fifteen

23.6K 2.7K 68
                                    

fast update kan hehe

btw ini 2000+ words lagi loh. jangan lupa vomenttt

Eunshin memasang alarm pukul delapan pagi. Ia juga membangunkan ketiga temannya yang semalam tidur subuh karena bermain catur dan monopoli.

Ketiga temannya yang enggan bangun itu tidak menghiraukan Eunshin, lalu melanjutkan tidurnya.

Eunshin mengambil handuknya, lalu cepat-cepat mandi dan bersiap untuk pulang sebelum orang tuanya tiba di rumah.

Selesai mandi, ia kembali ke kamar dan melihat ketiga temannya yang masih tertidur lelap.

Eunshin menghela napas.

Ia menepuk bahu Yerin hingga gadis itu menoleh dengan mata yang masih setengah terpejam.

"Aku pulang duluan ya," katanya pada Yerin. Entah gadis itu sudah sadar atau belum.

Yerin mengangguk pelan, lalu membelakangi Eunshin dan memeluk gulingnya.

Eunshin menatap kedua temannya yang masih tertidur dengan wajah lelah. Ia merasa tidak enak untuk membangunkannya.

Gadis itu memasukkan pakaian kotor kedalam plastik hitam, dan mengambil tasnya.

Ketika di depan pintu masuk, pembantu Yerin kebetulan datang dari luar. Dia tersenyum, lalu membukakan pintu untuk Eunshin.

***

Kedua orang tua Mark datang lebih cepat dari waktu yang mereka janjikan.

Mark langsung mempersilakan mereka masuk dan menyuguhkan teh hangat.

Ia duduk di hadapan orang tua Eunshin, di ruang tengah.

"Dimana anak itu?" tanya Mr. Yoo sambil mengerutkan dahinya.

"Dia pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan," jawab Mark sambil tersenyum, membuat kedua orang tua Eunshin bertatapan.

"Sepagi ini? Astaga, anak kita sudah berkembang yeobo!" ujar mama Eunshin sambil memegang lengan suaminya dengan wajah ceria.

Mark tersenyum kecil melihat tingkah mereka yang jauh berbeda dengan orang tuanya sendiri.

Orang tuanya bahkan bersikap biasa saja saat Mark ranking satu di sekolahnya, atau memenangkan piagam emas untuk olimpiade renang saat kecil dulu.

Tapi orang tua Eunshin benar-benar peduli dengan Eunshin. Mereka bahkan senang dengan perubahan kecil anak tunggalnya itu, walaupun semua itu bohong.

Faktanya, Eunshin lebih suka belanja bahan makanan setelah pulang sekolah. Ia juga lebih suka jalan-jalan dengan temannya, dan bersenang-senang.

Mark merasa sedikit berdosa, memberitahu kebohongan yang membuat orang tuanya merasa bangga.

"Apa anak kami memperlakukanmu dengan baik? Dia sangat keras kepala dan suka melakukan apapun yang dia mau. Dia tidak melakukan hal yang buruk kan?" tanya wanita hampir paruh baya itu dengan ekspresi menyesal.

Mark tersenyum kecil.

"Tidak, dia anak yang sangat penurut. Dia selalu memperlakukanku dengan baik," balas Mark sambil meneguk minumannya sendiri.

Orang tua Eunshin kembali bertatapan, lalu menatap Mark.

"Dia juga bukan anak yang pintar. Apa dia suka mengganggu pelajaranmu?" tanya mamanya menginterogasi. Mark menggeleng cepat.

Laki-laki itu bahkan tidak pernah menyentuh buku pelajarannya di rumah, selain mengerjakan PR.

"Maafkan kami, anak kami sebenarnya tidak punya kelebihan apapun. Dia sangat berbeda denganmu. Kami selalu berpikir, apa kau akan menyesal menikah dengannya..."

Kiss Syndrome (Mark Tuan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang