18. Love is..

38 5 0
                                    

Sudah tiga hari ini gadis itu terbaring lemah di kamarnya karena ia nekat menerobos hujan tempo hari. Bukan dengan sengaja ia melakukannya. Sebenarnya ia masih ingin menunggu dan mengobrol dengan gadis misterius itu, tapi waktu tak menghendaki semua niatnya.

Saat ia melihat jam, pada waktu itu sudah menunjukkan jam lima lewat lima belas menit makanya ia nekat menerobos hujan dan berakhir mengenaskan dengan demam tinggi. Ia takut Ibunya menghawatirkannya, tapi bukannya senang dengan alasan anaknya, Ibunya yang bernama Manda malah mengomelinya karena pulang dengan basah kuyup.

Tiga hari ini pula hidupnya rasanya hampa. Tak ada sosok prianya yang mendampinginya. Jangankan mendampingi menanyakan kabar saja tidak. Gadis itu mendengus lantas mengeratkan selimut yang ia pakai.

Saat gadis itu tengah terbatuk tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, terlihat di sana Ibunya tengah melangkah masuk ke dalam di ikuti oleh seorang lelaki. Gadis itu terbelalak kala menyadari siapa lelaki yang menjenguknya.

"Nah ini anaknya, Ibu tinggal dulu ya. Kalian jangan macam-macam." Saat Ibunya mendapatkan anggukan dari lelaki itu ia mulai melenggang pergi.

Lelaki itu menaruh sebuket bunga mawar putih dengan sebuah plastik berlogo rumah makan terkenal di sana. Lelaki itu mendekat dan menempelkan telapak tangannya pada dahi gadis itu.

"Sepertinya keadaanmu belum membaik ya." Gumam lelaki itu.

Gadis itu mulai tersadar dari keterkejutannya lantas menatap nyalang padanya.

"Mau apa kau kemari?"

"Tentu saja menjengukmu, kau ini bagaimana." Saut lelaki itu dengan enteng.

Dia lelaki menyebalkan itu. "Darimana kau tau alamat rumahku?"

"Memangnya apa yang tak kutau tentangmu?"

Gadis itu mendesis sinis sebelum membuang muka ke arah lain. Ia tak menyangka jika lelaki ini yang malah menjenguknya, bukan prianya. Gadis itu kecewa tentu saja. Ini sudah tiga hari tapi nyatanya dimana prianya sekarang. Melihat pancaran kekecewaan di mata gadis itu. Lelaki itu lantas mengerti. Pasti ia memikirkan si brengsek itu, pikirnya. 

Mereka sama-sama terdiam sampai pintu kamar gadis itu terbuka kembali dengan seorang lelaki yang masih lengkap menggunakan seragamnya berdiri di sana dengan kaget. Ia tak menyangka jika ia telah di dahului.

Itu dia, pekik gadis itu dalam hati. Ia senang akhirnya pria itu menjenguknya. Prianya membawa sebuah parsel dan juga bunga krisan putih disalah satu tangan.

Pria itu segera menghampirinya dan berbasa-basi sebentar pada gadis itu sebelum menoleh ke arah lelaki yang sedari tadi mengamati ke duanya dalam diam. Mereka saling berpandangan beberapa saat sebelum membuang muka masing-masing.

Seketika ruangan itu beku, akan sesuatu yang mereka sebut kecanggungan.

***

Love is..

When you care about my condition.

***

el ♡

Love Is..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang