seventeen

21.3K 2.5K 154
                                    

Happy reading.

Mark baru saja tiba di tempat yang di janjikan. Sebenarnya ia tidak suka bepergian ke tempat seperti ini. Tapi mereka –teman-teman SMP Mark, memutuskan untuk mengadakan reuni disini. Kebetulan teman terbaiknya juga baru kembali dari study nya di New Zealand.

"Hey babe! Kau pasti merindukanku!" ucap perempuan itu dengan suara nyaring begitu Mark masuk ke dalam ruangan. Ia langsung merangkul dan menekan leher Mark hingga pria itu menunduk dan meringis.

"Berapa kali sih harus ku bilang, jangan panggil aku babe lagi." Balasnya sambil melepaskan tangan gadis itu.

"Tsk. Padahal dulu kita selalu memanggil babe satu sama lain."

"Kita sudah besar sekarang, Jennie."

"Okay, okay."

Jennie melirik tubuh pria di hadapannya dengan detail. Dia terlihat lebih tinggi meskipun gadis itu sudah menggunakan sepatu hak. Tingginya hanya se-hidung Mark. Padahal dulu tinggi Mark hanya se-telinga Jennie kalau tidak menggunakan sepatu hak. Wajahnya menjadi sangat tampan, sampai gadis itu ragu ketika melihatnya pertama kali. Puberty yang luar biasa.

"Kau sangat berubah Mark, aku hampir tidak mengenalmu."

"Kau juga jauh lebih cantik sekarang. Padahal dulu kau sama sekali tidak peduli dengan penampilan." Jennie sedikit tersipu.

"Wow, apa dunia milik kalian berdua? Jangan lupa ada kami disini." Ucap Park Jimin, salah satu teman laki-laki Mark yang cukup akrab dengannya saat SMP.

"Daebak, daebak. Apa sekarang kalian resmi pacaran?" canda orang yang lainnya. Jinyoung tidak ada karena Mark dan Jinyoung memang tidak satu kelas saat kelas 3 SMP. Disini, hampir semua murid kelas 3-2 sudah berkumpul. Hanya ada 6 orang yang tidak bisa hadir karena alasan yang bermacam-macam.

Mark dan Jennie memelototi teman-temannya.

Mark dan Kim Jennie, dulunya dijulukki sebagai "pasangan terbaik" di SMP mereka. Padahal julukan itu hanya untuk meledek saja. Mark dulu di gosipkan menyukai Jennie. Entah siapa yang menyebar rumor itu, tapi berulang kali Jennie tidak terima.

"Well, let's party tonight!"

**

Ah, Eunshin. Sebenarnya apa sih yang kau pikirkan sampai datang ke tempat ini? batinnya.

Pintu ruangan 22 tentu saja tertutup. Tidak ada kaca atau apapun disana. Yang ada hanya beberapa suara nyanyian orang-orang yang terdengar sangat kecil. Tidak mungkin Eunshin menerobos masuk begitu saja ke dalam ruangan berisi orang-orang yang tidak dia kenal itu hanya karena rasa penasarannya.

"Sepertinya aku mulai gila untuk mengikutinya kesini. Ah, kepalaku pusing."

Jalan Eunshin sudah sempoyongan. Ia bahkan memegang tembok untuk menahan tubuhnya. Berulang kali ia memejamkan mata dan membukanya kembali. Dunia seperti berputar. Pandangannya sedikit kabur. Rasanya seperti ingin muntah. Perutnya benar-benar sakit. Setelah dia merasa tidak kuat, Eunshin langsung berlari ke kamar mandi.

Ia memuntahkan semua isi perutnya di closet. Kepalanya semakin berdenyut. Berkali-kali ia batuk.

Sial, aku benar-benar pusing. Rasanya mual.

"Ah ini semua gara-gara kau!! Kenapa aku harus mengikutimu sih? Apa peduliku memangnya?" Eunshin mulai ber monolog, kemudian ia tersenyum kecil.

"Ck, kau brengsek Mark! Kenapa sekarang wajahmu memenuhi pikiranku sih?" lanjutnya. Ia terduduk lemas di lantai, sehabis mengeluarkan seluruh isi perutnya di kloset.

Kiss Syndrome (Mark Tuan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang