangkok yang ada disana tuh", tunjuk Galang pada mangkok yang berada di depan sofa.
"Ok ok, sabar sebentar ya..", Gilang pergi menuangkan mie ayam pesanan mereka berdua.
Tiba-tiba pintu terbuka.. Dan betapa terkejutnya mereka karena yang datang adalah seorang dokter lelaki yang selama ini merawat Galang.
"Selamat sore", sapa dokter itu dengan senyum ramah.
"Selamat sore dok", jawab mereka bersamaan.
"Bagaimana keadaan Galang?", tanya dokter yang menghampiri Galang.
"Baik dok!", jawab Galang dengan girang.
"Wuuahh semangat sekali ya Galang.. Karena keadaan mu sudah membaik, maka kamu boleh pulang malam ini juga", kata dokter yang membawa berita baik bahwa Galang diperbolehkan pulang.
Valeria dan Galang saling bertatapan tak percaya bahwa Galang sudah dibolehkan pulang.
"Benarkah dok?", tanya Galang tak percaya.
"Iya", jawab dokter dengan senyuman.
Gilang menghampiri dokter, "Baiklah dok, kami akan siap-siap dari sekarang",
"kalau begitu saya permisi dulu", dokter itu pun meninggalkan ruang rawat inap nya Galang.
"Taadaaaa.. Mie Ayam sudah siiiapp", seru Gilang.
Valeria dan Galang masing masing mengambil satu mangkok mie ayam.
Setelah mereka selesai makan, Gilang mengajak pulang Valeria karena hari menjadi semakin gelap, takutnya Kak Amel khawatir dengan Valeria.
"Val, aku antar kamu pulang ya", usul Gilang.
"Iya. Galang.. Aku pulang dulu ya, kapan kapan aku main ke rumah mu", kata Valeria.
"Aahh baru juga sebentar disini sudah mau pulang lagi", timpal Galang cemberut.
"Galang.. Sudah mau malam loh ini, kasian Valeria entar Kakak nya khawatir", ujar Gilang.
"Boleh peluk?", pinya Galang dengan suara pelan sambil memonyongkan bibirnya bak anak kecil yang meminta sesuatu kepada ibu nya.
*deg
Muka Valeria pasti sudah merah."Aku tunggu kamu di parkiran ya Val", Gilang tiba-tiba meninggalkan mereka berduaan di ruangan.
Mereka berdua saling bertatapan. Sedangkan Galang memasang muka memelas kepada Valeria.
"Fine...", Valeria mendekati Galang... Semakin dekat.. Semakin dekat.. Hingga ia menaruh kepalanya di atas dada Galang. 'Jantungnya berdetak kencang sekali', batin Valeria.
Galang memeluk leher Valeria dengan lembut, lalu mengelus rambut Valeria. "Aku tak mau kehilangan orang sepertimu..", kata Galang. Entah kenapa Valeria hanyut dalam pikirannya, dia teringat akan Ibu yang selalu memeluknya dengan lembut sambil mengelus-elus rambut panjangnya. Tanpa Valeria sadari tiba-tiba air matanya keluat begitu saja.
"Kok basah?._.", kata Galang dengan pelan mengangkat kepala Valeria lalu mengusap pipinya.. "Jangan nangis.." kata Galang dengan lembut.
~ ~ ~
"Uuuhh lama banget sih Valeria..", kesal Gilang sambil melihat jam tangannya.
Akhirnya orang yang ditunggu Gilang tiba. "Udah?" tanya Gilang, Valeria hanya mengangguk.
"Nih helm nya", Gilang memberikan helm kepada Valeria lalu berusaha menyalakan motornya.
"Ayo naik", ajak Gilang. Valeria menuruti perintahnya.
~ ~ ~
Setelah Gilang mengantarkan Valeria. Dia kembali ke rumah sakit untuk segera mengemas barang barang dan membawa Galang ke rumah.
