21. Love is..

48 4 1
                                    

Tak ada yang ingin bersuara diantara mereka berdua. Mereka saling diam tak seperti pada hari-hari biasanya. Canggung. Mereka saling menghindari tatapan masing-masing.

"Apa yang ingin kau bicarakan tuan?" Tanya gadis itu dengan lirih.

Pria itu termenung, menyusun kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaan saat ini, "aku tak suka kau bersamanya."

Gadis itu segera menoleh secara spontan kepadanya dengan alis mengkerut tak suka, "apa maksutmu?"

"Lelaki brengsek itu. Aku tak suka jika kau dekat-dekat dengan dia!"

Gadis itu tersenyum sinis padanya dengan tatapan tak percaya. Bagaimana bisa ia marah hanya karena itu. Ia sungguh tak percaya.

"Lelaki brengsek? Lalu apa namanya dirimu?" Tanyanya dengan nada mencemooh.

Pria itu menoleh ke arahnya dengan kaget. Tak percaya bahwa gadis itu berani berkata demikian kepadanya. Ia pasti sudah dipengaruhinya, dasar lelaki sialan. Umpatan itu terus terlontar dibenaknya.

"Memangnya ada apa denganku? Aku tak melakukan apapun."

"Tak melakukan apapun katamu? Lalu apa yang kau lakukan dengan gadis di kedai es krim kemarin? Apa?" Pekik gadis itu.

"Ada apa denganmu? Itu urusanku."

Gadis itu menggeleng tak percaya sebelum memekik dengan nyaring apa yang ia simpan selama ini.

"Aku menyukaimu, bodoh." Bersamaan dengan itu setetes air mata lolos dengan gadis itu yang berlari pergi.

Pria itu mematung di tempatnya berada. Ia tak percaya dengan apa yang ia dengar sekarang. Dia mencintaiku?, pikiran pria itu terus mengelana sampai satu pukulan tepat mengenai wajahnya. Dia tersungkur dengan erangan yang menjawab seberapa kencang pukulan itu.

"Apa yang kau lakukan?!" Pekik pria itu dengan tangan yang menyeka bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Aku sedang memberimu pelajaran." Gumam lelaki itu dengan tatapan tajam.

"Cih, lebih baik kau menyingkir sekarang, seb-"

"Apa? Kau mau memukulku? Silahkan," katanya dengan menantang. "Oh ya dan satu lagi, jangan kau sakiti dia lagi atau kau akan menerima akibatnya."

Dengan santai lelaki itu melenggang pergi. Pria itu tertawa sinis padanya.

"Kau tak akan bisa mendapatkannya," jawab pria itu.

"Oh ya? Lets see."

Jawaban dari lelaki itu membuatnya marah. Ia merasa terhina. Dan sekarang di otaknya tengah menyusun beberapa rencana untuknya. Ia tak akan membiarkan lelaki itu mendapatkannya.

***

Love is..

When i see you cry and i feel sick.

***

el ♡

Love Is..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang