Hujan. Satu kata itu berhasil mengubah mood gadis itu menjadi berantakan. Bukan apa-apa, pasalnya gadis itu lupa membawa payung ataupun jas hujan. Jangankan kedua benda itu, jaket saja ia tak bawa.
Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri karena hawa dingin yang mulai merasuk ke dalam tubuhnya. Gadis itu memaki pelan kenapa hujan selalu datang disaat yang tidak tepat.
Pandangan gadis itu meliar, menatap nyalang sekitar karena hari mulai petang. Ia sendirian di sana. Disebuah halte bus dekat dengan sekolahnya.
Gadis itu terlihat gemetar karena menggigil. Sampai sesuatu yang hangat mendekap tubuhnya.
"Buat kamu, sepertinya kau tidak tahan dengan suhu dingin."
Suara itu lagi. Entah ia harus memekik girang atau menyumpah serapahi pria yang ada di hadapannya saat ini karena telah membuat jantungnya menggila.
"Terimakasih, tapi bagaimana denganmu?" Tanya gadis itu dengan meliriknya yang hanya memakai kemeja sekolah dengan celana panjangnya.
Melihatnya saja gadis itu tau kalau pria itu juga tengah melawan hawa dingin karena pakaian sekolahnya itu begitu tipis.
Gadis itu segera membuka jaket itu kembali sebelum kedua tangan pria itu menyentuh bahunya agar tak melepaskan jaket itu.
"Aku tak apa, apa kau pikir aku selemah itu sampai hujan kecil seperti ini membuatku kedinginan?" Pria itu terkekeh singkat.
"Tap-"
"Sst diamlah, kau jauh lebih membutuhkannya dibanding aku."
Seketika bibir gadis itu terasa kelu saat ingin berucap. Ia senang ah bukan, tapi sangat-sangat senang. Bagaimana tidak jika pria impianmu sekarang tengah memperlakukanmu dengan manis seperti ini.
"Terimakasih," gumam gadis itu disertai senyum manis.
"Kenapa kau selalu berterimakasih saat bersamaku? Padahal aku tak merasa melakukan sesuatu yang hebat padamu."
"Bukan tentang sesuatu yang hebat, tetapi tentang perlakuan sederhanamu yang sangat manis bagiku."
"Apa iya? Aku hanya melakukan apa yang aku bisa dan aku rasa ucapanmu itu terlalu berlebihan untukku." Pria itu menengadah, melihat pada awan hitam yang masih setia menangisi sang bumi.
Gadis itu tersenyum, itulah sifat pria-nya. Ya pria-nya. Ia sangat baik. Dan disaat itu juga gadis itu jatuh semakin dalam padanya tanpa kepastian.
***
Love is..
when you offer me your jacket, because you know I can't resist coldness.
***
el ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is..
Short StoryLove is.. Ku persembahkan padamu kisah tentang arti cinta. Lihat dan resapi agar kelak kau mengerti.