eight

25.3K 2.8K 83
                                    

"Apa yang kau tulis?" tanya Mark tiba-tiba sambil duduk di sofa, tepat disamping Eunshin.

Gadis itu menoleh cepat, lalu kembali menatap kertas ditangannya.

"Formulir pendaftaran eskul." Jawabnya.

"Oh, sudah dibagikan? Kau pilih yang mana?" Tanya Mark lagi.

Pria itu meletakkan cangkir teh dinginnya diatas meja, lalu ikut melihat ke arah kertas yang dipegang Eunshin.

"Teater," ucapnya. Mark langsung menatap Eunshin cepat.

"Aku menolaknya." Kata Mark tegas, membuat Eunshin menarik napas panjang dan membuangnya.

"Aku sudah bilang, jangan mengurusi hidupku." Pinta Eunshin jengkel. Mark kembali bersandar di punggung sofa.

"Kau tau, ada banyak sekali adegan kiss disana. Pulangnya juga bisa malam sekali. Bahkan subuh," jelas Mark.

Lagi-lagi Eunshin harus berusaha bersabar menghadapi tingkah Mark yang semakin hari semakin aneh, dan kekanak-kanakan.

"Ya, aku tau." Jawabnya pelan.

Baru saja Eunshin mau melingkari kata teater, Mark langsung mengambil pulpen itu dari tangannya.

Eunshin menoleh cepat, menatap Mark tajam. Sementara pria di hadapannya ini memberinya tatapan meremehkan.

"Jadi, kau lebih suka yang banyak ciumannya?" goda Mark sambil tersenyum miring, membuat Eunshin terkejut.

"Aku bisa memberikan ciuman yang kau inginkan," tawar Mark.

Eunshin hanya bisa menganga, menatap pria di hadapannya.

"Bukan begitu!" tukasnya cepat.

"Eskul lainnya olahraga, aku tidak suka. Ada kesenian juga, tapi tahun ini hampir tidak ada perempuan yang ikut. Aku juga tidak bisa main musik. Hanya ini yang kubisa!" kata Eunshin.

"Walaupun pulangnya malam?" tanya Mark lagi. Eunshin menatap Mark sejenak, kemudian mengangguk pelan.

"Arasseo." Kata Mark tiba-tiba, membuat Eunshin terkejut.

Tapi mengingat sikap Mark yang tidak pernah mau dibantah, membuat ia kembali ragu.

"Kau harus ingat peraturan yang sudah kubuat kalau pulang malam," kata Mark sambil tersenyum manis. Lalu melanjutkan, "Kiss everyday, everynight, maybe?"

Eunshin lagi-lagi menunjukkan ekspresi terkejutnya. Ia menggeser tubuhnya menjauh beberapa centimeter dari Mark, lalu menatapnya horror.

"Kau benar-benar membuatku muak," kata Eunshin kesal.

"Ya, ya, terserah." Balas Mark sambil mengangguk pelan.

Mark mengambil cangkir teh nya diatas meja, lalu menyeruputnya hingga tersisa setengah.

Ia kembali meletakkan cangkir itu diatas meja, lalu membersihkan sisa air teh di sekitar bibirnya dengan satu tangan.

"Tapi bagus juga kalau kau selalu pulang malam," kata Mark sambil mengangkat satu alisnya. Eunshin mengernyit bingung.

"Ini kan eskul, Mark!"

"Apa bedanya? Sama-sama pulang malam." Balasnya santai.

"Tapi ini beda!" protes Eunshin. Gadis itu cepat-cepat merampas pulpen dari tangan Mark, lalu menggenggamnya erat.

"Sama saja. Tidak masalah, asal kau punya waktu untuk kita tiap malam." Kata Mark, lagi-lagi membuat Eunshin terkejut.

"Kau pasti suka nonton film dewasa." Tebak Eunshin. Mark tersenyum kecil.

Kiss Syndrome (Mark Tuan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang