Terbang

1.3K 46 0
                                    


" Jangan abi...ia telah menjadi istri orang lain... Hiks... Hiks... Hiks.. " jawab Ari sambil menangis dalam pelukan abi

Abi pun menitik kan air mata. Ia mengerti akan derita anak semata wayang nya. Ia tahu anak nya itu sangat mencintai wanita yang selalu disebut nya dalam keadaan ia tak sadar kan diri. Sama hal nya seperti apa yang dirasakan abi, umi pun sangat sedih mendengar penuturan Ari.

Tak ada lagi Ari yang ceria, tak ada lagi Ari yang aktif. Sekarang Ari terlihat bagai raga yang tak bernyawa. Ia memang masih bernapas, tapi tak berdaya, tak ada kekuatan untuk menjalani hidup nya.

Wajah Ari yang pucat dan tak terurus dengan ditumbuhi jambang dan kumis yang berantakan semakin menambah kesan bahwa pemilik nya sedang sakit. Terlebih dengan tatapan matanya yang kosong, memancarkan kepedihan yang luar biasa.

Ari tergeletak lemah di atas tempat tidur. Wajah nya pucat. Bibir nya kering. Badan nya demam. Demam nya pun tak kunjung turun. Ia pun lebih banyak tertidur sambil mengigau. Ia selalu saja menyebut nama Muhi dalam tidur nya.

"Muhi.. Muhi.. Muhi.. " igau nya

Abi yang tertidur duduk di samping Ari menyentuh kepala Ari.

" Mi.. Demam nya sepertinya naik lagi, kita panggil suster aja ya mi..

"Iya Bi.. Biar umi panggilin suster" kata umi sambil melangkah menuju pintu

"Umi biar disini jaga Ari, biar abi yang panggil suster"

Umi pun mengangguk. Ia kembali ke dekat Ari. Ia menyentuh kepala Ari, anak yang pernah disusuinya dulu sewaktu kecil. Ia menangis melihat kondisi putra nya. Begitu dalam nya kah cinta anak ini kepada wanita yang selalu disebut-sebut nya. Ari memang tertutup untuk urusan pribadi sehingga abi dan umi tidak mengetahui kalau putra mereka mencintai seorang wanita. Mereka memang beberapa kali akan menjodohkan Ari dengan anak teman mereka namun Ari selalu menolak nya. Ari selalu punya alasan tepat untuk menolak tawaran itu, sehingga mereka tak menyadari kalau Ari sudah mempunyai tambatan hati.

Abi kembali dengan seorang suster. Suster kemudian memeriksa kondisi Ari, benar saja suhu tubuh Ari memang naik dan kini menjadi 41°c. Ari kejang dan tak sadar kan diri. Suster dengan cepat menekan tombol untuk meminta pertolongan dan dokter pun datang untuk menangani Ari. Ari dipindahkan ke ruang ICU untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

-----------------------------------------------------

Sudah sebulan Ari di rawat di ruang ICU dengan peralatan medis yang banyak. Ia mengalami koma sebulan lamanya. Dengan setia abi dan umi menunggu Ari bergantian, berharap akan kesembuhan Ari. Doa selalu mereka panjatkan pada Allah meminta kesembuhan Ari.

Abi dan umi ingin sekali mencari tahu siapa Muhi. Tapi sampai sekarang pun mereka tak mendapat petunjuk siapa Muhi. Mereka masih berusaha menggeledah kamar Ari untuk mencari tahu keberadaan Muhi, walaupun mereka tahu bahawa kini Muhi sudah menjadi milik orang lain. Namun mereka hanya ingin meminta agar Muhi di ijin kan oleh suaminya agar dapat menengok Ari barang sekali, siapa tahu Ari dapat mendengar suara Muhi dan termotivasi untuk sembuh walaupun kini ia sedang koma.

Pagi ini umi menemukan buku harian Ari yang terletak di dalam sarung bantal di kamar Ari. Ternyata Ari menuangkan segala keluh kesah nya dalam buku itu.

Dear diary,
05022012, Mekkah
Hari ini aku bertemu gadis cantik saat aku membantu sepasang orang tua yang sedang tersesat. Kami bertemu di lobby hotel tempat mereka menginap. Aku tak sengaja bertemu anak mereka yang aku lupa bertanya siapa namanya. Hati ku bergetar hebat saat pandangan kami bertemu, aku langsung menundukkan pandangan setelah beberapa detik. Aku tidak ingin memandang nya, takut syahwat. Aku sepertinya telah jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku yakin ia masih SMA, ia masih polos. Tangis nya pecah ketika melihat kedua orang tua nya, geli rasanya aku melihat wajah dan kelakuan nya yang masih kekanak-kanakan namun dari situ lah aku mulai menyukai nya.

Aku dan kamu dalam doa (complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang