sixteen

21.7K 2.3K 154
                                    

Happy reading!

ps : part ini full MarkShin moment.

Hey babe, ayo kita karaoke malam ini. Apa kau terkejut? Aku sudah kembali ke Korea sejak kemarin.

Mata Eunshin membelalak kaget.

Apa ini? Babe katanya? Siapa ini?

Eunshin mulai penasaran. Ia berniat untuk melihat siapa orang yang mengirim pesan ke ponsel Mark dengan sebutan 'babe' itu. Eunshin tidak bodoh. Ia tau apa arti babe. Baru saja tangannya bergerak mendekati ponsel itu, gerakannya terhenti.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Mark yang baru keluar kamar mandi. Eunshin langsung berdiri seketika saking terkejutnya. Untung tadi tangannya belum sempat menyentuh ponsel milik pria itu.

"Tidak, tidak ada." Jawab Eunshin cepat. Matanya meneliti tubuh Mark dari atas ke bawah. Ia sudah menggunakan pakaiannya dari kamar mandi. Kaos hitam polos dan celana jins panjang yang agak sobek dibagian lutut serta handuk di bahunya.

"Jadi, kita kemana?" tanya Mark sambil menunjukkan senyumnya.

"Eh, ng. Kok mandinya cepet? Udah sabunan?" tanya Eunshin gugup. Eunshin dapat melihat Mark mengerutkan dahinya.

"Aku mandi 15 menit, apanya yang cepet?" Mark melirik jam dinding abu-abu di ruang keluarga.

Rambut basahnya sungguh menggoda. Sesekali ia mengeringkan rambutnya dengan handuk di bahunya. Kini matanya beralih ke benda persegi panjang miliknya di atas meja. Dengan cepat diambilnya ponsel itu.

"Jadi kita mau kemana?" tanyanya lagi dengan nada yang lebih menggoda.

"Terserah."

"Ok deal. Hari ini aku yang pimpin acara." Mark langsung berjalan ke tempat handuk dan meletakkan handuknya disana. Kemudian ia melihat ponselnya dan tersenyum. Jari-jari nya bergerak untuk membalas pesan disana. Eunshin yakin 100% kalau ia membalas pesan untuk gadis yang tadi memanggilnya babe. Setelah membalas pesan, Mark mengajak Eunshin turun ke parkiran.

Tidak lupa, Mark membukakan pintu mobil untuk Eunshin di depan. Kemudian ia duduk disamping gadis itu dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

***

Eunshin benar-benar merasa malas saat ini, entah kenapa. Rasanya ada sesuatu yang terus menghantui pikirannya. Mark mengajaknya ke mall. Eunshin yang biasanya memiliki semangat tinggi ketika jalan-jalan di mall, kini rasanya malas.

Hari ini Mark benar-benar membayar semua yang Eunshin beli. Sejak baru masuk mall ini, keinginan Eunshin untuk membeli makanan ringan memuncak. Starbuck, macaroon, ice cream, crepes, dunkin donut. Mark tidak mengizinkan gadis itu mengeluarkan uangnya untuk membayar.

Padahal biasanya gadis itu tidak pernah memboroskan uangnya untuk makanan ringan. Mungkin karena suasana hatinya cukup buruk, sehingga berpengaruh pada nafsu makannya.

"Ayo kita nonton," ajak Mark. Tanpa mengatakan apapun, tangannya sudah menempel dengan tangan Eunshin. Jari-jarinya bergerak lembut di sela-sela jari Eunshin.

"Mark, kita sedang di tempat umum." Ujar Eunshin mengingatkan.

"Aku tau. Coba lihat orang-orang di sini. Mereka juga melakukan hal yang sama." Eunshin melirik sekelilingnya. Banyak pasangan yang kencan disini ternyata.

Ia sama sekali tidak berusaha melepaskan genggaman tangan Mark. Ia hanya diam dan mengikuti Mark ke bioskop.

"Horror atau action?" tanya Mark sambil melihat-lihat judul film yang sedang tayang.

Kiss Syndrome (Mark Tuan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang