seven

26.3K 2.8K 44
                                    

Eunshin pulang jam 10 malam hari ini, karena ketiga temannya menyewa ruang karaoke itu selama tiga jam.

Gadis itu berjalan lesu menuju penthouse nya.

Jujur, dulu ia memilih untuk tinggal sendiri karena ingin bebas melakukan apapun, tanpa larangan dari orang tuanya.

Walaupun gadis itu cenderung lebih suka dirumahnya daripada diluar rumah.

Tapi kini, rumah itu bagaikan kelas ujian, yang selalu ingin ia hindari kapanpun.

Mark membuatnya tidak nyaman berada disana.

Eunshin menggigit bibir bawahnya pelan, dengan jantung yang berdetak kencang.

"Apa dia masih bangun?" tanyanya dalam hati. Ia menggeleng cepat.

Melihat Mark yang selalu bangun pagi, ia yakin pria itu tidak tidur terlalu malam.

Eunshin menekan beberapa angka di depan pintu, sampai pintu itu terbuka dengan sendirinya.

Gadis itu melihat ke sekelilingnya, memastikan kalau Mark sudah tidur.

Dengan cepat, ia berlari tanpa suara menuju kamar mandi, karena tubuhnya sangat berkeringat.

Selesai mandi, ia menggunakan baju handuknya softpink nya, lalu berjalan pelan menuju kamarnya.

Gadis itu terkejut bukan main begitu ia membuka pintu kamarnya.

Ia melihat Mark bersandar di tembok, dengan kedua tangan terlipat di depan perutnya.

Pria itu menoleh, lalu menatap Eunshin dari atas ke bawah. Kemudian pandangannya beralih ke wajahnya.

"Apa kau menggodaku?" tanyanya tajam, membuat Eunshin memekik kencang.

Gadis itu langsung menyilangkan tangannya di depan dada, lalu menatap Mark dengan panik.

"Apa yang-"

"Waktumu dua menit." Katanya dingin, lalu pergi keluar kamar.

Eunshin menganga, tidak mengerti maksud perkataan Mark.

Gadis itu menatap tubuhnya yang hanya terbalut baju handuk, lalu membelalakkan kedua matanya.

Eunshin mengambil pakaian apapun yang bisa ia gunakan, lalu memakainya secepat kilat.

Tepat setelah Eunshin selesai mengancingkan kancing teratas piyama merahnya, Mark masuk tanpa mengetuk pintu.

Gadis itu mundur beberapa langkah, menjaga jarak dari Mark.

"Kenapa baru pulang?" tanyanya dengan suara yang terkesan tajam.

"Aku pergi dengan teman." Jawab Eunshin ragu.

Mark sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Eunshin, membuatnya gugup seketika.

"Apa anak perempuan pantas pulang semalam ini, disaat dia sudah punya suami?" tanya Mark, lebih seperti menyindir.

Eunshin menunduk, merutuki kesalahannya.

Orang tuanya juga sama seperti Mark, sering menasihatinya untuk tidak pulang malam.

"Ayo kita buat peraturan, Eunshin." Katanya, lalu melipat kedua tangannya di depan perutnya.

Eunshin mengerutkan dahinya.

"Peraturan? Kau bahkan menyobek peraturan yang kubuat." Protesnya.

Mark mengabaikan kata-kata Eunshin, lalu mengeluarkan jari telunjuknya di depan wajah Eunshin.

Kiss Syndrome (Mark Tuan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang