Tak terasa esok adalah hari dimana Adnan dan Muhi melangsungkan resepsi perkawinan. Untuk yang sekedar memandang, waktu antara pernikahan dan resepsi sangat lah dekat, tapi bagi Muhi yang sudah jatuh cinta pada kekasih hati nya yang berlabel halal waktu beberapa hari berpisah dari Adnan menunggu waktu resepsi sangatlah lama. Bagaimana tidak, Muhi merasakan ada yang beda dalam menjalani hari-hari nya. Muhi terlihat murung karena merasakan perasaan yang gado-gado telah berkecimpung dalam hatinya. Ia merasa kangen dengan semua tingkah Adnan termasuk rayuan gombal pasangan nya itu. Sekaligus khawatir dengan Adnan yang berada jauh dari nya. Khawatir takut terjadi apa-apa dengan Adnan.
Entah bagaimana menjelaskan apa yang terjadi di hati Muhi, ketakutan dan kekhawatiran yang ia rasakan sangat lah besar. Beberapa kali Muhi beristigfar. Ia tidak pernah merasa seperti ini, tepat nya merasa khawatir yang berlebihan.
Hanya doa yang menguatkan nya dalam penantian menunggu kedatangan orang yang dicintai.Muhi masih melamun memikirkan orang yang telah mengisi jiwanya. Tangan nya yang telah selesai dihiasi henna tak menarik perhatian nya. Pikiran dan hatinya seakan pergi melayang entah kemana.
"Muhi.. Adnan jam berapa berangkat dari India? " mama bertanya pada Muhi..
Muhi tak mendengar sehingga ia tak menggubris kata-kata mama.
" Muhi.. Kok melamun" tanya mama sambil menggoyang lembut tubuh Muhi.
"Hah.. Iya ma..kenapa??"
"Kok kamu melamun.. Mama tadi nanya, Adnan jam berapa pulang dari India? Biar kita bisa jemput ke bandara
" Tadi sih dia telp katanya insyaallah jam 7 malam sudah sampai jakarta. Dan penerbangan jam 8 malam pulang kesini"
"ya udah.. Berarti jam 10 jam kita kan dia tiba disini. Nanti jam 09.45 wita kita sdh di bandara. Kamu ikut engga? "
" iya.. Aku ikut ma.." jawab ku antusias.
"Ye..ka Muhi.. Kalo udah urusan ka Adnan aja.. Lebih cepat dari pesawat zet" cerocos Qilla
Muhi terkekeh mendengar Qilla.
Muhi baru menyadari lukisan henna yang sangat indah di tangan nya. Ia begitu takjub dengan pemandangan punggung dan telapak tangan nya bak permaisuri India. Muhi pun tersenyum bahagia melihat hasil kreasi ini. Ia begitu tidak sabar ingin menunjukkan lukisan henna di punggung dan telapak tangan nya pada suami nya. Ia juga sudah tak sabar ingin melepas rindu pada lelaki yang telah membuat ia jatuh cinta.
--------------------------------------------------------
Sudah setengah jam Muhi dan keluarga menunggu kedatangan Adnan di bandara. Tapi tanda-tanya kemunculan Adnan masih juga belum nampak. Muhi gelisah, bolak balik dari posisi duduk ke berdiri. Kadang juga terlihat mondar mandiri berjalan dari ujung ke ujung. Tingkah nya membuat semua keluarga yang ada merasa ikut khawatir.
"Muhi.. Ayo duduk.. Jangan gelisah sayang.. Kamu mau kita minum dulu sayang sambil menunggu kedatangan Adnan" kata mama dan bunda
"Engga ma..bun..biar Muhi tetap disini menunggu ka Adnan datang" jawab Muhi datar
Cukup lama mereka diam, tak saling mengeluarkan kata-kata. Hanya pandangan mereka yang beradu. Sesekali mereka saling tersenyum menguatkan diantara gelisah.
Tiba-tiba handphone Muhi berbunyi ternyata Adnan yang nelpon."Assalamualaikum A..dimana?"
"O...delay..iya.. Kami tunggu kok.. "
" waalaikum salam.. " cicit Muhi sambil tersenyum.
" Alhamdulillah ka Adnan sudah di jakarta. InsyaAllah 1 jam lagi sampai, sekarang udah di pesawat"
"Alhamdulillah.. " jawab semua dengan kompak
----------------------------------------------------
" Ka Adnan.. " teriak Muhi sambil berlari ke menghampiri Adnan
Mereka langsung berpelukan melepas kangen di dalam dada.
"Ekhm.. Ekhm.." papah berdehem mengingatkan bahwa dunia tidak hanya milik Adnan dan Muhi.
Adnan dan Muhi yang tersadar atas kejadian ini, langsung melepaskan pelukan satu sama lain. Mereka berdiri menjaga jarak. Sambil senyum senyum sendiri salah tingkah karena menjadi pusat perhatian.
