Hari mulai menjelang senja. Sang purnama pun telah siap menggantikan sang jingga kembali ke peraduannya. Barisan awan kelam menggantung di atasnya dengan angin yang cukup kuat. Gadis itu menengadah membiarkan wajahnya yang sembab menyentuh angin yang membelai kasar wajahnya.
Riak kesedihan tertangkap jelas kala kedua kelopak mata itu terangkat. Ia menghembusan nafas gusar. Entah apa yang merasuki pikirannya tadi, hingga ia dengan gamblangnya menyatakan bahwa dia suka pada pria itu. Ya memang benar sih, tapi tetap saja mau ditaruh dimana wajahnya setelah ini. Gadis itu merutuk dalam hati.
Bodoh, bodoh, bodoh.
Tak terasa angin mulai berhembus dengan kencang, membuat udara sekitar menjadi dingin seketika. Gadis itu merapatkan jaketnya. Sepertinya akan ada badai, pikir gadis itu. Belum genap satu detik pikiran itu muncul, langit sudah menumpahkan tangisnya pada sang bumi.
Tak sempat ia berlari untuk mencari tempat berteduh yang mengakibatkan dirinya sekarang basah kuyup. Halilintar mulai bermunculan disertai guntur dan petir. Benar-benar mengerikan. Gadis itu harus segera mencari tempat berteduh sebelum cuaca semakin memburuk.
Saat ia ingin mulai berlari sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya dengan kuat disertai suatu benda yang menyampir dipundaknya. Belum sempat gadis itu melihat siapa orang yang memberinya jas hujan, tangan yang sedari tadi digenggam orang asing itu menariknya lari menjauh, tepatnya ke sebuah halte bus yang kosong.
"Thanks ya," ucap gadis itu dengan tulus.
"Hmm," deheman itu seketika membuat kedua bola mata gadis itu terbelalak kaget.
"Kau.. apa yang.." seketika gadis itu kehilangan kata-katanya.
"Tidak ada, aku hanya ingin meminta maaf padamu, nona."
Yap dia adalah pria itu. Pria idamannya yang sangat menyebalkan. Gadis itu membuang muka ke arah lain dengan pipi bersemu malu. Ia tak menyangka setelah kejadian itu ia malah akan bertemu dengannya lagi.
Ia kesal tapi ia juga malu disaat bersamaan karena sudah membongkar sesuatu hal yang seharusnya tidak ia katakan. Belum sempat ia meninggalkan tempat itu, sebuah tangan tiba-tiba terulur dan memeluknya dengan erat.
"Maaf-maafkan aku," gumamnya sambil mempererat rengkuhannya.
Gadis itu diam saja, sampai matanya menangkap seseorang dengan payung dibawah guyuran hujan sekarang. Sorot matanya tajam dengan tangan mengepal semakin erat memegang payungnya. Belum sempat gadis itu memanggilnya untuk menolongnya sekarang, sosok itu sudah berbalik pergi dengan hati yang hancur.
***
Love is..
When i won't let you go.
***
el ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is..
Short StoryLove is.. Ku persembahkan padamu kisah tentang arti cinta. Lihat dan resapi agar kelak kau mengerti.