six

25.4K 2.7K 156
                                    

Rating : R

Eunshin melihat sepatu yang tadi digunakan Mark saat sekolah sudah tertata rapi di rak sepatunya. Ia menghela napas.

"Dari mana?" tanya Mark tiba-tiba, membuat Eunshin sedikit terkejut.

Pria itu berdiri di depannya dengan kaos putih polos, juga celana seragam yang belum diganti.

"Beli bahan makanan." Jawab Eunshin sambil mengangkat beberapa kantong plastik putih di tangannya.

"Maksudku kenapa pulang duluan? Kenapa tidak menungguku? Kita bisa membeli bahan makanan berdua," katanya.

Eunshin mendengus kesal, kemudian menatap Mark yang memasang ekspresi datarnya.

"Mark, lebih baik kita berangkat sendiri-sendiri dan pulang sendiri-sendiri. Itu lebih baik." Kata Eunshin.

"Kenapa aku harus mengikuti kata-katamu, hm?"

Eunshin menghela napas kesal.

Kemudian gadis itu mengabaikan Mark, pergi menuju dapur dan membuka pintu kulkas.

Ia meletakkan semua kantong plastik ke dalam kulkas, lalu menutup pintu kulkas.

Eunshin sedikit terkejut melihat Mark yang sudah berdiri di belakangnya entah sejak kapan.

"Hari ini kita makan apa?" tanya Mark sambil memasukkan tangan kedalam sakunya. Eunshin menarik napas panjang, lalu membuangnya.

"Bukannya kau bisa masak?"

"Untuk apa aku punya istri, kalau aku juga yang memasak." Balasnya santai. Kali ini ia menunjukkan senyuman tipisnya.

"Status menikah kita ini hanya status. Jangan mengatur hidupku."

"Apa maksudmu?" tanya Mark sambil mengerutkan dahinya.

Eunshin merogoh tas sekolahnya, kemudian mengambil sebuah buku berukuran A5 dengan cover kelinci.

Ia membukanya, kemudian menarik selembar kertas yang sudah terisi coretan tinta hitam, lalu menyerahkannya pada Mark.

Pria itu membacanya sambil mengerutkan dahi.

1. Dilarang berciuman

2. Dilarang tidur 1 kamar

3. Dilarang masuk ke kamarku tanpa izin

4. Dilarang mengatur hidupku

5. Membebaskan pacaran dengan siapapun

-Eunshin.

"Woah apa ini?" Tanya Mark sambil terkekeh.

"Peraturan yang ku buat untukmu."

"Satu. No kiss? Aku menolaknya. Dua. Wow, padahal ayahku menikahkan kita untuk memberinya cucu. Gimana membuatnya kalau tidak tidur satu kamar?" Tanya Mark, membuat Eunshin terkejut.

Mark menaikan alisnya dan menatap Eunshin sambil tersenyum. Kemudian pandangannya kembali pada kertas itu.

"Aku menolaknya. Tiga. Ini rumahku, aku bebas masuk ke kamarmu kapanpun, selama kamar itu ada di rumahku. Empat. Aku suamimu, aku berhak mengatur hidupmu."

Mark diam sejenak dan menatap kalimat terakhir. Ia mengusap dagunya dengan jari telunjuk, lalu menatap Eunshin.

"Syarat ke lima harus kujawab juga? Bukannya sudah jelas? Kau sudah punya suami, untuk apa lagi pacar?" tanyanya. Raut wajahnya berubah menjadi dingin.

Mark langsung menyobek kertas itu menjadi berkeping-keping, lalu melemparnya ke sembarang tempat. Eunshin menganga.

"Kenapa kau menyobeknya?!" protes Eunshin sambil mengepalkan kedua tangannya.

Kiss Syndrome (Mark Tuan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang