five

27K 2.7K 58
                                    

Tujuh hari setelah kejadian itu -menikah lewat dokumen, Eunshin akhirnya pindah ke penthouse yang di tempati Mark.

Ini semua karena paksaan kedua orang tua Mark dan orang tuanya sendiri.

Bahkan apartemen yang Eunshin tempati sebelumnya langsung dijual pada orang lain atas perintah orang tuanya, setelah semua barang berhasil di pindahkan ke apartemen Mark.

"Jadi aku tidur dimana?" tanya Eunshin jengkel, sambil menjaga jarak beberapa meter dari Mark.

Baru beberapa menit sejak Eunshin tiba di penthouse mewah, di lantai 10 itu.

"Di kamarku." Jawabnya santai sambil menatap Eunshin.

Gadis langsung berdecak kesal. Ia berjalan mendekati Mark, lalu menatapnya dengan raut wajah serius.

"Aku serius."

"Disini hanya ada 1 kamar." Balas Mark, membuat Eunshin menghela nafas pelan.

Gadis itu mengitari pandangannya, dan menemukan pintu yang serupa dengan pintu kamar Mark.

"Terus itu pintu apa?" tanya Eunshin sambil menunjuk pintu yang sedikit terbuka, yang hanya terletak beberapa meter dari pintu kamar Mark.

Mark menoleh ke arah yang ditunjuk Eunshin, lalu terkekeh.

"Kau tidak ingin tidur denganku?" tanyanya sambil tersenyum. Eunshin langsung melemparkan tatapan tajamnya.

"Aku bercanda. Kamarmu disana," kata Mark sambil menunjuk pintu itu dengan dagunya.

Tanpa mengucapkan apapun lagi, Eunshin memilih untuk meninggalkan Mark, dan membawa barang-barangnya ke kamar itu.

Kamarnya benar-benar bagus. Sederhana, luas, dan terlihat indah. Bahkan luasnya hampir setara dengan apartemen yang ditinggali Eunshin sebelum pindah kesini.

Dindingnya berwarna putih, ranjangnya berukuran besar dengan selimut maroon yang cocok dengan sprei putihnya.

"Mark, kunci pintunya dimana?" tanya Eunshin sambil menyembulkan kepalanya dari dalam kamar.

Mark menoleh, lalu mengangkat bahunya. Ia duduk di sofa, sambil bersandar di punggung sofa.

"Untuk apa?"

"Untuk menghindari werewolf masuk ke kamarku saat malam nanti."

"Werewolf? Tenang aja, disini aman. Hanya ada kita berdua."

Eunshin memutar kedua bola matanya. Dia langsung keluar dari kamarnya dan menghampiri Mark yang baru menyalakan TV.

Gadis itu berkacak pinggang tepat di depan Mark, menghalangi pandangan Mark ke TV.

"Mana kuncinya?" Eunshin menodongkan tangannya di depan wajah Mark. Pria itu hanya menatapnya tanpa mengeluarkan ekspresi apapun.

"Aku simpan."

"Kenapa?"

"Kalau tidak begitu, kau pasti akan mengunci pintu kamarmu setiap pulang sekolah, dan menghindariku." Balas Mark, membuat Eunshin sedikit terkejut, karena tebakannya benar.

Gadis itu hanya diam sambil menatap Mark, lalu berdecak sebal.

Eunshin akhirnya pasrah dan masuk ke dalam kamarnya.

Ia berbaring di ranjang, sambil menatap langit-langit kamarnya yang terasa sangat asing.

Eunshin memejamkan mata, berharap hari-harinya menyenangkan mulai besok.

***

"Hei."

Eunshin bergumam, mendengar suara yang membuat mimpinya buyar seketika. Ia membalikkan tubuhnya kesamping, sambil mengeratkan selimutnya.

Kiss Syndrome (Mark Tuan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang