Chap 17

518 157 7
                                    

Hari ini, untuk pertama kalinya Kinan datang ke sekolah dengan lesu. Ia memberikan helmnya kepada Kevan dan mengulurkan tangannya.

Kevan menerima helm dari Kinan dan menjabat tangan adiknya. "Jangan lesu gitu dong, dek. Yang ceria dikit gitu," ujar Kevan akhirnya.

"Hm," jawab Kinan malas.

"Nan!" Kinan membalikkan badannya melihat Vero yang sedang berlari menghampirinya. Melihat Vero, Kinan langsung semangat dan melambaikan tangannya pada Vero. Tapi Kinan mengingat sesuatu, ia menurunkan sedikit tangannya dan melirik Kevan takut.

"Gue udah baikkan sama Vero," ujar Kevan seperti mengerti maksud tatapan Kinan. Kinan tersenyum lalu kembali menatap Vero.

"Hei," sapa Vero ceria.

"Aku nggak disapa nih?" Kinan menatap Kevan tidak percaya dan beralih menatap Vero yang tersipu malu.

"Hai juga, bang," sapa Vero pada Kevan.

"Kalian.." Kinan menunjuk Kevan dan Vero bergantian. "Sejak kapan pakai aku-kamu?" Lanjut Kinan.

"Kepo aja sih lo, dek." Kinan menatap Kevan mengejek.

"Gitu? Sama adeknya lo-gue tapi sama Vero aku-kamu. Ok, fine," sindir Kinan bercanda.
O
"Ah, baperan lo dasar. Udah sana masuk!" Kinan terkikik lalu menyeret Vero untuk ikut masuk ke dalam sekolah. Mereka berdua tertawa sambil berjalan, tapi tawa Kinan berhenti ketika sebuah motor melaju di sampingnya.

"Nan," panggil Vero pelan. Kinan menggeleng kepala lalu menengadahkan kepala menahan air matanya agar tidak jatuh.

Tiba-tiba Kevan berjalan di hadapan mereka dan menarik motor Arland hingga berhenti.

Bugh

"Abang!" Teriak Kinan terkejut. Kinan dan Vero langsung berlari menghampiri Kevan dan menariknya dari Arland yang tersungkur.

"Arland, honey. Kamu nggak papa?" Vero dan Kevan menatap Jenny jijik. Sementara Kinan berusaha agar tidak menangis melihat Jenny megang-megang Arland.

"Heh! Lo siapa berani-beraninya nonjok cowok gue, hah?!" bentak Jenny pada Kevan. Jenny lalu melirik lengan Kevan yang dirangkul Kinan. "Oh, kakaknya si datar ini ternyata." Kevan semakin marah dan hendak memberi pelajaran Jenny namun Vero dan Kinan menariknya. Tapi Vero berdiri di hadapan Kevan dan menatap Jenny menantang.

"Heh, lo ngatain temen gue apa tadi? Datar? Nggak ngaca lo badan sumpelan semua aja sok-sokan ngatain orang." Kinan terbelalak tidak menyangka, ia langsung menarik Vero untuk tidak meneruskan hal ini tapi Vero menghempaskan tanga Kinan.

"Lo! Siapa lo berani-beraninya ngatain gue, hah?! Lo cuman junior disini! Gue senior lo!" Bentak Jenny marah.

"Terus kenapa kalau lo senior, ha?! Ck, anak SMA dandanan udah kayak tante-tante. Mending Kinan natural tapi masih kelihatan cantik, punya otak lagi. Lo? Naik kelas nyogok aja belagu," sindir Vero blak-blakan.

"Lo!" Entah siapa yang mulai tapi Vero dan Jenny mulai jambak-jambakan. Kevan langsung berusaha menarik Vero dan Arland menarik Jenny. Kinan tidak tahu harus berbuat apa, terlalu banyak orang yang mengerumuni mereka saat ini.

"Vero, Vero udah, Vero." Vero tidak menghiraukan Kinan dan terus berusaha menjambak Jenny.

"Woy! Berhenti-berhenti! Berhenti, woy!" Arya dan Zidan langsung menempatkan diri di tengah-tengah Jenny dan Vero walau akhirnya mereka harus rela terkena cakaran dua gadis itu. Kevan memeluk Vero agar mundur sementara Jenny ditahan Zidan. Arland yang tadinya menarik Jenny menjadi diam melihat Kinan menangis.

Enough [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang