four

28.4K 2.8K 48
                                    

Happy Reading

"Eunshin belum datang juga?" tanya Chaeyoung heran dengan suara pelan.

"Entahlah. Dia pergi ke UKS sejak tadi," balas Yerin.

"Harusnya aku menemaninya tadi." Kata Mina sambil menghela nafas.

Tiba-tiba, pintu kelas terbuka.

Seluruh murid disana langsung menatap gadis yang baru masuk kelas dengan penampilannya yang sedikit kusut.

Yerin dan Mina sama-sama terkejut melihat penampilan Eunshin yang terlihat seperti orang sakit.

"Kenapa kau baru masuk kelas, Yoo Eun Shin?" tanya guru perempuan itu sambil membenarkan letak kacamatanya. Ia menatap lurus ke arah name tag yang di pakai Eunshin.

"Maaf, saya merasa pusing tadi. Saya ketiduran," kata Eunshin pelan sambil menundukkan kepalanya untuk memberi hormat.

"Kau sakit? Sudah lebih baik?" tanya guru itu sedikit cemas.

Eunshin hanya mengangguk pelan.

"Baiklah, silakan duduk." Kata guru itu. Eunshin mengangguk, kemudian berjalan menuju tempat duduknya di samping Yerin.

Beruntung, guru biologinya ini termasuk guru paling baik menurut angket para murid seangkatan.

"Kau benar-benar sakit?" tanya Yerin cemas saat melihat penampilan Eunshin yang kusut.

Wajah Eunshin sama sekali tidak pucat. Hanya rambutnya yang acak-acakan dan seragamnya tidak rapi.

Eunshin menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya berulanh kali.

"Aku hanya ketiduran," balas Eunshin bohong.

Gadis itu menatap jam di kelasnya yang sudah menunjukkan pukul 12, tepat dua jam setelah istirahat.

Eunshin mengumpat dalam hati, mengutuk Mark.

Bisa-bisanya pria itu meninggalkannya sendirian diatas ranjang UKS.

"Maaf, harusnya aku menemanimu," bisik Mina dengan raut wajah menyesal.

"Tidak, ini bukan salahmu, Min. Aku baik-baik saja," kata Eunshin, meyakinkan. Mina hanya menghela nafas panjang, lalu mengangguk.

Eunshin tersenyum kecil, kemudian mengeluarkan buku pelajaran biologinya.

***

Mark's POV

Aku tersenyum tanpa alasan yang jelas.

Aku mengambil secangkir kopi hangat di atas meja samping ranjangku, lalu meneguknya sampai habis.

Wajah Eunshin terus terbayang-bayang di kepalaku, seolah memaksaku untuk terus mengingatnya.

Harus kuakui, wajahnya benar-benar imut, terutama saat dia menolak ciuman dariku.

Aku yakin, menikahi Eunshin adalah pilihan yang tepat untukku.

"Apa dia bisa melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman?" tanyaku pada diriku sendiri.

Tiba-tiba ponsel sampingku bergetar.

Aku menatap nama di layar ponselku, lalu menghela nafas.

Tanpa membuatnya menunggu, aku menggeser tombol hijau di layar ponselku, kemudian menempelkannya ke telinga.

"Mark, gimana dengan Eunshin? Kau berhasil mendekatinya?" tanya suara di telepon, langsung pada intinya.

Aku mendengus kesal. Dia bahkan tidak basa-basi di telepon.

Kiss Syndrome (Mark Tuan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang