Vote dulu ya, weh baru baca. Wkwk 😋
Kinan menghela nafasnya panjang. Ia terus menerus menyala matikan ponselnya, entah sudah berapa kali. Hanya untuk melihat apakah ada notif masuk ke ponselnya.
Menjijikan memang hanya menunggu sebuah notif masuk. Apalagi Kinan sendiri sadar bahwa ini bukan kebiasaannya sama sekali. Kinan menyandarkan punggungnya san menutup matanya lelah. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya selama lima hari belakangan ini. Kerjaannya hanya memandangi ponselnya. Nggak di rumah, nggak di sekolah.
Sebenarnya Kinan sedang mengelak tentang perilaku Arland yang akhir-akhir ini berbeda dari sebelumnya. Bahkan berbeda seratus delapan puluh derajat. Di sekolah Arland sama sekali tidak pernah terlepas dari Jenny dan Kinan ingin sekali menegur Arland tapi ia tidak berani dan berusaha berpositif thinking bahwa Arland hanya sedang ada tugas dengan Jenny atau apapun itulah.
"Cukup!" Kinan membuka matanya dan melihat Vero berdiri di sebelahnya. "Kasih gue ponsel lo!" Vero langsung merebut ponsel dari tangan Kinan dan mengetik sesuatu. Kinan mulai ikut berdiri.
"Kamu ngapain?" Tanya Kinan.
"Nah, selesai." Vero mengembalikan kembali ponsel Kinan.
"Vero kamu habis ngapain?" Tanya Kinan kini waspada.
"Sms kak Arland." Kinan terbelalak dan langsung mengecek ponselnya.
"Astaga, Vero! Kamu.... Aduh!" Vero kini meringis tidak enak melihat Kinan yang terlihat sangat gelisah.
"Astaga-astaga, kekirim lagi. Aduh-aduh, gimana ini?" keluh Kinan lagi sambil mondar-mandir.
"Sorry deh, Nan. Habisnya lo kan tau gue orangnya nggak sabaran. Eh, lonya malah diem aja nanggepin sikap kak Arland sekarang," ujar Vero. Kinan berhenti mondar-mandir lalu menatap Vero. Kinan menghela nafasnya lalu tersenyum.
"Kamu nggak usah terlalu musingin masalah kak Arland. Biarin aja aku yang nyoba selesain masalah ini. Sebelumnya aku makasih sama kamu, kamu udah perhatian sama aku," ujar Kinan memegang bahu kanan Vero. Vero ikut tersenyum lalu memeluk Kinan.
"Anytime."
"Ngantin yuk!" ajak Kinan. Vero mengangguk.
Sampai di kantin, Kinan dan Vero langsung duduk di meja kosong yang untungnya letaknya tidak terlalu menengah dan tidak terlalu pojok. "Pesen apa, Nan? Biar gue pesenin," tawar Vero.
"Aku pesen mie ayam sama air mineral aja." Vero mengangguk dan meninggalkan Kinan.
Sambil menunggu Vero, Kinan mengedarkan matanya melihat suasana kantin. Matanya berhenti melihat seorang pria dan wanita yang duduk di dekat pintu kantin dengan posisi membelakanginya. Lengan si wanita itu bergelayut di leher si pria. Kinan sangat mengenal dua orang itu tanpa harus melihat wajah mereka. Mereka benar-benar terlihat seperti sepasang kekasih.
Bukan hanya Kinan yang melihat ke arah mereka. Murid-murid lain juga banyak yang melihat ke arah mereka. Tidak hanya ke arah mereka, tapi sesekali juga ke arah Kinan. Ada yang melihat dua orang itu kesal, jijik, jengah, entahlah Kinan tidak peduli.
Cup
Tes
Dengan berani si wanita itu mencium pipi sang pria dan saat itu juga air mata Kinan menetes. Air mata Kinan semakin deras ketika melihat si wanita semakin menempelkan tubuhnya pada si pria. Hal yang benar-benar tidak sepantasnya dilakukan di area sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enough [END]
Teen FictionKinan si pemalu, dan Arland si pujaan. Sama-sama tidak pernah mengenal kata cinta. Saat mereka dipertemukan dan baru memperlajari apa itu cinta, halangan datang berusaha memisahkan mereka berdua.