Lorong demi lorong rumah sakit Gilang lewati agar sampai ke ruang rawat nya Galang. Disana terlihat Galang yang sudah siap pulang, infusannya, dan berbagai alat yang tadinya menempel di tubuh Galang sekarang sudah dilepas satu persatu oleh dokter.
"Kakak mau menelepon Pak Herry dulu", ujar Gilang kepada adik nya itu.
Pak Herry adalah supir pribadi ayahnya Gilang. Dia meminta bantuan Pak Herry untuk menjemput Galang yang akan pulang, karena jika Galang ikut dengan Gilang naik motor takutnya berbahaya bagi kesehatan Galang. Walaupun Galang memaksa Kakak nya ingin naik motor tapi Kakak nya itu tidak mau menuruti permintaan Galang.
Beberapa jam kemudian datang Pak Herry.. Mungkun tadi dijalan macet jadi Pak Herry agak terlambat padahal sekarang sudah jam sembilan malam. Gilang membantu adiknya berjalan dengan cara merangkul bahunya Galang.
"Kamu sama Pak Herry ya Galang, aku naik motor. Pak Herry hati hati bawa mobilnya ya", ujar Gilang.
"Baik nak Gilang", kata Pak Herry. Galang mengangguk.
Baru saja Gilang berjalan satu langkah, tiba-tiba tangannya di tahan oleh Galang. "Kakak.. Kenapa Ibu dan Ayah tidak menjemputku..", tanya Galang dengan sedih. Gilang tak tau harus menjawab apa "Sudahlah tak usah seperti anak kecil yang merengek ingin dijemput dengan orang tuanya! Kau itu sudah besar!", tegas Gilang yang lalu melepaskan genggaman tangan adiknya itu.
"Pak, suruh Galang masuk ke dalam mobil", suruh Gilang pada Pak Herry.
"Baik nak Gilang", Pak Herry mengangguk lalu membukakan pintu mobil untuk Galang.
Selama perjalanan Galang hanya melihat jalanan yang membosankan. Sedangkan Pak Herry sibuk menyetir, dan Gilang mengikuti mobil dari belakang.
"Aahh akhirnya sampai di depan rumah", kata Galang sambil merentangkan tangannya ke atas.
#??? P.O.V
Aku melajukan motor karena harus cepat sampai ke markas genk dan jika terlambat ke markas, aku bisa dimarahi oleh sang ketua genk.
Aku mengerem mendadak karena kaget saat melewati rumah Gilang. Tunggu, itu kan Gilang? Kok Gilang ada dua? Yang satu lagi bukan Gilang bukan!, aku menggeleng dan coba menfokuskan pandangan ku. Itu yang sedang naik motor pasti Gilang! Aku yakin itu. Dan yang satunya lagi turun dari mobil itu bukan Gilang... Apa jangan-jangan itu... Galang??!!
Aku harus melaporkan kejadian ini ke sang Ketua genk motor. Aku menyeringai.."Dia pasti terkejut bahwa Galang sudah kembali...", kata ku dengan pelan berbicara sendiri
~ ~ ~
A'yo Ladies And Gentlemen (≧∇≦)/
Aahh maaf beuh Chap ini pendek banget, ini juga mimin ngetik ngebut di hp :"
Jangan lupa Vote and Commet biar cerita ini dilanjut :v (≧∇≦)/ hahaha canda doang, mimin gak maksa kok :v
See you next Chapter ヽ(*≧ω≦)ノ
Eh jangan lupa mampir ke novel yang satu lagi yak :3 "Two Face" :3
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Valeria
Mystery / ThrillerBerawal dari pertemuan yang tak terduga.. Ketika aku bertemu dengan sosok hantu tampan di sekolahku hingga ia terus saja mengikuti kemana pun aku pergi. "Galang! Berhentilah mengikutiku!", ketus ku. "Tapi aku tak punya tempat untuk pulang", katanya...