"Masih mau kangen kangen an disini atau mau pulang sekarang.. Besok kan kalian harus menjadi raja sehari.. " kata papah mengingat kan.
" iya pah..kita pulang sekarang" jawab Adnan
Mereka pun akhirnya sampai ke rumah jam 12 malam. Mereka langsung ke rumah orang tua Muhi.
"Adnan ikut kami pulang atau disini" goda ayah
" Adnan boleh nginep disini yah?" tanya Adnan nyengir kuda.
"Enak aja.. Mau nginep disini.. Yang ada kamu bukan nya tidur istirahat buat nyiapin diri untuk esok, tapi malah begadang menatap Muhi sepanjang malam" lanjut bunda
"Iya.. Besok aja kamu Nan nginep disini, sekarang kamu lebih baik pulang dulu, istirahat ya Nan"kata papah menimpali
Adnan dan Muhi pun mau tidak mau menuruti kata-kata orang tua mereka. Mereka tidak ingin membantah kata - kata orang tua yang begitu menyayangi mereka, terlebih ini untuk kebaikan mereka juga.
Adnan pun memeluk erat Muhi sebelum pergi meninggalkan rumah orang tua Muhi. Ia pun membisikkan sesuatu di telinga Muhi hingga wajah Muhi memerah.
"Tunggu aku besok malam yahh sayang.. Aku tak ingin melepaskan mu dari pelukan ku" kata Adnan berbisik di telinga Muhi
"Aku tau kamu blushing sayang.. Kamu makin cantik aja kalo blushing" lanjut Adnan seraya berbisik sambil mengusap lembut puncak kepala Muhi
"Aku pulang dulu ya Dek.. Ma..pah..Assalamualaikum "
Kata Adnan" waalaikum salam.. Hati - hati di jalan ya nak.. "
" Kami juga pamit pulang, insyaallah kita ketemu esok pagi" kata ayah
Mereka pun saling berpelukan sebagai salam perpisahan. Keluarga Adnan telah pulang. Muhi masih senyum senyum sendiri.
"Cie..ka Muhi.. Seneng banget rupanya, cie..ada yang blushing nich" gada Qilla sambil berlari menjauh karena ia tahu apa yang akan dilakukan Muhi padanya.
"Iiih... Ngapain sih kamu Qill, bisa nya cuma godain kaka, awas ya kamu Qill.. " sambil berlari mengejar adik kesayangan nya itu
Qilla langsung mengunci pintu kamar nya setelah sampai pada kamarnya. Ia yakin Muhi akan masuk ke dalam dan memukul jidat nya, jadi sebelum itu terjadi lebih baik ia mengamankan dirinya agar terhindar dari kejadian itu.
Benar saja, Muhi jadi ngedumel sendiri ketika tahu kalo ia sudah kalah cepat dari adik nya. Ia tak sempat membalas tingkah konyol adik semata wayang nya itu.
Ia pun kemudian berjalan ke kamar nya. Ia merebah kan diri nya di kasur tempat ia dan Adnan tidur sekamar pertama kalinya. Tidur sekamar disini dalam hal arti sebenarnya.. Jangan berpikiran mesum yahh, jangan mikir kemana-mana soalnya mereka belum ber malam ZAFAF. Ia tersenyum bahagia sambil memandang foto Adnan dan dirinya dengan adegan cium tangan setelah ijab qobul di dinding kamar nya. Ia tersenyum melihat wajah Adnan yang tampan di foto itu. Wajah nya yang dihiasi dengan senyum menawan yang menggerakkan jiwa. Muhi jadi teringat dengan kata-kata Adnan kalau Adnan meminta nya menunggunya besok malam dan tak ingin melepaskan nya dari pelukan. kata-kata itu yang selalu terngiang-ngiang di telinga nya.
Duh,, jadi gugup sendiri membayangkan nya. Muhi yakin, pasti Adnan akan meminta hak nya sebagai seorang suami malam besok dan bagaimana ini, Muhi jadi malu sendiri setiap kali memikirkan nya. Muhi beberapa kali menutup wajah nya dengan telapak tangan nya bila mengingat kata-kata maut Adnan.. Sambil tersenyum Muhi membuka tangan nya yang menutupi wajah imut nya. Ahh, membayangkan saja sudah begini rasanya, apalagi hal itu benar-benar terjadi. Entah lah.. Kita lihat besok bagaimana kelanjutan nya. Duh,, yang masih jomblo fisabilillah jangan baper apalagi ngiler.. Cepet di halalin aja biar bisa tahu apa yang dirasakan Muhi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan kamu dalam doa (complete)
SpiritualHidup tak selalu seperti apa yang kita harapkan begitu pula dengan hati. Kadang apa yg hati kita ingin kan bisa berbeda jauh dengan apa yang kita ucapkan. Ini tentang aku yang mengharapkan mu menjadi kekasih halal ku dan hanya mengharap kau lah yang...