Syok

1.5K 55 1
                                    


"Maaf kan aku... Aku engga bisa Al... Aku.. Aku.. Engga bisa.. Maaf.. " jawab ku dengan pandangan ke bawah. Aku menundukkan wajah ku.

" Kenapa?? Tolong kamu ceritakan siapa dia" sambung Ali

Aku diam seribu bahasa.

"Siapa namanya Muhi.. Aku tau dia yang ada dihati mu"

"Aku engga tau Al... "

" Maksud mu?? Dia ada atau gimana? Aku engga paham" tanya Ali

"A... Aku... Aku.. Engga tahu siapa nama nya Al"

"Apa?? "sontak Ali membelalakkan mata nya." Maksud mu apa? Jadi belum ada seseorang di hati mu?

Aku menggeleng.
"Aku engga tau siapa namanya Al.. Kami bertemu saat kami umroh" jawab ku lirih

"Maksud nya kamu mengagumi nya dalam diam tanpa tahu siapa namanya?"

Aku mengangguk lemah.

"Astaga.. Aku hampir enggak percaya dengan hal ini, mana mungkin kita mencintai orang tanpa tahu siapa namanya"

Aku masih terdiam mendengarkan kata-kata Ali.

"Em.. kamu tahu dia berasal dari mana biar kita bisa mencari nya"

Aku pun menggeleng.

"Apa?? Kamu pun tak tau dari mana asalnya" kata Ali sambil berpindah posisi duduk berlutut di depan ku. Untung lah masih belum ada orang di ruangan rapat ini selain kami. Kalau tidak,, apa kata orang melihat Ali duduk berlutut di depan ku.

"Iya Al.. Aku engga tahu siapa namanya. Siapa keluarga nya. Dari mana asalnya dan dimana dia sekarang.  Yang aku tahu dia yang menyelamatkan orang tua ku saat mereka tersesat dulu"

"Terus mau sampai kapan kamu menunggu dia yang tak pasti"

"Aku engga tau Al.. Aku hanya tahu kalau aku mengharapkan nya. Aku hanya yakin.. Kalau dia yang tertulis di lauful mahfuz bersanding dengan ku pasti kami akan bertemu lagi" jawab ku. Tak kuat aku membendung rasa di hati ini. Aku tak kuasa menahan bulir-bulir air mata ku yang sekarang telah jatuh membasahi pipi mulus ku.

"Apa kamu yakin dengan ini? Bagaimana orang tua mu?"

"InsyaAllah  aku yakin.  Orang tua ku belum tahu hal ini. Cepat atau lambat aku akan menceritakan hal ini pada mereka"

"Aku mohon Muhi.. Jika kamu membutuhkan ku.. Aku siap Muhi.. Aku akan terus menunggu mu"

"Jangan begitu Al.. Silakan kalo kamu mau mencari wanita lain yang mungkin bisa membalas cinta mu. Maaf kalo aku engga bisa... "

" Sampai kapan pun... Aku akan terus menunggu mu Muhi"

"Jangan Al.. Jangan buat aku merasa bersalah. Cari lah wanita yang bisa membalas cintamu" kata ku dengan tetap menundukkan pandangan.

"Woi... Ada apa an nich.. Kok Ali sampai berlutut gitu.. Terima dong Muhi.. Ali beneran siap tuh ngelamar kamu" kata Mba Win

Aku dan Ali sontak terkejut.  Ali langsung mengubah posisi nya dengan berdiri menjauh dari ku.

"Cie... Cie... Ayo Muhi.. Terima aja" lanjut teman-teman ku yang lain kompak

Aku tertunduk malu.

" Cie.. muhi.. Ayo dong.. Jangan diam aja.. Kasian tuh Ali" kata yang lain

"Ayo Muhi.. Terima.. Cie.. Cie.. " sambung yang lain.

Aku semakin malu dibuatnya. Muka ku makin merah. Merah karena malu bukan nya merah karena membalas perasaan pada Ali.

Aku dan kamu dalam doa (complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang