20. (A) Love is..

32 4 2
                                    

Sungguh gadis itu tak menyangka jika sekarang ini ia tengah menanti kehadiran sesesok lelaki menyebalkan itu untuk menjemputnya. Kau tau, saat ia menginginkan pertanggung jawabannya atas kejadian tempo hari, berarti ia harus menemani lelaki itu berjalan-jalan sore ini.

Bukannya tidak mungkin jika ia menolak menemaninya, itu bisa saja ia lakukan tapi entah kenapa hatinya tidak sejalan dengan otaknya. Ada sesuatu dalam sorot mata lelaki itu yang membuatnya tak kuasa menolak.

Mata itu mengingatkannya pada seseorang, entah siapa. Saat pikirannya masih mengelana, sebuah motor bebek berjalan ke arahnya. Dengan helm hitamnya si pengendara mulai menghentikan sepeda motornya.

"Woi, naik." Sepasang tangannya menyodorkan sebuah helm pink yang sudah disiapkannya dari rumah. Gadis itu masih bergeming sampai helm itu menghantam pelan perutnya.

"Aduh." Gadis itu terkesiap kaget. "Kau ini apa-apaan sih."

Lelaki itu diam saja dan melirik sekilas pada helm yang ia lemparakan tadi dengan gemas, "pakai."

Gadis itu menggerutu lantas menuruti perintah dari lelaki itu. Setelah selesai ia segara naik ke boncengan dan menepuk pundak lelaki itu menandakan bahwa ia sudah siap.

"Apa kau kira aku tukang ojek," geram lelaki itu tak terima atas apa yang diperbuat gadis itu padanya.

Gadis itu mengendikkan bahu acuh dan mulai berpegangan pada jaket lelaki itu. Lelaki itu meliriknya sinis dari kaca spion lantas menyalakan motornya dan berlalu pergi. Tak ada perbincangan diantara mereka. Hanya hening dan suara deru motor yang terdengar. Jalanan yang mereka lewati pun cukup lenggang.

"Kita mau kemana?"

"Liat saja nanti," ucap lelaki itu dengan misterius.

"Apa kau mau menculikku?!" Pekik gadis itu.

Lelaki itu memutar bola matanya, "memangnya ada yang mau membeli kucing liar sepertimu?"

"Sialan," umpat gadis itu disertai pukulan ringan di bahunya.

Lelaki itu terkekeh melihat wajah cemberut gadis itu. Dia manis sekali, batinnya.

Tak terasa mereka sudah sampai di taman kota. Taman yang sama saat ia dan prianya belajar dan membagikan makanan ringan pada anak-anak di sini. Gadis itu tersenyum mengingatnya. Sudah dua hari ini ia tak melihat prianya. Entah ia dimana dan dengan siapa. Seketika wajah gadis misterius itu terlintas di kepalanya. Apa mungkin ia sedang bersamanya?, batinnya.

Menyadari gadis itu tak kunjung turun dari motornya. Lelaki itu menggoyangkan sedikit body motornya. Gadis itu terkesiap kaget lantas memeluk lelaki itu secara spontan, lelaki itu mematung karenanya. Jantungnya seakan hampir copot saking cepatnya ia berdetak. Ia tak menyangka akan mendapatkan pelukan. Sedikit rona merah mulai menjalari pipinya. Ia malu. Lelaki itu mengalihkan pandangannya untuk menutupinya.

Disisi lain, gadis itu tengah termenung dengan hati remuk kala sepasang matanya tak sengaja melihat prianya tengah menyantap es krim bersama dengan gadis misterius itu di kedai seberang jalan.

***

Love is..

when i'm close to you, i feel so shy.

***

el♡

Love Is..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang