Sepasang mata itu tak dapat teralih dari pemandangan yang ada di depannya sekarang. Hatinya sakit, seakan baru saja ditusuk oleh ribuan benda tajam dan berdarah-darah. Gadis itu mengeratkan pelukannya pada pinggang lelaki itu.
Lelaki itu mulai menyadari ada yang tidak beres kala ia merasakan sesuatu yang basah menyentuh punggungnya. Gadisnya menangis, begitulah kira-kira pikirnya.
"Hey, ada apa?" Tanya lelaki itu.
Saat ia ingin membalikkan badannya, gadis itu menahannya, "aku ingin seperti ini, sebentar saja."
Tangis gadis itu mulai terdengar. Begitu menyayat hatinya. Ada apa dengan gadisnya?. Ia mengedarkan pandangannya kesekitar dengan teliti sampai mata itu menemukan penyebabnya. Lelaki itu menggeram marah lantas meyalakan kembali motornya dengan derum yang sengaja ia keraskan.
Beberapa orang menoleh ke arahnya, tak terkecuali dengan pria itu. Mata hitamnya nampak membesar terkejut kala melihat gadis itu dibonceng oleh lelaki itu. Pria itu ingin menghampirinya tapi lelaki itu segera melajukan motornya menjauhi area taman. Lelaki itu melirik ke arahnya dengan sinis. Sorot mata kebencian jelas terlihat di sana.
Lelaki itu melajukan motornya dengan cukup cepat. Di belakang punggungnya masih ia rasakan jika gadis itu belum berhenti menangis. Ia memperlambat laju motornya kala ia sampai di sebuah danau buatan tepat di pinggiran kota. Lelaki itu mencopot helmnya dan melirik ke belakang.
"Apa kau tak apa?"
Gadis itu masih sesenggukan dengan air mata yang masih mengalir dari kedua bola matanya, "ya, i'm fine."
Lelaki itu menghembuskan nafasnya lantas menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Gadis itu melingkarkan tangannya dan mulai menagis kembali. Sesak di dadanya belum hilang, malah kian bertambah kala mengingatkan kembali.
"Hey, everything will be okay. Trust me, i'm here."
Akhirnya gadis itu mulai tenang. Ia mulai menguraikan pelukkannya dengan senyum kecil yang mulai terukir di sudut bibirnya.
"Apa aku terliat sangat menyedihkan?"
"Kau mau jawaban jujur?"
Gadis itu mengangguk dengan salah satu tangan yang masih mengusap matanya, "tentu."
"Iya, kau sangat menyedihkan. Bahkan macan pun akan takut jika melihatmu sekarang."
Gadis itu tertawa paksa dengan tangan yang ia acungkan pada lelaki itu, "kau mau ini?"
"Uu atut."
Lelaki itu lantas tertawa dan mulai berlari menjauh saat gadis itu hendak memukulnya. Gadis itu tak tinggal diam dan mulai mengejarnya. Saat lelaki itu tertangkap, ia dengan sigap segera mengepalkan tangan mungilnya dan menghujamnya dengan pukulan-pukulan ringan. Bukannya kesakitan lelaki itu justru tertawa dengan tangan yang mulai menggelitiki gadis itu.
"Revenge," pekik lelaki itu. Tawa pun keluar dari bibir keduanya.
***
Love is..
When you change my tears into a bright smile.
***
el ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is..
Short StoryLove is.. Ku persembahkan padamu kisah tentang arti cinta. Lihat dan resapi agar kelak kau mengerti.