ten

24.6K 3K 75
                                    

jangan lupa voment yha (๑•́ ₃ •̀๑) wkwkw

Eunshin's POV

Aku berusaha mati-matian menghafal runus matematika di kamarku. Tapi selama satu jam membaca rumus, tidak ada satupun yang ku pahami.

Sementara, pelajaran itu adalah ujian pertamaku di hari senin.

Aku menghela napas.

Aku sempat berpikir untuk menyerah. Tapi aku tidak mau mempermalukan diriku sendiri di kelas.

Setidaknya, aku tidak mau jadi siswi yang terkenal karena kebodohannya.

Aku harus belajar, untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi, bukan yang tertinggi.

Aku terus membalik-balik lembaran buku diatas meja belajarku, sampai wajah Mark muncul di kepalaku.

Dia adalah orang yang sangat pintar. Mungkin dia bisa membantuku.

Setelah berpikir lebih lama, aku mengangguk dan membawa buku pelajaranku keluar kamar.

Aku memeluk buku-buku ku, ragu untuk mengetuk pintu kamar Mark.

"Mark, ada sesuatu yang ingin kutanyakan," kataku sedikit kencang. Aku mengeratkan pelukanku pada buku-buku ku.

"Masuk." Katanya dari dalam.

Aku membuka pintu, dan melihatnya sedang duduk di ranjangnya, dengan buku di tangannya. Pastinya, itu bukan buku pelajaran.

"Kenapa? mau tidur denganku?" tanya Mark sambil tersenyum, membuatku merinding.

"Ada soal matematika yang tidak ku mengerti. Aku datang untuk bertanya, kalau kau tidak sibuk." Kataku pelan.

Mark tersenyum, lalu menutup buku novel di tangannya.

"Tidak ada kata sibuk untukmu." Jawabnya santai, lalu menepuk-nepuk ranjangnya pelan.

"Sini, aku lebih suka mengajarimu di ranjang." Kata Mark, membuatku cukup terkejut.

Perkataannya membuatku ambigu, dan semakin ragu padanya.

Aku menelan ludahku, lalu meremas gagang pintu semakin kencang.

Wajah Mark yang terlihat polos benar-benar membuat otakku semakin kacau.

Ku akui, dia sangat manis saat tersenyum.

Tiba-tiba saja, dia mengangkat kedua alisnya, membuatku tersadar dari lamunanku. Aku menggeleng cepat.

"Maaf, tidak jadi." Kataku pelan, sambil menutup pintu itu kembali.

Aku menghela napas panjang, lalu memutuskan untuk kembali ke kamarku.

Aku meletakkan buku pelajaranku di atas meja, lalu mengambil buku tulis disampingnya.

Buku tulis yang digunakan Jinyoung sunbae untuk mengajariku.

Aku mengamati setiap angka yang ia tulis, dan tanpa sadar aku tersenyum.

Seandainya Jinyoung sunbae adalah suamiku, mungkin aku tidak akan menolaknya mati-matian seperti ini.

Aku pasti akan menerimanya.

Kalau saja, bukan Mark suamiku sekarang.

***

"Eunshin! Dari mana aja sih?!" tanya Chaeyoung dengan ekspresi paniknya. Ia melirik ke kiri dan kanannya, seperti mencari sesuatu.

"Toilet," balasnya sambil mengerutkan dahi.

"Kenapa?" tanyanya lagi. Eunshin melirik Chaeyoung dan Yerin yang bertingkah seolah mereka kehilangan sesuatu.

Kiss Syndrome (Mark Tuan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang