SMS

1.4K 47 2
                                    

Muhi terbangun mendengar suara alarm dari hp nya. Ia selalu memasang alarm pada jam 03.00 pagi.
Ia merasakan ada tangan kekar yang tengah memeluk pinggang ramping nya. Ia melihat suami nya yang masih tidur menghadap ke arah nya. Ia perhatikan setiap garis wajah suaminya yang memang nyaris sempurna. Ia memang patut bersyukur karena mendapatkan suami setampan dan sebaik Adnan. Adnan bisa saja memilih 100.000 wanita yang lebih baik dari Muhi dan di pilih untuk dijadikan istri. Tapi Adnan lebih memilih  Muhi untuk mendampingi nya mengarungi bahtera rumah tangga.

Muhi berjanji akan belajar mencintai suami nya. Ia yakin, seiring berjalan nya waktu, hatinya akan mencintai suaminya sepenuh hati sama hal nya seperti yang dirasakan oleh suaminya untuk nya.

"A..bangun..udah jam 3..kita tahajud yuk" kata Muhi sambil mengguncang lembut tangan kekar milik Adnan

"Emmm..." Adnan menjawab sambil kian erat memeluk pinggang Muhi

"A...bangun..."

"Iya..sayang.." sambil membuka mata nya.

"Ayo mandi A..biar aku siapin baju nya"

"Kamu udah mandi?? "

" Belum.. Hehehe.. " sambil tersenyum menampakkan sederet gigi putihnya

" Sayang.. Makasih ya.. Kamu udah menjadi istriku seeutuhnya. Makasih atas segalanya.. I love u....  " kata Adnan sambil memandang dan menyentuh bibir Muhi dengan tangan nya.

" Makasih juga atas semua nya A..jangan pernah berubah kepada ku" jawab Muhi dengan mata terpejam karena merasakan efek sentuhan Adnan. Sungguh tubuh Muhi langsung bereaksi akibat dari sentuhan Adnan.

"Kamu engga sakit kan sayang tadi malam.. "

Muhi menggelengkan kepalanya sambil menunduk. Ia malu jika mengingat kejadian tadi malam..

" Setelah sholat subuh.. Kita lanjutin lagi ya sayang.. Kejar setoran.. " goda Adnan

Muhi hanya tersenyum malu.

" Ayo mandi A...ntar waktu tahajud nya habis.. Ayo kita mandi dulu.. " ajak Muhi

" Kita mandi berdua ya sayang... "

" Jangan.. Jangan.. Kamu duluan aja A... Biar aku siapin baju mu"

"Ayo..lah..sayang..kita cuma mandi bersama.. Engga lebih.. Aku juga engga mau kita main di dalam rumah syaitan. Aku juga ingin melahirkan keturunan yang baik.. Jadi aku engga akan melakukan itu di kamar mandi.. Kamu mau kan mandi berdua dengan ku? "

Muhi lalu menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia telah setuju dengan permintaan Adnan. Mereka pun menyiapkan baju ganti dan perlengkapan sholat setelah itu Adnan menggendong Muhi ke kamar mandi. Muhi memeluk leher Adnan dan menyandarkan kepalanya pada dada Adnan yang aduhai. Muhi sambil melirik sekilas ke arah dada Adnan yang tak tertutup kain. Adnan memang masih bertelanjang dada sejak kejadian itu. Semua bagian tubuh Adnan memang indah, termasuk dada bidang milik nya yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan lembut. Muhi senang sekali mencuri pandang ke arah dada itu. Dada bidang yang telah memberikan rasa nyaman pada kepala dan mata Muhi.

Sungguh Adnan adalah sosok suami yang romantis, apapun yang ia lakukan selalu saja bisa menggerakkan hati Muhi. Ia membantu Muhi menggosokkan sabun pada punggung Muhi. Ah.. Indahnya ternyata pacaran setelah nikah.. Karena kalo pacaran sebelum nikah engga ada acara gosok-gosokan sabun pada punggung. Hehehe.

Muhi merasakan perih saat berjalan di kamar mandi dan saat buang air kecil pada daerah intim nya. Muhi berpikir Mungkin efek dari ibadah tadi malam.
Adnan melihat Muhi yang berjalan dengan sedikit aneh.. Ia merasa ini akibat ibadah itu. Adnan pun menanyakan nya pada Muhi, tapi Muhi bilang baik-baik saja.

Kemudian mereka sholat tahajud berjamaah. Dilanjutkan Muhi yang setoran hafalan Al qur'an nya. Muhi batu hafal 5 juz..suami nya pun kemudian mengajari agar Muhi memerintah bacaan alquran nya dengan tilawah. Setelah selesai mengajari Muhi, maka ia pun mengulang hafalan Al qur' an nya. Muhi sangat senang mendengar lantunan ayat suci Al qur'an oleh Adnan. Suara suaminya itu memang sudah sering ia dengar bahkan sejak ia smp dulu.

Mereka melanjutkan dengan sholat subuh berjamaah. Setelah selesai sholat, Adnan membantu melepas mukena Muhi. Kemudian ia gendong Muhi dan ia kembalikan ke tempat tidur. Mereka pun melakukan ibadah itu lagi untuk yang kedua kali nya. Adnan tetap melakukan nya dengan perlahan. Mereka melebur menjadi satu. Napas mereka saling memburu. Mereka saling mendesah karena nikmat. Keringat telah membanjiri tubuh mereka. Adnan mengakhiri dengan sebuah ciuman pada bibir Muhi. Ia pun lalu turun dari tubuh Muhi berbaring di samping istri tercinta nya. Ia memeluk erat Muhi dan mencium lembut kening istri nya. Kemudian melepaskan pelukan nya. Napas mereka masih tak teratur. Rasa lelah bercampur bahagia tengah mereka rasakan. Sebuah selimut sedang melindungi tubuh bugil mereka.

"Makasih ya sayang.. Aku begitu menikmati setiap jengkal tubuh manis mu. Makasih kamu sudah mempercayakan nya padaku.. Apa kamu puas dengan setiap perlakuan ku, jika ada yang belum membuat mu puas dan ada yang ingin kita perbaiki, mari kita bicarakan.. Agar kamu dan aku sama-sama merasakan nikmat nya dan merasa puas.. "

Muhi tersenyum dan merasa terbang ke awan akibat perlakuan dan kata-kata Adnan. Sungguh Muhi memang beruntung mendapatkan suami seperti Adnan.

"  Sayang.. Kamu belum jawab pertanyaan ku.. Kamu puas?? "

Muhi pun mengangguk dan tersenyum malu.

" Aku sungguh beruntung punya suami seperti mu A... Makasih atas semuanya"

"Sama-sama sayang.. Aku juga manusia yang tak luput dari khilaf, aku mohon, jika aku khilaf, tolong ingatkan aku, aku pun sangat beruntung punya istri seperti mu.. "

Tiba-tiba hp Adnan berbunyi. Muhi mengambilnya dari atas nakas dan menyerahkan kepada Adnan. Ternyata sms dari Ari. Ari memberi tahu bahwa ia akan pulang pagi ini. Sekarang ia telah di bandara. Ia meminta maaf karena tak bisa pulang besok sesuai kesepakatan waktu yang telah ia buat dengan Adnan. Ada urusan yang tak bisa ditunda, yang mengharuskan nya kembali ke Palembang.

Adnan dan Muhi langsung meluncur ke bandara setelah mendapat sms dari Ari, ya tentu saja setelah mereka mandi junub. Adnan ingin bertemu dengan sahabat karib nya.

------------------------------------------------------

Di ruang tunggu, Adnan mencari keberadaan Ari. Ia lalu melihat seseorang yang duduk sendiri. Adnan dan Muhi pun langsung menghampiri.

Adnan langsung memeluk Ari. Ia masih rindu dengan sahabat nya ini. Muhi merasa canggung berdiri disana. Ia bak patung yang diam tak bergerak. Mereka kemudian duduk bertiga dengan Adnan yang berada di tengah. Adnan asyik berbincang dengan Ari. Muhi masih saja diam. Ia mengeluarkan suara hanya bila Adnan berbicara padanya. Ari tidak mengajak nya ngobrol sama sekali. Ia masih merasakan sakit jika melihat sosok pria masa lalu nya ini. Ingin rasanya ia pergi jauh agar ia tidak melihat seseorang dari masa lalu nya. Ia masih tak tahan jika melihat pemuda itu. Walaupun ia sudah berusaha untuk melupakan. Mengapa rasa itu masih belum bisa ia musnahkan seluruhnya.

Muhi bertanya-tanya dalam hati, apakah pemuda yang ada di sebelah Adnan tidak pernah merasakan apa yang ia rasakan atau mungkin sudah lupa dengan dirinya. Sungguh bodoh rasanya Muhi karena bisa-bisa nya ia memikirkan sesuatu yang tak pasti. Untuk apa ia mencari jawab nya jika sudah jelas terlihat, pemuda itu acuh kepadanya.

Pemuda itu memang terlihat tidak pernah mengenal Muhi. Ia cuek dengan Muhi sama hal nya seperti awal mereka bertemu. Ia terlihat asyik ngobrol dengan Adnan. Adnan pun sepertinya sudah melupakan keberadaan istrinya jika sudah asyik dengan sahabat nya. Muhi merasa dicuekin. Ia pun berdiri dan akan berjalan ke mana kaki nya melangkah. Tapi baru selangkah ia berjalan, Ari sudah memanggilnya dan Adnan pun menoleh ke arah istrinya. Adnan meminta maaf pada Muhi, karena keasyikan ngobrol. Pada saat yang bersamaan Ari mendengar bahwa penumpang tujuan Jakarta memasuki pintu 2. Ari akan transit menuju Palembang. Kemudian Ari dan Adnan berpelukan. Ari pun pergi meninggalkan mereka.

Aku dan kamu dalam doa (complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang